Blog

Jangan Tertukar, Ini Perbedaan Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue

Jangan Tertukar, Ini Perbedaan Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue

ditinjau oleh dr. Carlinda Nekawaty

Demam dengue dan demam berdarah dengue adalah dua kondisi yang berbeda, namun sering dianggap sama. Demam dengue adalah kondisi yang disebabkan oleh infeksi virus dengue, sedangkan demam berdarah dengue adalah demam dengue yang parah. Ketahui lebih lanjut mengenai perbedaan demam dengue dan demam berdarah dengue di artikel ini.

Cara penularan demam dengue adalah melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kondisi ini bisa terjadi tanpa gejala tetapi juga bisa menimbulkan gejala-gejala berupa demam tinggi, mual, sakit kepala, dan muncul ruam. Sedangkan demam berdarah dengue adalah demam dengue yang parah dan berbahaya. Lalu, apa saja perbedaan demam dengue dan demam berdarah dengue? Berikut informasi selengkapnya.

Perbedaan Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue

Demam dengue dan demam berdarah dengue sama-sama disebabkan oleh virus dengue. Namun, ada beberapa perbedaan demam dengue dan demam berdarah dengue, yaitu gejala, tingkat keparahan, dan penanganan yang diberikan. Berikut penjelasannya:

  1. Perbedaan gejala

Demam dengue umumnya tidak bergejala berat. Namun, pada kasus tertentu, demam dengue bisa menimbulkan gejala-gejala, yaitu:

  • Demam hingga mencapai 40 derajat Celsius.
  • Nyeri otot dan sendi.
  • Sakit kepala.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening.
  • Sakit di belakang mata.
  • Mual dan muntah.

Ketika gejala demam dengue semakin parah dan menimbulkan kebocoran plasma dan perdarahan, maka kondisinya berkembang menjadi demam berdarah dengue (DBD). Gejala DBD umumnya muncul 3-7 hari setelah gejala awal. Berikut gejala-gejala demam berdarah dengue yang perlu diwaspadai:

  • Demam selama 2-7 hari.
  • Ruam merah yang disertai dengan petekie.
  • Gusi berdarah.
  • Urin berdarah.
  • Mimisan.
  • Kadar trombosit menurun, yaitu di bawah 100.000/mm3.

Jika semakin parah, DBD bisa menyebabkan BAB berwarna hitam, perdarahan di vagina, dan perdarahan di otak.

Selain itu, pola demam dengue bersifat fluktuatif atau naik-turun-naik. Demam dengue bisa berubah menjadi demam berdarah dengue saat fase demam menurun, sehingga kerap dianggap sebagai kondisi yang membaik. Padahal, fase tersebut adalah kondisi yang kritis, karena ditandai dengan gejala-gejala, misalnya kadar trombosit menurun drastis, kadar protein dan albumin menurun, kadar hematokrit meningkat, dan cairan menumpuk di rongga pembatas paru dengan tulang rusuk (efusi pleura) dan rongga perut (asites).

Jika tidak ditangani dengan tepat, perdarahan dan kebocoran plasma darah akibat DBD bisa menyebabkan syok. Kondisi ini menandakan demam berdarah dengue berkembang menjadi dengue shock syndrome yang ditandai dengan gejala-gejala berikut:

  • Denyut nadi melemah dan cepat.
  • Tekanan darah rendah (hipotensi).
  • Lelah dan lemas.
  • Jari kaki dan jari tangan terasa dingin.

Pada tahap ini, risiko komplikasi serius dan bahkan kematian akan meningkat.

2. Perbedaan Penanganan Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue

Penanganan demam dengue umumnya bertujuan untuk meringankan gejala dan membuat pasien merasa lebih nyaman, misalnya dengan pemberian paracetamol oleh dokter untuk mengurangi demam dan nyeri otot. Namun, pasien demam dengue dianjurkan untuk menghindari obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), misalnya aspirin, ibuprofen, dan naproxen. Obat-obatan tersebut bisa meningkatkan risiko perdarahan.

Selain itu, perawatan secara mandiri di rumah bisa dilakukan untuk meringankan gejala demam dengue, yaitu:

  • Mencukupi kebutuhan cairan tubuh dengan mengonsumsi air putih dan minuman berkalori, seperti jus buah atau susu. 
  • Tidur yang cukup.
  • Kompres air hangat, agar suhu tubuh terkendali dan tidak melebihi 39 derajat.

Jika demam dengue berkembang menjadi demam berdarah dengue (DBD), diperlukan perawatan intensif di rumah sakit. Berikut beberapa penanganan DBD yang diberikan oleh dokter:

  • Pemberian cairan infus.
  • Pemantauan trombosit dan hematokrit untuk mencegah perdarahan berat dan syok.
  • Pemantauan intensif, misalnya tekanan darah, denyut nadi, dan jumlah urin.
  • Transfusi darah, untuk pasien yang kekurangan darah.

Penanganan untuk pasien DBD di atas umumnya berlangsung lebih dari 3 hari.

Komplikasi Demam Dengue

Demam dengue umumnya sembuh dalam waktu 1-2 minggu. Namun, pada kasus yang parah, demam dengue bisa menyebabkan penurunan trombosit yang drastis. Kondisi ini meningkatkan risiko perdarahan, seperti BAB berdarah, mimisan, muntah darah berwarna gelap, memar di bawah kulit, dan darah menstruasi yang lebih banyak.

Selain itu, ibu hamil yang mengalami demam dengue berisiko menularkannya ke janin di dalam kandungan. Kondisi ini meningkatkan risiko komplikasi, misalnya kelahiran prematur dan berat badan lahir bayi rendah.

Pencegahan Demam Dengue

Demam berdarah dengue adalah demam dengue tingkat lanjut. Oleh karena itu, demam dengue perlu dicegah sejak dini dengan upaya pencegahan, seperti pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan pemberian vaksin dengue. Berikut penjelasannya:

1. Pemberantasan sarang nyamuk (PSN)

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) program pencegahan yang bertujuan untuk mematikan nyamuk penyebab demam dengue yang umum ditemukan di musim hujan. Metode ini dilakukan dengan pengasapan insektisida atau fogging dua kali dengan jeda 1 minggu.

Selain itu, agar pencegahan efektif, PSN perlu disertai dengan menjalankan 3M Plus secara rutin. Berikut metode 3M yang bisa diterapkan:

  • Menutup rapat wadah berisi air di rumah.
  • Menguras atau membersihkan tempat penampungan air, misalnya bak mandi, setidaknya 1 minggu sekali.
  • Menyingkirkan barang-barang yang berpotensi menjadi tempat nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus berkembang biak.

Untuk melengkapi PSN, Anda perlu menerapkan metode PLUS, yaitu:

  • Menyebarkan bubuk abate di atas tempat penampungan air.
  • Mengatur ventilasi dan cahaya di rumah.
  • Menanam tanaman pengusir nyamuk, misalnya serai wangi atau lavender.
  • Memelihara ikan pemakan jentik-jentik nyamuk, misalnya ikan gupi.
  • Penggunaan obat nyamuk.
  • Memasang kelambu di tempat tidur.
  • Penggunaan losion antinyamuk dengan kandungan diethyltoluamide (DEET).
  • Tidak menggantung pakaian, karena berpotensi menjadi sarang nyamuk.

2. Pemberian vaksin dengue

Pencegahan demam dengue lainnya adalah mendapatkan vaksin dengue. Saat ini terdapat jenis vaksin dengue yang bisa diberikan kepada orang yang pernah terinfeksi virus dengue maupun yang belum pernah terinfeksi virus dengue, terutama yang tinggal di wilayah dengan kasus demam dengue yang tinggi. Vaksin dengue direkomendasikan untuk anak-anak dan orang dewasa usia 6-45 tahun. Sebelum pemberian vaksin, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan darah, tergantung pada jenis vaksin yang akan digunakan. 

Itulah penjelasan mengenai perbedaan demam dengue dan demam berdarah dengue yang perlu diketahui. Jika Anda mengalami keluhan-keluhan yang menyerupai demam dengue atau demam berdarah dengue, konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dengan begitu, dokter bisa memberikan penanganan yang sesuai kondisi Anda, sehingga risiko komplikasi serius bisa dicegah.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout