Blog

Apa itu Kolesterol? Ketahui Manfaat dan Risikonya

ditinjau oleh dr. Carlinda Nekawaty

Kolesterol adalah jenis lemak yang diproduksi oleh organ hati. Kolesterol berperan penting untuk mendukung produksi hormon, membentuk sel-sel sehat, dan menghasilkan vitamin D. Ketahui lebih lanjut mengenai apa itu kolesterol dan manfaatnya.

Selain diproduksi oleh organ hati, kolesterol juga bisa didapatkan melalui makanan yang bersumber dari hewan, misalnya susu dan daging. Kolesterol memang bermanfaat untuk tubuh. Namun, kadarnya tidak boleh berlebihan. Kadar kolesterol tinggi berisiko mengganggu kesehatan dan meningkatkan risiko penyakit serius, misalnya serangan jantung dan stroke. Lalu, apa itu kolesterol, manfaat, dan risikonya? Berikut informasi selengkapnya.

Manfaat Kolesterol untuk Kesehatan

Kolesterol berperan penting untuk mendukung proses metabolisme tubuh. Selain itu, ada beragam fungsi penting kolesterol untuk tubuh, yaitu:

1. Melindungi sel

Jaringan dan organ terbentuk dari kumpulan sel yang memiliki lapisan pelindung, yang salah satu komposisinya adalah kolesterol. Dibandingkan jenis lemak lainnya, kolesterol lebih ideal untuk menjaga keutuhan sel, sehingga jaringan dan organ bisa berfungsi secara optimal.

2. Membentuk hormon

Kolesterol juga dibutuhkan tubuh untuk pembentukan hormon tertentu, terutama hormon steroid. Hormon steroid terdiri dari estrogen dan progesteron (hormon seks wanita) dan testosteron (hormon seks pria) yang berfungsi untuk mengatur sistem reproduksi manusia. Kolesterol juga berperan penting untuk pembentukan hormon kortisol dan aldosteron yang berperan untuk keseimbangan elektrolit tubuh, respons stres, dan mengatur tekanan darah.

3. Mendukung produksi vitamin D

Vitamin D diproduksi secara alami oleh tubuh ketika terpapar sinar matahari. Caranya, tubuh akan mengubah kolesterol di kulit menjadi kalsitriol, lalu disalurkan ke hati dan ginjal untuk memproduksi vitamin D yang diperlukan oleh tubuh. Vitamin D bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan tulang dan gigi, mendukung fungsi saraf, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

4. Membentuk asam empedu

Manfaat kolesterol berikutnya adalah mendukung pembentukan asam empedu oleh organ hati. Asam empedu berfungsi untuk memecah lemak di makanan, sehingga bisa diserap oleh tubuh sebagai sumber energi.

5. Meningkatkan fungsi otak

Dikutip dari jurnal Experimental Neurobiology (2019), kandungan kolesterol tertinggi ada pada otak, yaitu sekitar 20% dari kolesterol di tubuh. Kolesterol di otak berfungsi untuk meningkatkan sambungan antar saraf (sinaps) yang dapat mengendalikan beragam fungsi otak, terutama kemampuan mengingat.

Untuk mendapatkan beragam manfaat kolesterol di atas, pastikan kadar kolesterol Anda tetap normal atau dalam ambang yang sehat. Hal ini dikarenakan kadar kolesterol tinggi meningkatkan risiko beragam penyakit kronis.

Penyebab dan Faktor Risiko Kolesterol Tinggi

Ada beragam faktor yang meningkatkan risiko kolesterol tinggi atau hiperkolesterolemia, yaitu:

1. Gaya hidup

Gaya hidup tidak sehat adalah faktor risiko kolesterol tinggi yang umum ditemukan. Berikut beberapa gaya hidup tidak sehat yang meningkatkan risiko kolesterol tinggi:

  • Jarang berolahraga atau beraktivitas fisik.
  • Merokok.
  • Mengonsumsi makanan tinggi kolesterol dan lemak jenuh, misalnya jeroan, kulit ayam, dan gorengan.
  • Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
  • Stres yang tidak dikelola dengan tepat.

2. Penyakit

Risiko kadar kolesterol tinggi juga meningkat jika seseorang mengidap penyakit tertentu, yaitu:

  • Diabetes.
  • Obesitas.
  • Hipotiroidisme.
  • Gagal ginjal kronis.
  • HIV/AIDS.

3. Genetik

Perubahan gen-gen tertentu yang diturunkan dari orang tua dapat membuat tubuh tidak bisa membuang kolesterol dari darah. Meski demikian, faktor risiko ini lebih jarang ditemukan dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya.

Selain faktor-faktor risiko di atas, orang berusia di atas 40 tahun berisiko mengalami kolesterol tinggi. Hal ini dikarenakan seiring bertambahnya usia, fungsi organ hati untuk membuang kolesterol jahat (LDL) akan menurun.

Lihat Juga: Suplemen Penambah Darah Berbentuk Tablet Larut

Gejala Kolesterol Tinggi

Kadar kolesterol yang lebih tinggi dari normal umumnya tidak segera menimbulkan gejala yang signifikan, melainkan terjadi secara bertahap dan baru disadari ketika sudah cukup parah. Hal ini menyebabkan banyak orang yang tidak menyadari bahwa kadar kolesterolnya tinggi, sehingga terkena komplikasi serius, misalnya stroke atau penyakit jantung. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan darah secara rutin untuk mendeteksi kadar kolesterol tinggi sejak dini, sehingga bisa diatasi secepatnya.

Kapan Harus ke Dokter?

Pemeriksaan kolesterol secara rutin perlu dilakukan oleh orang dewasa setiap 4-6 tahun sekali. Namun, anak-anak juga bisa melakukan pemeriksaan kolesterol secara rutin sejak usia 9-11 tahun dan pemeriksaan ulang pada usia 17-21 tahun. Untuk anak-anak dengan keluarga pengidap diabetes dan kolesterol tinggi, dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kolesterol pada usia 2-8 tahun dan pemeriksaan ulang pada usia 12-16 tahun.

Meski bisa dilakukan secara mandiri, namun Anda dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kolesterol ke dokter, terutama jika memiliki faktor risiko kolesterol tinggi.

Penanganan Kolesterol Tinggi

Menerapkan gaya hidup sehat adalah kunci menurunkan kadar kolesterol tinggi. Berikut gaya hidup sehat yang perlu diterapkan oleh penderita kolesterol tinggi:

  • Rutin berolahraga setidaknya 30 menit per hari.
  • Meningkatkan asupan makanan kaya serat, misalnya sayuran dan buah.
  • Tidak mengonsumsi makanan yang digoreng.
  • Tidak merokok.
  • Membatasi konsumsi makanan berlemak tinggi, misalnya daging merah dan kue.

Jika gaya hidup sehat sudah diterapkan, namun kadar kolesterol tidak menurun, dokter mungkin akan memberikan obat-obatan untuk membantu menurunkan kolesterol tinggi setelah konsultasi dan pemeriksaan lebih lanjut, yaitu:

  • Cholestyramine.
  • Obat golongan statin, misalnya atorvastatin, simvastatin, dan lovastatin.
  • Ezetimibe.

Jika kadar trigliserida pasien tinggi, dokter juga mungkin memberikan obat-obatan berikut:

  • Vitamin B3 (niasin).
  • Suplemen omega-3.
  • Fibrate, misalnya gemfibrozil dan fenofibrate.

Pencegahan Kolesterol Tinggi

Kadar kolesterol tinggi bisa dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat, yaitu:

  • Tidak merokok.
  • Rutin berolahraga.
  • Mengelola stres dengan baik, misalnya terapi musik, meditasi, dan yoga.
  • Menerapkan pola makan sehat dan bergizi seimbang.
  • Mempertahankan berat badan ideal.
  • Mengonsumsi makanan kaya akan serat, misalnya sayur dan buah.
  • Membatasi makanan dengan kandungan kolesterol yang tinggi.
  • Membatasi konsumsi minuman beralkohol.

Pentingnya Pemeriksaan Kolesterol Secara Rutin

Seperti disebutkan sebelumnya, kolesterol tinggi tidak ditandai dengan gejala yang signifikan, sehingga jarang disadari hingga sudah terlambat. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan kolesterol secara berkala untuk mengurangi risiko komplikasi kolesterol tinggi, misalnya penyakit jantung dan stroke. Pemeriksaan kolesterol bertujuan untuk memantau kadar kolesterol, apakah normal, tinggi, atau rendah.

Dikutip dari American Heart Association, pemeriksaan kolesterol sebaiknya dilakukan oleh orang dewasa usia 20 tahun ke atas setiap empat hingga enam tahun sekali. Melakukan pemeriksaan kolesterol secara berkala juga bisa menjadi cara untuk memeriksa risiko penyakit jantung. Selain itu, dokter bisa melakukan pemeriksaan lain yang diperlukan untuk mengetahui faktor risiko lain, misalnya diabetes, kebiasaan merokok, dan tekanan darah tinggi.

Jika ada pertanyaan terkait pemeriksaan kolesterol dan pemeriksaan lainnya atau Anda memiliki faktor risiko kolesterol tinggi, konsultasikan ke dokter untuk mengetahui saran dan bantuan yang tepat.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout