Ciri-Ciri Hipotermia di Gunung yang Perlu Anda Ketahui

Ciri-Ciri Hipotermia di Gunung yang Perlu Anda Ketahui

Ciri-Ciri Hipotermia di Gunung yang Perlu Anda Ketahui

Melakukan hobi yang penuh tantangan adalah hal yang seru dan menyenangkan, misalnya, mendaki gunung. Meski demikian, bagi Anda yang hobi naik gunung, sebaiknya waspadai risiko hipotermia. Apa ciri-ciri hipotermia di gunung?

Hipotermia adalah suhu tubuh yang turun signifikan. Jika tidak segera diatasi, hipotermia bisa menjadi komplikasi yang serius, misalnya gangguan fungsi organ-organ penting. Oleh karena itu, ketahui ciri-ciri hipotermia di gunung agar bisa ditangani dengan tepat berikut.

Ketahui Ciri-Ciri Hipotermia di Gunung

Ketika terekspos cuaca dingin dalam waktu yang lama, misalnya mendaki gunung, suhu Anda bisa berkurang signifikan atau disebut hipotermia. Hipotermia berisiko menghilangkan hampir semua panas Anda secara signifikan, sehingga bertambah dingin. Hipotermia bisa menimbulkan komplikasi yang berbahaya jika tidak segera ditangani.

Hipotermia memicu bagian dari otak yang disebut hipotalamus untuk mengeluarkan panas. Tidak mengherankan, ketika cuaca dingin, Anda menggigil sebagai cara untuk mengeluarkan panas dengan bantuan otot. Meski demikian, hal ini memicu penyempitan pembuluh darah sementara.

Berdasarkan tingkatannya, ciri-ciri hipotermia terdiri dari tahap ringan, tahap sedang, hingga tahap berat. Setiap tahap hipotermia menimbulkan ciri-ciri yang berbeda, yaitu:

Hipotermia ringan

Ketika mengalami hipotermia, salah satu ciri awal yang signifikan adalah menggigil. Menggigil adalah respon alami tubuh agar tetap hangat dan ciri hipotermia tahap ringan. Penanganan untuk hipotermia tahap ini adalah memakai pakaian yang tebal dan berlapis, makan makanan manis agar tetap berenergi, dan minum minuman hangat. Jika beragam upaya tersebut sudah diterapkan, maka hipotermia saat mendaki gunung dapat dicegah.

Hipotermia sedang

Untuk hipotermia tahap sedang, penderita sudah tidak lagi menggigil dan tidak berenergi, karena tidak bisa mengeluarkan panas. Selain itu, penderita mungkin sulit mengeluarkan suara dan keseimbangan berkurang.

Pada tahap ini, penderita mudah kebingungan dan berhalusinasi, sehingga secara tidak sadar mungkin melepaskan bajunya. Meski demikian, tidak semua penderita hipotermia tahap sedang kehilangan kesadaran dan masih memakai pakaian yang tebal. Namun, jantung Anda mungkin mengalami fibrilasi dan kolaps.

Hipotermia berat

Pada hipotermia tahap berat, penderita mengalami gangguan pada fibrilasi ventrikel di jantung, sehingga menimbulkan sejumlah ciri, misalnya gagal jantung, henti jantung, irama jantung tidak normal, pupil tidak bereaksi, sulit bernapas, bahkan kematian.

Itulah beragam ciri hipotermia di gunung yang perlu Anda ketahui. Agar tidak menjadi komplikasi yang berbahaya, segera terapkan pertolongan awal yang tepat untuk menghangatkan tubuh.

Cara Mencegah Hipotermia di Gunung

Ada sejumlah cara yang bisa diterapkan untuk menghindari hipotermia di gunung, yaitu:

  • Ketika mendaki gunung, pakai pakaian berlapis. Jika tidak, Anda rentan terkena hipotermia. Anda juga dianjurkan untuk menyediakan baju cadangan, jaket gunung, kantong tidur, atau tenda jika berkemah.
  • Terapkan olahraga simpel, misalnya stretching, untuk menghangatkan tubuh. Namun, jangan berlebihan, karena justru dapat menghilangkan panas tubuh.
  • Pastikan kondisi Anda fit dan hangat dengan menyediakan makanan bergizi. Jika tidak, risiko hipotermia meningkat.
  • Membawa minuman dan makanan hangat, namun jangan minuman yang mengandung kafein atau alkohol.
  • Konsumsi makanan manis saat mendaki gunung untuk mengganti energi yang hilang.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout