Penanganan Hipotermia untuk Mencegah Komplikasi
Hipotermia adalah penyakit yang membutuhkan penanganan secepatnya. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi ciri-ciri hipotermia agar penanganannya optimal. Apa saja ciri-ciri hipotermia yang perlu diwaspadai?
Ketika Anda kehilangan panas secara signifikan karena paparan suhu dingin yang ekstrem, maka terjadilah hipotermia. Jika bantuan medis belum tersedia, Anda perlu mengetahui penanganan hipotermia yang tepat untuk mencegah komplikasi. Simak informasi selengkapnya di artikel ini.
Ciri-Ciri Hipotermia
Mengetahui ciri-ciri hipotermia sejak dini adalah kunci penanganan yang efektif. Berikut tahapan gejala hipotermia, mulai dari sedang hingga lanjut:
- Hipotermia sedang, ciri-cirinya: Suhu antara 32 – 35 derajat Celsius, tidak meratanya warna kulit, dan kaki dingin.
- Hipotermia berat, ciri-cirinya: Suhu di bawah 32 derajat Celsius, pernapasan tidak teratur, dan disertai hipoglikemia dan asidosis metabolik.
- Hipotermia berat, ciri-cirinya: Tangan, wajah, kaki kemerahan dan edema di kaki, tangan, dan punggung.
Penanganan Hipotermia
Jika Anda mengalami ciri-ciri hipotermia di atas atau sedang menangani penderita hipotermia, berikut prosedur penanganan yang dapat Anda terapkan:
1. Tangani dengan hati-hati
Pindahkan penderita dengan hati-hati dan jauhi dari suhu dingin. Hindari memijat atau gerakan yang tiba-tiba dan berlebihan, karena bisa memicu henti jantung.
2. Lepaskan pakaian basah
Jika penderita memakai baju basah, segera lepaskan. Untuk menghindari gerakan berlebihan, sebaiknya potonglah baju yang dipakai penderita. Setelah itu, selimuti tubuhnya hingga wajah, kecuali hidung dan mulut. Jika tidak ada selimut, gunakan panas tubuh Anda untuk menghangatkannya. Jika penderita sadar, berikan minuman atau makanan hangat, misalnya sup, untuk meningkatkan suhunya.
3. Kompres hangat
Selanjutnya, kompres penderita dengan kain hangat atau botol air hangat. Kompres hanya di leher, dada, atau selangkangan. Hindari kompres hangat di kaki, karena berisiko mengalirkan darah dingin ke jantung, otak, dan paru-paru, dan memicu henti jantung.
4. Mandi air hangat
Upaya ini diterapkan untuk mengurangi kedinginan dan dianjurkan pada penderita yang masih mampu mandi air hangat. Namun, cara ini tidak dianjurkan untuk lansia, karena bisa mengalirkan darah ke jantung atau otak, sehingga berisiko serangan jantung atau stroke.
5. Periksa pernapasan
Penanganan hipotermia yang penting lainnya adalah memeriksa napas. Jika lambat atau penderita tidak sadar, terapkan resusitasi jantung paru (CPR), jika Anda terlatih.
6. Penanganan medis
Penanganan medis hipotermia bertujuan untuk mengembalikan suhu normal penderita. Dikutip dari Mayo Clinic, berdasarkan tingkat keparahannya, berikut prosedur medis hipotermia yang umumnya diterapkan:
- Penghangatan pasif. Pada hipotermia ringan, akan diselimuti hangat dan diberikan minuman hangat.
- Menghangatkan darah berulang. Pada penderita hipotermia berat, dilakukan pengambilan, penghangatan, dan pengaliran darah berulang ke tubuh dengan mesin hemodialisis.
- Cairan infus hangat. Untuk membantu menghangatkan darah, larutan air garam intravena yang dihangatkan dialirkan ke pembuluh darah.
- Penghangatan saluran pernapasan berulang. Agar suhu kembali normal dan saluran pernapasan tetap hangat, akan diberikan oksigen yang dilembabkan dengan selang hidung atau masker.
- Iritasi. Penghangatan area tubuh tertentu dengan menggunakan larutan air asin hangat, misalnya area di sekitar rongga perut (rongga peritoneum) dan paru-paru (pleura). Cairan hangat tersebut dimasukkan ke area yang terkena kateter.