Daftar Obat Tambah Darah dan Manfaatnya
Anemia adalah kondisi ketika jumlah sel darah merah sehat dalam tubuh rendah. Penyakit ini ditandai dengan kelelahan, wajah yang terlihat pucat, dan sakit kepala. Selain mengonsumsi makanan yang tinggi zat besi, Anda juga bisa mengonsumsi obat tambah darah.
Anemia terdiri dari beberapa jenis, sehingga pengobatan yang digunakan perlu disesuaikan dengan jenisnya. Selain itu, pastikan juga Anda mengetahui jenis dan dosis obat anemia yang tepat. Berikut daftar obat penambah darah yang perlu Anda ketahui.
Lihat Juga: Suplemen Penambah Darah Berbentuk Tablet Larut
Obat Penambah Darah
Untuk mengatasi kurang darah, ada beberapa jenis obat penambah darah yang bisa disesuaikan dengan kondisi kesehatan Anda berikut:
1. Suplemen zat besi
Suplemen zat besi merupakan obat yang paling umum digunakan untuk mengatasi anemia defisiensi zat besi. Jika Anda telah didiagnosa anemia, maka obat ini biasanya digunakan untuk menambah darah. Namun, pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui dosis yang sesuai untuk Anda. Orang dewasa umumnya direkomendasikan minum 100-200 mg suplemen zat besi setiap hari. Selain itu, obat ini juga bisa digunakan untuk mengobati kurang darah yang disebabkan oleh kurangnya asupan zat gizi dari makanan, penyakit tertentu, kehilangan darah, gangguan pencernaan, kehamilan, dan kondisi lainnya.
2. Suntikan zat besi
Suntikan zat besi biasanya dikonsumsi jika Anda masih mengalami gejala anemia meski sudah mengonsumsi suplemen zat besi. Selama pengobatan ini, dokter akan memantau jumlah sel darah, termasuk tingkat hematokrit, ferritin, dan hemoglobin. Bahkan, untuk anemia defisiensi zat besi yang membahayakan nyawa, pengobatan mungkin melibatkan transfusi darah.
Sedangkan obat suntik untuk anemia yang disebabkan kekurangan vitamin B12 dan asam folat, dokter akan memberikan hydroxocobalamin dan cyanocobalamin. Hydroxocobalamin biasanya lebih disarankan karena efeknya lebih tahan lama di dalam tubuh. Suntikan bisa diberikan setiap hari selama 2 minggu sekali atau hingga gejala Anda mulai membaik.
3. Recombinant human erythropoietin
Anemia juga bisa disebabkan oleh tubuh yang tidak bisa memproduksi hormon erythropoietin (EPO). Hormon ini berperan dalam pertumbuhan sel darah merah di dalam darah. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan mengonsumsi recombinant human erythropoietin. Obat penambah darah ini bisa digunakan untuk pengobatan anemia kronis yang disebabkan oleh gangguan pada hormon erythropoietin, baik pada anak-anak maupun dewasa. Obat ini juga bisa digunakan oleh penderita gagal ginjal kronis, pasien kanker yang menjalani kemoterapi, pasien yang membutuhkan transfusi darah dalam jangka panjang, serta penderita HIV.
Namun, obat ini tidak bisa digunakan oleh penderita dengan tekanan darah tinggi, gagal hati kronis, epilepsi, alergi terhadap produk berbahan protein hewan, kanker, kelainan sel darah merah seperti anemia sel sabit, serta ibu hamil dan menyusui.
4. Obat antibiotik atau antivirus
Pengobatan jenis ini berfungsi untuk membantu mencegah infeksi, seperti pneumonia, yang bisa membahayakan nyawa bayi atau anak kecil. Orang dewasa juga bisa diberikan obat antibiotik jika limpanya telah diangkat atau terkena radang paru-paru. Antibiotik dan antivirus juga kemungkinan bisa diberikan dalam pengobatan anemia aplastik. Hal ini dikarenakan anemia aplastik dapat membuat sistem kekebalan tubuh melemah, karena jumlah sel darah putih untuk melawan virus atau bakteri di tubuh Anda sedikit, sehingga rentan menyebabkan Anda terkena infeksi.