Gejala HIV: Penyebab, Pemicu, dan Cara Pencegahannya
HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Semakin banyak sel CD4 yang hancur, daya tahan tubuh semakin menurun. Apa saja gejala HIV?
Jika gejala HIV tidak ditangani dengan baik, maka akan menyebabkan penyakit serius yang disebut AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome). Apa penyebab dan cara pencegahan HIV? Berikut penjelasannya.
Penyebab HIV
HIV bisa ditularkan melalui hubungan seks vaginal atau anal, penggunaan jarum suntik, dan transfusi darah. Selain itu, HIV juga bisa ditularkan dari ibu ke anak selama kehamilan, melahirkan, dan menyusui, meski kasus ini jarang terjadi. HIV ditularkan melalui kontak dengan cairan tubuh penderita, seperti darah, cairan vagina, sperma, cairan anus, serta ASI. Namun, HIV tidak ditularkan melalui air, udara, keringat, air mata, gigitan nyamuk, air liur, dan sentuhan fisik.
Berikut beberapa faktor yang bisa memicu risiko penularan HIV dan AIDS:
- Menggunakan jarum suntik bersama-sama
- Berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan dan tanpa menggunakan pengaman
- Melakukan pekerjaan yang melibatkan kontak dengan cairan tubuh manusia tanpa menggunakan alat pengaman yang cukup.
Jika Anda merasa terpapar HIV melalui beberapa cara di atas, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter, terutama jika mengalami gejala flu dalam waktu 2-6 minggu setelahnya.
Gejala HIV dan AIDS
Salah satu gejala HIV yang banyak dialami penderitanya adalah mengalami flu ringan pada 2-6 minggu setelah terinfeksi HIV. Flu biasanya disertai dengan gejala lain dan bisa bertahan selama 1-2 minggu. Setelah flu membaik, gejala lain mungkin tidak akan terlihat selama bertahun-tahun, meski virus HIV terus melemahkan kekebalan tubuh penderitanya, hingga HIV berkembang menjadi AIDS.
Pada sebagian besar kasus, penderita biasanya baru mengetahui bahwa dirinya terkena HIV setelah memeriksakan diri ke dokter akibat mengalami penyakit parah yang disebabkan oleh melemahnya daya tahan tubuh. Beberapa penyakit tersebut, antara lain pneumonia, diare kronis, dan toksoplasmosis otak.
Pencegahan HIV dan AIDS
Sebagai langkah pencegahan penderita yang telah terdiagnosis HIV, bisa diberikan pengobatan terapi antiretroviral (ARV). Pengobatan ini berfungsi untuk mencegah virus HIV bertambah banyak, sehingga tidak menyerang sistem kekebalan tubuh. Selain itu, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah dan mengurangi penularan HIV:
- Tidak berganti-ganti pasangan seksual
- Tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah
- Menghindari penggunaan narkoba, terutama jenis suntik
- Menggunakan kondom saat berhubungan seksual
- Mendapatkan informasi yang benar terkait HIV, cara penularan, dan pencegahan, terutama remaja.
- Tes HIV secara rutin, terutama di usia 13-64 tahun (terutama yang aktif secara seksual, pekerja medis, atau orang yang rentan terkena). Jika Anda ingin melakukan tes HIV, periksakan diri ke rumah sakit pilihan.
- Jujur pada pasangan. Bagi seseorang yang mungkin memiliki beberapa pasangan seksual, penting untuk memberi tahu mereka mengenai kondisi tersebut. Mintalah mereka untuk melakukan tes HIV.
- Ibu hamil diskusikan dengan dokter. Ibu hamil yang mengidap HIV harus berbicara dengan dokter mengenai risiko terhadap janin mereka. Diskusikan mengenai metode untuk mencegah bayi terinfeksi, seperti minum obat antiretroviral selama kehamilan.