7 Ciri-Ciri Anemia, dari yang Umum Hingga Jarang Dikenali
Kurangnya produksi hemoglobin di dalam tubuh menyebabkan seseorang terkena anemia. Selain itu, anemia juga bisa disebabkan oleh mengidap penyakit kronik, memiliki masalah kesehatan dengan sumsum tulang, dan konsumsi obat-obatan tertentu. Apa ciri-ciri anemia yang perlu diketahui?
Mengetahui ciri-ciri anemia sejak dini sangat penting agar bisa diobati segera. Selain itu, mengobati anemia juga penting agar tidak menimbulkan komplikasi yang membahayakan nyawa. Apa saja ciri-ciri anemia yang banyak diketahui dan jarang diketahui? Berikut beberapa di antaranya
Ciri-Ciri Anemia
Mengenali tanda-tanda anemia adalah langkah awal untuk mengobati dan mempercepat penyembuhannya. Berikut ciri-ciri anemia yang perlu diwaspadai:
1. Kelelahan
Kelelahan merupakan salah satu gejala yang paling umum dialami penderita anemia. Namun, kelelahan karena anemia yang disebabkan oleh tubuh kekurangan hemoglobin berbeda dengan kelelahan biasa. Hemoglobin adalah protein khusus yang berfungsi untuk mengikat oksigen dan mengangkutnya ke seluruh tubuh melalui bantuan sel darah merah.
2. Kulit pucat
Kulit yang terlihat pucat disebabkan oleh hemoglobin yang berfungsi sebagai pemberi warna merah pada darah, kadarnya rendah dalam tubuh. Jaringan kulit memiliki banyak pembuluh darah kecil dan rona kulit banyak dipengaruhi oleh sirkulasi darah yang lancar. Warna kulit yang terlihat pucat bisa terlihat pada seluruh bagian tubuh atau hanya bagian tubuh tertentu saja.
Lihat Juga: Suplemen Penambah Darah Berbentuk Tablet Larut
3. Sakit kepala
Sakit kepala yang muncul tiba-tiba bisa menjadi salah satu tanda anemia lainnya. Hal ini dikarenakan tubuh kekurangan pasokan hemoglobin yang cukup. Hemoglobin tidak hanya berfungsi untuk memberi warna merah pada darah, namun juga berfungsi untuk membawa oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh. Ketika kadar hemoglobin rendah dalam tubuh, maka pasokan oksigen tidak sampai ke otak, sehingga menyebabkan pusing, terutama saat berdiri setelah duduk atau berbaring.
4. Rambut rontok
Tubuh yang kekurangan zat besi membuat pasokan oksigen ke kulit dan folikel rambut menjadi berkurang, sehingga menyebabkan kulit menjadi kering dan rusak, bahkan memicu rambut rontok secara berlebihan dan berhenti tumbuh. Namun, jika asupan zat besi sudah terpenuhi dan tubuh terbebas dari kurang darah, umumnya rambut bisa tumbuh kembali.
5. Kuku rapuh
Ciri-ciri anemia yang disebabkan kekurangan zat besi lainnya adalah kuku rapuh, retak, dan mudah patah. Jika semakin parah, maka bentuk kuku bisa terlihat seperti sendok, di mana ujung kuku naik atau terangkat, sedangkan bagian tengah kuku datar. Namun, ciri-ciri ini diketahui jarang terjadi.
6. Sindrom restless leg
Kekurangan zat besi juga membuat penderitanya mengalami sindrom yang disebut restless leg atau kaki gelisah. Sindrom ini menyebabkan penderitanya mengalami getaran yang menjalar di kaki atau seperti aliran listrik, sehingga muncul dorongan untuk terus menggerakkan kaki seperti seseorang yang sedang gelisah.
7. Tangan dan kaki dingin
Tangan dan kaki dingin juga termasuk ciri-ciri kurang darah yang perlu diwaspadai. Hal ini disebabkan oleh minimnya suplai oksigen yang dialirkan dari jantung menuju kedua bagian. Sebagian penderita anemia bahkan lebih mudah merasa dingin pada hari tertentu dibandingkan hari-hari lainnya.
Sumber Makanan Penambah Darah
Untuk membantu mencegah anemia, Anda perlu mengonsumsi makanan yang kaya zat gizi yang diperlukan tubuh untuk pembentukan sel darah merah, yaitu:
- Makanan tinggi zat besi
Zat besi berperan penting untuk agar tubuh dapat memproduksi hemoglobin yang diperlukan sel darah merah. Anda bisa mendapatkan zat besi dari sumber hewani, misalnya hati sapi, daging merah, dan makanan laut, seperti ikan dan tiram. Selain itu, Anda bisa melengkapi kebutuhan zat besi dari sumber nabati, misalnya sawi hijau dan bayam.
2. Makanan tinggi asam folat
Vitamin B9 atau asam folat adalah nutrisi yang bermanfaat untuk membantu meningkatkan produksi sel darah merah di tubuh. Beragam makanan tinggi asam folat, misalnya kacang hijau, kacang merah, kacang polong, hati, dan sayuran hijau, seperti brokoli dan bayam. Agar kandungan asam folat tetap terjaga, sayuran sebaiknya dimasak dengan cara ditumis atau dikukus.
3. Makanan kaya tembaga
Mineral tembaga berfungsi untuk membantu meningkatkan produksi sel darah merah. Kekurangan tembaga dapat menyebabkan penyerapan zat besi berkurang dan produksi sel darah merah di tubuh berkurang, dan sehingga meningkatkan risiko anemia defisiensi zat besi. Untuk mencukupi kebutuhan mineral tembaga, Anda bisa mengonsumsi kacang-kacangan, gandum utuh, buah ceri, cokelat, dan daging unggas, seperti bebek dan ayam.
4. Makanan kaya vitamin B12
Vitamin B12 berperan penting untuk membantu meningkatkan produksi sel darah merah yang sehat. Oleh karena itu, penderita anemia dianjurkan untuk mengonsumsi makanan kaya vitamin B12, misalnya daging merah, ikan, hati sapi, sereal, telur, serta susu dan produk olahannya.
Namun, vitamin B12 jarang ditemukan dalam buah atau sayur, sehingga orang dengan pola makan vegetarian berisiko kekurangan vitamin B12. Untuk mengatasinya, Anda bisa mengonsumsi makanan vegetarian yang diperkaya dengan vitamin B12. Anda juga bisa mengonsumsi suplemen vitamin B12 sesuai anjuran dokter.
5. Makanan kaya akan vitamin B6
Makanan yang baik untuk penderita anemia berikutnya adalah makanan kaya vitamin B6. Anda bisa mendapatkan vitamin B6 melalui beragam makanan, misalnya gandum, kacang-kacangan, nasi, daging sapi, ayam, domba, dan kambing.
6. Makanan tinggi vitamin A
Kekurangan vitamin A dapat menghambat penyerapan zat besi dan memengaruhi produksi sel darah merah. Untuk mencukupi kebutuhan vitamin A harian, Anda bisa mengonsumsi telur ayam, hati sapi atau ayam, susu dan produk olahannya, serta sayuran berwarna cerah, seperti brokoli, wortel, tomat, dan ubi jalar.
7. Makanan tinggi vitamin C
Vitamin C dibutuhkan untuk mendukung proses penyerapan zat besi di saluran pencernaan. Kadar zat besi yang cukup dapat meningkatkan produksi sel darah merah yang mengandung hemoglobin. Beragam makanan tinggi vitamin C, misalnya paprika, jeruk, tomat, stroberi, dan lentil.
8. Makanan kaya vitamin E
Vitamin E berperan penting untuk melindungi membran sel darah merah dari kerusakan akibat paparan radikal bebas. Nutrisi ini ditemukan dalam beragam jenis makanan, misalnya alpukat, biji-bijian, kacang-kacangan, susu, sayuran seperti paprika merah dan bayam, serta minyak nabati, seperti minyak zaitun, minyak kacang, dan minyak gandum.