Gejala Penyakit Kurang Darah yang Parah dan Komplikasinya
Penyakit kurang darah atau anemia bisa menimbulkan gejala yang parah dan memerlukan penanganan dokter spesialis. Meski demikian, masih banyak yang mengabaikannya dan menganggap kurang darah bisa sembuh dengan sendirinya.
Penyakit kurang darah yang tidak segera ditangani dapat berkembang lebih parah dan akan sulit diobati. Meski tidak harus ditangani dokter spesialis, namun ada beberapa gejala yang mengharuskannya ditangani oleh dokter spesialis berikut.
Ciri-Ciri Penyakit Kurang Darah yang Berbahaya
Penyakit kurang darah umumnya ditandai dengan rasa lelah, sakit kepala, dan kulit yang terlihat pucat. Namun, ada beberapa gejala yang perlu ditangani dokter spesialis berikut:
- Kulit pucat yang terjadi terus-menerus.
- Pola makan yang buruk atau asupan vitamin dan mineral yang tidak cukup.
- Mengalami gejala maag, wasir, gastritis, serta tinja berdarah dan lembek.
- Periode menstruasi yang sangat berat.
- Memiliki riwayat keluarga pengidap anemia atau anemia herediter.
- Mengalami gejala setelah terpapar timbal.
Jika Anda mengalami beberapa gejala di atas, sebaiknya segera periksakan diri sebelum gejala kurang darah semakin parah. Hal ini dikarenakan penyakit kurang darah yang tidak segera diobati bisa menyebabkan berbagai komplikasi serius berikut.
Lihat Juga: Suplemen Penambah Darah Berbentuk Tablet Larut
Komplikasi Anemia yang Perlu Diwaspadai
Sel darah merah atau hemoglobin berfungsi untuk mengangkut oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Namun, jika kadarnya kurang di dalam tubuh, kondisi ini bisa menyebabkan berbagai komplikasi berbahaya berikut:
1. Masalah jantung
Ketika tubuh kekurangan darah, jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengatasi kekurangan sel darah merah. Hal ini membuat jantung perlu memompa lebih keras untuk memastikan darah yang mengandung oksigen beredar ke seluruh tubuh. Namun, kondisi ini dapat membebani jantung, sehingga menimbulkan komplikasi yang berbahaya, seperti hipertrofi jantung, murmur jantung, dan gagal jantung.
2. Masalah kehamilan
Salah satu kelompok yang rentan mengalami anemia adalah ibu hamil. Jika kondisinya cukup parah dan tidak segera diobati, maka bisa meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan rendah, kelahiran prematur, serta perdarahan saat persalinan. Selain itu, anemia juga dapat meningkatkan risiko bayi mengalami anemia selama masa pertumbuhannya.
3. Depresi
Komplikasi berbahaya akibat kurang darah berikutnya adalah depresi. Hal ini disebabkan oleh kerusakan saraf akibat anemia pernisiosa, sehingga menyebabkan depresi. Ibu hamil yang mengalami anemia yang disebabkan defisiensi zat besi selama kehamilan juga lebih berisiko mengalami depresi pasca melahirkan.
4. Menurunnya sistem kekebalan tubuh
Anemia yang disebabkan oleh defisiensi zat besi juga dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh terganggu. Kondisi ini membuat Anda lebih rentan terkena infeksi yang menyebabkan berbagai penyakit dan mengurangi kemampuan tubuh untuk melawannya.
5. Sindrom kaki gelisah
Penyakit Willis-Ekbom atau yang disebut sindrom kaki gelisah juga termasuk komplikasi berbahaya akibat anemia. Kondisi ini terjadi ketika sistem saraf menghasilkan dorongan tak tertahankan untuk menggerakan kaki. Kondisi ini umumnya dialami penderitanya pada sore dan malam hari.
6. Pertumbuhan terhambat
Zat besi memiliki peran penting dalam perkembangan otak bayi dan anak. Oleh karena itu, anemia yang disebabkan oleh defisiensi zat besi pada masa bayi dan anak-anak dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik, kognitif, serta mental.