Daftar Obat Anemia untuk Cegah Kurang Darah

obat anemia

Daftar Obat Anemia untuk Cegah Kurang Darah

Anemia adalah penyakit yang disebabkan oleh kurangnya hemoglobin di dalam tubuh. Jika tidak diobati dengan segera, anemia dapat mengakibatkan komplikasi yang membahayakan nyawa. Untuk mengobatinya, Anda bisa menggunakan obat anemia.

Agar pengobatannya efektif, Anda perlu mengatasi penyebabnya terlebih dahulu. Oleh karena itu, sesuaikan obat anemia dengan jenis anemia yang Anda alami. Untuk memudahkan Anda, berikut daftar obat anemia yang umumnya diresepkan dokter.

Lihat Juga: Suplemen Penambah Darah Berbentuk Tablet Larut

Obat Anemia

Ada beberapa jenis anemia, antara lain anemia defisiensi folat dan vitamin B12, anemia defisiensi zat besi, anemia aplastik, anemia sel sabit, dan anemia hemolitik. Agar efektif, sebaiknya sesuaikan dengan jenis anemia atau faktor penyebabnya. Setelah dilakukan diagnosis untuk menentukan penyebab anemia, berikut beberapa jenis obat anemia yang akan diberikan dokter:

1. Suplemen zat besi

Suplemen ini umumnya dikonsumsi sebagai obat kurang darah untuk mengobati anemia yang disebabkan defisiensi zat besi. Suplemen zat besi biasanya dijual di apotek dalam bentuk kapsul, tablet, dan sirop. Sebelum dikonsumsi, pastikan Anda telah membaca petunjuk yang tertera pada kemasan atau mengikuti anjuran dokter. Agar tetap aman untuk kesehatan, hindari mengonsumsi suplemen atau obat-obatan lain (kecuali suplemen vitamin C) dalam waktu 2 jam sebelum atau sesudah mengonsumsi suplemen ini, karena dapat berisiko menimbulkan interaksi obat. Selain itu, suplemen zat besi juga dapat menimbulkan beberapa efek samping, seperti perut kembung, perut terasa nyeri, dan membuat tinja terlihat kehitaman.

2. Suplemen vitamin B12 dan asam folat

Obat untuk membantu produksi sel darah merah berikutnya adalah suplemen vitamin B12 dan asam folat. Kekurangan salah satu atau kedua vitamin tersebut bisa menyebabkan anemia defisiensi vitamin B12 dan folat. Untuk mengatasi anemia jenis ini, biasanya dokter akan memberikan obat kurang darah berupa suplemen vitamin B12 dan asam folat untuk memenuhi asupan kedua nutrisi tersebut.

3. Antibiotik atau antivirus

Jenis obat ini bisa digunakan oleh anak-anak yang memiliki anemia sel sabit. Pengobatan ini berfungsi untuk membantu mencegah infeksi, seperti pneumonia, yang dapat membahayakan nyawa bayi dan anak. Antibiotik dan antivirus juga biasanya diberikan untuk pengobatan anemia aplastik. Hal ini dikarenakan kondisi ini bisa membuat sistem kekebalan tubuh melemah, karena jumlah sel darah putih untuk melawan virus atau bakteri di dalam tubuh sedikit.

4. Recombinant human erythropoietin

Recombinant human erythropoietin digunakan oleh penderita anemia yang disebabkan oleh tubuh yang tidak bisa memproduksi erythropoietin (EPO), yaitu hormon yang berperan dalam pertumbuhan sel darah merah. Obat ini bisa digunakan untuk pengobatan anemia kronis yang disebabkan oleh gangguan pada hormon erythropoietin, seperti penderita gagal ginjal kronis, pasien kanker yang menjalani kemoterapi, pasien yang membutuhkan transfusi darah dalam jangka panjang, serta penderita HIV.

Namun, obat ini tidak bisa digunakan oleh penderita tekanan darah tinggi, gagal hati kronis, epilepsi, alergi terhadap produk berbahan protein hewan, kanker, kelainan sel darah merah seperti anemia sel sabit, serta ibu hamil dan menyusui. Selain itu, penggunaan recombinant human erythropoietin juga harus dilakukan dalam pengawasan dokter, karena memiliki efek samping berikut:

  • Peningkatan tekanan darah.
  • Peningkatan risiko terkena kanker.
  • Terjadinya pembekuan darah spontan yang bisa meningkatkan risiko emboli, serangan jantung, dan stroke.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout