Blog

Simak informasi selengkapnya mengenai penyebab, gejala, dan penanganan ruam popok di artikel ini.

Ruam Popok: Penyebab, Gejala, Penanganan, dan Pencegahan

Pernahkah bayi tiba-tiba rewel atau merasa tidak nyaman? Hal ini mungkin disebabkan oleh diaper rash atau ruam popok. Ruam popok adalah infeksi dan iritasi kulit sekitar area lipatan paha, pantat, dan kelamin akibat penggunaan popok. Ketahui lebih lanjut mengenai penyebab dan gejala ruam popok.

Ada beragam faktor yang menyebabkan ruam popok, misalnya penumpukan urin dan tinja di popok, penggunaan popok yang terlalu ketat, atau gangguan kulit, seperti dermatitis atopik atau dermatitis seboroik. Meski tidak berbahaya, namun pada kasus tertentu, ruam popok perlu ditangani oleh dokter. Simak informasi selengkapnya mengenai penyebab, gejala, dan penanganan ruam popok di artikel ini.

Penyebab Ruam Popok

Berikut beragam faktor yang menyebabkan ruam popok pada bayi:

  • Paparan urin dan tinja di popok dalam waktu yang lama, sehingga menyebabkan iritasi di kulit bayi.
  • Jenis kulit bayi yang sensitif.
  • Ukuran popok yang terlalu ketat memicu gesekan di kulit bayi.
  • Efek samping makanan baru yang dikonsumsi oleh bayi, sehingga memicu perubahan tekstur tinja dan frekuensi buang air besar.
  • Iritasi akibat penggunaan produk tertentu, misalnya bedak tabur bayi, sabun, bahan pelembut pakaian, dan deterjen.
  • Infeksi bakteri atau jamur akibat kulit yang lembap dan hangat karena tertutup popok dalam waktu yang lama.

Gejala Ruam Popok

Ruam popok ditandai dengan iritasi dan kemerahan pada kulit bayi di area yang tertutup popok, misalnya lipatan paha, bokong, dan sekitar alat kelamin. Kulit yang iritasi dan kemerahan tersebut juga mungkin terlihat bengkak dan hangat. Selain itu, ruam popok mungkin menimbulkan luka lepuh atau kulit bersisik di area yang tertutup popok. Kondisi ini menyebabkan bayi menjadi rewel ketika popok diganti atau area yang terkena ruam dibersihkan.

Kapan Harus ke Dokter?

Perawatan secara mandiri di rumah bisa dilakukan untuk mengatasi ruam popok, misalnya memastikan popok kering, memastikan sirkulasi udara di area yang tertutup popok terjaga, mengaplikasikan salep khusus untuk mengatasi ruam popok yang dijual bebas, dan mengganti popok secara berkala, terutama ketika popok sudah basah dan lembap.

Namun, jika perawatan mandiri di rumah tidak efektif mengatasi ruam popok atau bahkan semakin parah, segera bawa si kecil ke dokter. Selain itu, Anda perlu segera membawa bayi ke dokter jika muncul gejala-gejala berikut:

  • Cairan keluar dari ruam.
  • Ruam berdarah.
  • Demam.

Diagnosis Ruam Popok

Untuk mendiagnosis ruam popok, dokter akan memeriksa gejalanya, misalnya kulit kemerahan di area yang tertutup popok, misalnya kelamin, lipatan paha, dan bokong bayi. Setelah itu, dokter akan mengajukan pertanyaan terkait produk perawatan dan peralatan yang diaplikasikan pada kulit bayi, misalnya losion, popok, sabun mandi, atau deterjen untuk mencuci pakaian bayi. Hal ini dikarenakan penggunaan produk perawatan yang tidak sesuai dengan jenis kulit bayi meningkatkan risiko ruam popok. Selain itu, dokter akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan faktor yang mendasari ruam popok, misalnya tes swab kulit untuk mendeteksi infeksi jamur atau bakteri, atau tes alergi.

Penanganan dan Pencegahan Ruam Popok

Ruam popok yang ringan bisa ditangani dengan memastikan kulit bayi bersih dan kering, serta memastikan sirkulasi udara di area pemakaian popok terjaga. Selain itu, ada beragam cara yang bisa diterapkan untuk mengurangi gejala ruam popok pada bayi, yaitu:

  • Pakaikan popok yang sesuai dengan ukuran tubuh bayi dan hindari penggunaan popok dengan ukuran yang terlalu ketat.
  • Ganti popok secara berkala, terutama ketika popok sudah kotor.
  • Pastikan Anda mencuci tangan sebelum dan setelah mengganti popok.
  • Ketika mengganti popok, bersihkan kulit bayi dengan lembut, terutama area yang selalu tertutup popok.
  • Setelah kulit bayi dibersihkan, keringkan kulitnya secara perlahan sebelum dipakaikan popok baru.
  • Tidak mengaplikasikan bedak bayi di area kulit yang terkena ruam popok, karena berisiko memperparah iritasi kulit. Hindari juga penggunaan tisu basah atau sabun yang mengandung alkohol atau pewangi, karena berisiko memperparah ruam popok.
  • Untuk penggunaan popok kain, cuci dengan air hangat hingga bersih, namun jangan ditambahkan pewangi pakaian.
  • Bila ruam popok sedang terjadi, pakaikan bayi popok dengan ukuran yang lebih besar.
  • Hindari penggunaan popok pada bayi terus-menerus. Beri kesempatan kulit bayi untuk terkena udara, sehingga mengurangi risiko ruam popok atau mempercepat penyembuhan ruam popok.
  • Mandikan bayi dengan susu sebagai salah satu opsi penanganan.
  • Aplikasikan krim atau salep khusus untuk mengatasi ruam popok dengan kandungan petroleum jelly, zinc gluconate, atau zinc oxide yang dijual bebas. Namun, hindari penggunaan obat oles dengan kandungan asam salisilat atau difenhidramin tanpa resep dokter.

Jika ibu terbiasa memakaikan popok kain pada bayi, coba ganti dengan popok sekali pakai untuk mengurangi risiko ruam popok. Selain itu, jika ibu ingin mencuci popok kain, pilih deterjen dengan bahan yang lembut dan bersifat hypoallergenic.

Jika Anda sudah menerapkan cara-cara mengatasi ruam popok di atas, namun ruam popok yang dialami bayi tidak sembuh lebih dari 2 hari atau bahkan semakin parah, segera bawa si kecil ke dokter untuk diperiksa penyebabnya dan diberikan penanganan lebih lanjut. Selain itu, berikut obat-obatan yang mungkin akan diberikan oleh dokter untuk mengatasi ruam popok jika dokter menemukan indikasi yang sesuai:

  • Krim antibiotik, jika ruam disertai dengan infeksi bakteri.
  • Krim hydrocortisone, untuk mengatasi peradangan di kulit bayi.
  • Krim antijamur, misalnya miconazole, clotrimazole, dan nystatin.

Perlu diingat, obat-obatan di atas sebaiknya diaplikasikan ke kulit bayi yang sudah dicuci hingga bersih ketika mengganti popok bayi dan hanya digunakan sesuai resep dokter.

Tips Memilih Popok Bayi yang Tepat

Popok sekali pakai dan popok kain adalah dua jenis popok bayi yang umum digunakan. Namun, pemilihan jenis popok bayi yang tepat untuk mencegah ruam popok masih menimbulkan kebingungan bagi para ibu. Meski belum ada penelitian yang memastikan jenis popok bayi yang paling tepat, namun popok sekali pakai dipercaya lebih efektif mengurangi risiko ruam popok. Hal ini dikarenakan popok sekali pakai dapat mencegah paparan kulit bayi dengan urin dan tinja, serta memastikan kulit bokong bayi tetap kering.Oleh karena itu, penting untuk memilih popok sekali pakai yang dapat menyerap urin dan anti gumpal, misalnya popok dengan inti struktur Super Absorbent Polymer (SAP). Ibu juga dianjurkan untuk mengganti popok bayi setidaknya 2 jam sekali atau ketika sudah kotor atau lembap untuk mengurangi risiko ruam popok. Selain itu, ibu sebaiknya tidak memakaikan popok yang sudah menurun kualitasnya, misalnya popok yang sudah disimpan dalam waktu yang lama. Popok memang tidak dilengkapi dengan tanggal kedaluwarsa, namun popok yang sudah disimpan dalam waktu yang terlalu lama akan menurun kualitasnya.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout