Penyebab, Gejala, dan Penanganan Demam Berdarah

Penyebab, gejala, dan penanganan demam berdarah

Penyebab, Gejala, dan Penanganan Demam Berdarah

ditinjau oleh dr. Carlinda Nekawaty

Peningkatan kasus demam berdarah akhir-akhir ini menjadi kekhawatiran di tengah masyarakat. Demam berdarah adalah penyakit menular yang ditandai dengan gejala-gejala, misalnya sakit kepala, demam tinggi, serta nyeri tulang dan otot. Ketahui lebih lanjut mengenai penyebab, gejala, dan penanganan demam berdarah.

Cara penularan demam berdarah adalah melalui gigitan nyamuk pembawa virus Dengue. Penyakit ini bisa dialami oleh siapa saja dan umum ditemukan di wilayah beriklim tropis seperti Indonesia, terutama saat musim hujan. Jika tidak ditangani dengan tepat, demam berdarah berisiko komplikasi, bahkan kematian. Simak informasi selengkapnya mengenai penyebab, gejala, penanganan, dan pencegahan demam berdarah di artikel ini.

Penyebab Demam Berdarah

Penyebab umum demam berdarah adalah gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus yang terinfeksi virus Dengue. Nyamuk penyebab demam berdarah hidup di genangan air, misalnya sampah plastik, genangan air di ban mobil, atau tempat minum hewan. Nyamuk ini umumnya menggigit di pagi dan sore hari.

Meski tidak menular antar manusia secara langsung tanpa gigitan nyamuk, namun demam berdarah bisa ditularkan dari ibu hamil ke janin di dalam kandungan, baik selama kehamilan atau ketika proses persalinan.

Faktor Risiko Demam Berdarah

Risiko penularan demam berdarah meningkat saat musim hujan, yaitu musim ketika nyamuk Aedes aegypti berkembang biak. Orang yang tinggal di wilayah dengan kasus demam berdarah yang tinggi, terutama area padat penduduk, juga berisiko terkena demam berdarah.

Selain itu, ada beragam faktor yang meningkatkan risiko demam berdarah dengan gejala yang parah, yaitu:

  • Sedang hamil
  • Anak-anak atau lansia
  • Orang dengan daya tahan tubuh yang lemah
  • Menderita demam berdarah sebelumnya

Gejala Demam Berdarah

Orang yang terinfeksi virus Dengue ditandai dengan gejala umum berupa peningkatan suhu tubuh secara tiba-tiba selama 3 hari. Demam bisa mencapai 39-40 derajat Celsius dan sulit turun, meski sudah mengonsumsi obat penurun demam. Pada anak, demam akibat infeksi Dengue bersifat fluktuatif, yaitu suhu tubuh turun naik selama beberapa hari.

Selain itu, demam berdarah bisa disertai dengan gejala-gejala lain, yaitu:

  • Sakit kepala
  • Lemas
  • Nyeri otot dan sendi
  • Nyeri di bagian belakang mata
  • Tidak nafsu makan
  • Mual dan muntah
  • Ruam kemerahan yang bisa muncul dan hilang

Setelah itu, suhu tubuh penderita demam berdarah akan turun. Namun, pada tahap ini, trombosit penderita yang berfungsi untuk pembekuan darah akan berkurang drastis dan menyebabkan penderita mudah mengalami perdarahan. Selain itu, penderita juga dapat mengalami kebocoran cairan keluar dari pembuluh darah, sehingga berisiko mengalami syok akibat kekurangan volume darah.

Tahap setelah demam turun adalah fase yang berbahaya, sehingga pasien harus dipantau secara ketat. Tahap ini dapat ditandai dengan gejala-gejala, yaitu:

  • Muntah-muntah tanpa henti
  • Nyeri perut yang luar biasa
  • Gelisah
  • Lemas setelah sebelumnya membaik
  • Muntah berdarah
  • Gusi berdarah
  • Mimisan
  • BAB berdarah
  • Napas cepat
  • Jantung berdebar
  • Kulit pucat, dingin, dan basah

Konsultasikan ke dokter jika Anda mengalami gejala awal demam berdarah, seperti demam tinggi. Anda juga perlu segera ke dokter jika mengalami tahap setelah demam turun yang sudah disebutkan sebelumnya.

Diagnosis Demam Berdarah

Untuk mendiagnosis demam berdarah, dokter akan mengajukan pertanyaan kepada pasien terkait gejala yang dialami, riwayat kasus DBD (demam berdarah Dengue) di wilayah tempat tinggal pasien, dan riwayat perjalanan. Selanjutnya, akan dilakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh oleh dokter. Pemeriksaan tersebut diawali dengan tourniquet test dengan penggunaan alat pengukur tekanan darah yang bertujuan untuk mendeteksi risiko kebocoran pembuluh darah.

Selain itu, dokter bisa melakukan tes darah untuk memastikan diagnosis. Berikut penjelasannya:

  • Pemeriksaan antigen NS1, untuk mendeteksi virus Dengue.
  • Pemeriksaan serologi IgG dan IgM dengue, untuk mendeteksi antibodi yang dapat menangkal virus Dengue.
  • Hematokrit, untuk mendeteksi kebocoran pembuluh darah.
  • Tes fungsi hati, untuk memeriksa kadar enzim hati.
  • Hitung darah lengkap, untuk memeriksa kadar sel darah putih dan trombosit.

Penanganan Demam Berdarah

Hingga saat ini, belum ada obat khusus untuk mematikan virus Dengue. Oleh karena itu, penanganan pasien demam berdarah difokuskan pada mengurangi gejala, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan meningkatkan energi, sehingga daya tahan tubuh bisa melawan virus.

Jika pasien berada pada tahap awal demam berdarah dan tidak menunjukkan gejala berbahaya, perawatan di rumah bisa dilakukan. Namun, pasien perlu dipantau secara ketat selama perawatan secara mandiri di rumah. Selain itu, ada beragam cara yang bisa diterapkan untuk mempercepat penyembuhan, yaitu:

  • Mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang.
  • Mencukupi kebutuhan cairan tubuh dengan mengonsumsi minuman selain air putih, misalnya cairan isotonik, jus buah, susu, air beras, atau oralit.
  • Istirahat yang cukup.
  • Mengonsumsi paracetamol, terutama jika suhu tubuh naik hingga di atas 39 derajat Celsius untuk mengurangi nyeri otot dan sakit kepala.
  • Memastikan suhu tubuh di bawah 39 derajat Celsius dengan beragam cara, misalnya mandi atau berendam air hangat (tidak panas), kompres hangat, menjaga suhu ruangan tetap sejuk, dan memakai baju dengan bahan yang tipis dan ringan.

Jika mengalami gejala DBD yang berbahaya, pasien perlu segera dibawa ke IGD rumah sakit untuk diberikan pengobatan berupa:

  • Pemantauan kadar trombosit, tekanan darah, fungsi hati, kadar gula, dan kadar elektrolit darah.
  • Infus cairan.
  • Transfusi darah jika pasien mengalami komplikasi perdarahan yang parah.

Komplikasi Demam Berdarah

Jika tidak segera ditangani, kebocoran pembuluh darah akibat DBD bisa menimbulkan komplikasi serius, yaitu:

  • Perdarahan hebat.
  • Penumpukan cairan pada rongga perut atau rongga dada.
  • Aliran darah ke organ penting tubuh tidak cukup (syok) atau dengue shock syndrome.

Sedangkan gejala DBD yang berbahaya pada ibu hamil bisa menimbulkan komplikasi berupa:

  • Bayi lahir prematur.
  • Keguguran.
  • Berat badan lahir bayi rendah.
  • Bayi meninggal di dalam kandungan.
  • Perdarahan pascapersalinan.

Pencegahan Demam Berdarah

Demam berdarah bisa dicegah dengan menerapkan program pemberantasan sarang nyamuk (PSM) dengan 3M Plus, yaitu:

  • Menutup rapat wadah berisi air.
  • Membersihkan atau menguras tempat penampungan air.
  • Pencegahan tambahan berupa fogging atau memperbaiki parit yang tidak lancar.

Metode di atas perlu dilakukan secara rutin untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat, sehingga dapat memberantas nyamuk penyebab demam berdarah.

Penularan demam berdarah juga dapat dicegah dengan mendapatkan vaksin dengue yang bisa diberikan untuk anak-anak hingga orang dewasa. Untuk menentukan jenis vaksin dengue yang tepat, konsultasikan ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan menyeluruh. Dokter akan menentukan vaksin berdasarkan riwayat ada tidaknya infeksi dengue di masa lalu.

Jika Anda sudah melakukan upaya-upaya pencegahan di atas, namun risiko gigitan nyamuk tidak bisa dihindari, konsultasikan ke dokter untuk diberikan saran dan rekomendasi yang sesuai kondisi Anda.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout