Varisela: Gejala, Penyebab, Risiko Komplikasi, dan Cara Mengatasi

Varisela adalah penyakit menular yang lebih dikenal dengan sebutan cacar air. Ketahui penyebab, gejala, dan cara meredakan gatal akibat varisela!

Varisela: Gejala, Penyebab, Risiko Komplikasi, dan Cara Mengatasi

Varisela adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus varicella-zoster. Penyakit ini lebih dikenal dengan sebutan cacar air, dan umumnya menyerang anak-anak, meski orang dewasa juga bisa tertular. 

Ciri khas dari varisela adalah munculnya ruam kulit yang gatal disertai bintik-bintik berisi cairan seperti lepuhan kecil. 

Meski begitu, Anda tidak perlu khawatir berlebihan karena saat ini sudah tersedia vaksin yang dapat melindungi dari varisela. Ini dia ulasan lengkap tentang cacar air! 

Tahapan Varisela

Ruam pada varisela biasanya berkembang melalui tiga tahapan:

  • Tahap pertama: Muncul bintik-bintik merah kecil di kulit yang terasa gatal. Tahap ini berlangsung selama beberapa hari.
  • Tahap kedua: Bintik-bintik berubah menjadi lepuhan berisi cairan. Lepuhan ini bisa pecah dalam 1–2 hari.
  • Tahap ketiga: Setelah lepuhan pecah, kulit akan mengering dan membentuk keropeng. Proses ini juga berlangsung beberapa hari.

Menariknya, meski tahapan varisela terbagi tiga, Anda bisa melihat ketiganya muncul bersamaan di waktu yang sama. 

Artinya, ada bagian kulit yang baru muncul bintik, sementara bagian lain sudah menjadi koreng. 

Ruam biasanya bermula di wajah dan badan (dada serta punggung), lalu menyebar ke seluruh tubuh hingga tangan dan kaki. Total durasi ruam bisa berlangsung hingga sekitar 10 hari.

Gejala Varisela 

Gejala cacar air biasanya mudah dikenali dan muncul secara bertahap. Berikut beberapa tanda-tanda varisela yang umum terjadi:

  • Demam ringan.
  • Tubuh terasa lelah.
  • Sakit kepala.
  • Nyeri perut dan hilang nafsu makan.
  • Muncul ruam kulit yang sangat gatal dan berisi cairan seperti air susu.
  • Setelah lepuhan pecah, akan terbentuk koreng yang perlahan hilang.

Pada anak-anak yang sudah menerima vaksin varisela, kemungkinan tertular tetap ada tapi sangat kecil. 

Kalaupun terjadi, gejala biasanya jauh lebih ringan dibandingkan orang yang belum divaksin. 

Setelah seseorang pernah terkena cacar air, tubuh akan membentuk kekebalan alami sehingga kecil kemungkinan untuk tertular kembali.

Namun, bagi Anda yang belum pernah divaksin atau terpapar virus ini, risiko terkena varisela tetap ada di usia berapa pun. 

Pada orang dewasa, infeksi varisela bisa menimbulkan gejala yang lebih berat, sehingga pencegahan melalui vaksinasi sangat disarankan.

Penyebab Cacar Air 

Cacar air atau varisela disebabkan oleh infeksi virus varicella-zoster. Virus ini sangat mudah menular dari satu orang ke orang lain, terutama melalui cairan tubuh seperti saat seseorang batuk, bersin, atau menyentuh ruam penderita. 

Anak-anak bisa terkena varisela di usia berapa pun, dan penularannya bisa terjadi bahkan sebelum gejala muncul.

Setelah terpapar virus, seseorang biasanya tampak sehat selama 1–3 minggu sebelum akhirnya mulai merasa tidak enak badan dan muncul ruam di kulit. 

Anak-anak yang sudah terinfeksi dapat menularkan virus mulai dari 1–2 hari sebelum gejala muncul hingga semua lepuhan mengering dan membentuk keropeng.

Beberapa cara penyebaran cacar air antara lain:

  • Bersentuhan langsung dengan orang yang sedang terinfeksi varisela.
  • Menghirup udara yang mengandung percikan virus dari batuk atau bersin penderita.
  • Menyentuh cairan dari mata, hidung, atau mulut anak yang sedang terinfeksi.

Komplikasi Cacar Air

Meskipun cacar air umumnya tergolong penyakit ringan, dalam beberapa kasus bisa menyebabkan komplikasi serius, apalagi jika daya tahan tubuh sedang lemah. 

Komplikasi yang dapat muncul akibat varisela antara lain:

  • Infeksi pada kulit, jaringan lunak, tulang, sendi, atau aliran darah akibat bakteri.
  • Dehidrasi karena tubuh kekurangan cairan.
  • Radang paru-paru (pneumonia).
  • Peradangan otak (ensefalitis).
  • Sindrom syok toksik (toxic shock syndrome), yaitu komplikasi berbahaya akibat infeksi bakteri tertentu.
  • Sindrom Reye, yaitu pembengkakan pada otak dan hati yang dapat terjadi pada anak atau remaja yang mengonsumsi aspirin saat mengalami cacar air.

Beberapa kelompok yang berisiko tinggi mengalami komplikasi varisela meliputi:

  • Bayi baru lahir atau anak di bawah 1 tahun yang ibunya belum pernah terkena cacar air atau belum divaksin.
  • Remaja dan orang dewasa.
  • Ibu hamil yang belum pernah terkena varisela.
  • Perokok.
  • Penderita kanker, HIV, atau penyakit kronis yang menggunakan obat penekan sistem imun.
  • Penerima transplantasi organ yang sedang menjalani terapi untuk menekan sistem kekebalan tubuh.

Jadi, penting bagi Anda untuk mencegah cacar air dengan vaksinasi serta menjaga daya tahan tubuh agar tetap kuat.

Cara Mengatasi Cacar Air

Cacar air biasanya akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 1–2 minggu. Namun, selama masa penyembuhan, penting untuk membantu tubuh agar lebih cepat pulih dan mengurangi rasa tidak nyaman akibat gatal. 

Berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk membantu meredakan gatal akibat varisela:

  • Istirahat cukup dan perbanyak cairan. Pastikan anak atau Anda sendiri mendapatkan istirahat yang cukup dan minum banyak air agar tubuh tidak mengalami dehidrasi.
  • Kompres dingin. Tempelkan kain lembap dan dingin pada area ruam untuk meredakan rasa gatal dan panas di kulit.
  • Jaga tubuh tetap sejuk. Hindari pakaian tebal atau ruangan yang terlalu panas karena bisa memperparah rasa gatal.
  • Jangan menggaruk ruam. Potong kuku anak agar tidak melukai kulit saat tanpa sengaja menggaruk, karena luka bisa memicu infeksi.
  • Gunakan losion atau obat antihistamin. Oleskan losion yang mengandung antihistamin pada ruam untuk mengurangi rasa gatal. Anda bisa membelinya di apotek, dan jika ragu, tanyakan kepada apoteker jenis yang aman digunakan.
  • Konsumsi antihistamin oral. Obat bebas seperti diphenhydramine atau cetirizine juga bisa membantu meredakan gatal dari dalam tubuh.
  • Mandi air dingin. Mandi setiap hari dengan air dingin dapat membantu menenangkan kulit. Setelah mandi, keringkan tubuh dengan cara ditepuk lembut, bukan digosok.
  • Konsumsi makanan lembut. Jika terdapat lepuhan di dalam mulut, berikan makanan lembut dan tidak terlalu berbumbu agar tidak menimbulkan rasa perih.
  • Hindari aspirin. Jangan memberikan aspirin pada anak yang sedang demam karena bisa menimbulkan efek samping serius seperti sindrom Reye. Sebagai gantinya, Anda bisa memberikan obat penurun panas yang mengandung parasetamol sesuai dosis anjuran dokter.

Jika bayi berusia di bawah 3 bulan terkena cacar air, segera hubungi dokter. Infeksi varisela pada bayi baru lahir lebih berisiko dan memerlukan penanganan medis khusus. 

Varisela adalah infeksi virus yang bisa menyerang siapa saja, khususnya anak-anak, dengan gejala khas berupa ruam dan lepuhan berisi cairan. 

Cacar air bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan risiko komplikasi pada orang dewasa atau individu dengan daya tahan tubuh lemah. 

Karena itu, vaksinasi menjadi langkah pencegahan terbaik agar Anda tidak perlu mengalami gejala varisela yang mengganggu.Selalu jaga kesehatan Anda dan keluarga dengan beli suplemen dan obat terpercaya dari Pyfa Health!

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout