Blog

kanker nasofaring

Mengenal Kanker Nasofaring, Penyebab, dan Gejalanya

Kanker nasofaring adalah jenis penyakit yang menyerang jaringan di nasofaring. Nasofaring merupakan salah satu bagian tenggorokan yang terletak di belakang rongga hidung dan di balik langit-langit mulut. Kanker nasofaring ditandai dengan gangguan berbicara, bernapas, dan mendengar.

Kanker nasofaring diketahui cukup sulit dideteksi. Hal ini dikarenakan gejala kanker nasofaring sering kali muncul ketika sudah di tahap lanjut. Oleh karena itu, dokter biasanya akan menggunakan metode terapi radiasi dan kemoterapi untuk mengatasinya. Apa penyebab dan gejala kanker nasofaring? Berikut penjelasannya.

Penyebab Kanker Nasofaring

Hingga saat ini, penyebab pasti kanker nasofaring belum diketahui. Namun, kondisi ini diduga terkait dengan infeksi virus Epstein-Barr (EBV). Virus ini umumnya terdapat di dalam air liur dan penularannya dapat terjadi melalui kontak langsung dengan orang lain atau benda yang terkontaminasi.

EBV merupakan salah satu penyebab beberapa penyakit, salah satunya mononukleosis. Namun, pada kebanyakan kasus, EBV tidak menyebabkan infeksi yang berkepanjangan. Hingga saat ini, kaitan EBV dengan kanker nasofaring masih terus diteliti. Selain itu, berikut beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker nasofaring:

  • Berjenis kelamin laki-laki.
  • Berusia 30-50 tahun.
  • Memiliki keluarga dengan riwayat kanker nasofaring.
  • Memiliki riwayat gangguan telinga, hidung, dan tenggorokan, seperti otitis media, rhinitis, dan polip hidung.
  • Sering mengonsumsi makanan yang diawetkan dengan garam.
  • Kebiasaan merokok dan minum alkohol.
  • Sering terpapar bubuk kayu atau bahan kimia formaldehida.

Gejala Kanker Nasofaring

Pada stadium awal, kanker nasofaring tidak menunjukkan gejala. Gejala biasanya muncul ketika kanker sudah dalam tahap lanjut atau telah menyebar lebih jauh. Berikut beberapa gejala kanker nasofaring yang perlu diwaspadai:

  • Mimisan.
  • Benjolan pada tenggorokan.
  • Hidung tersumbat atau pilek.
  • Gangguan pendengaran.
  • Telinga berdengung (tinnitus) dan terasa tidak nyaman.
  • Sakit kepala.
  • Infeksi telinga yang berulang.
  • Kesulitan membuka mulut.
  • Penglihatan kabur atau berbayang.
  • Sakit tenggorokan.
  • Mati rasa di wajah.

Pengobatan Kanker Nasofaring

Pengobatan kanker nasofaring biasanya ditentukan oleh riwayat penyakit, posisi kanker, stadium kanker, dan kondisi kesehatan pasien. Berikut beberapa metode pengobatan kanker nasofaring yang umum digunakan:

1. Radioterapi

Metode pengobatan ini biasanya dilakukan untuk mengatasi kanker nasofaring stadium awal. Radioterapi menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh dan menghentikan pertumbuhan sel kanker.

2. Kemoterapi

Kemoterapi adalah pemberian obat-obatan yang berfungsi untuk membunuh sel kanker. Metode ini biasanya didukung dengan prosedur radioterapi atau imunoterapi agar efektivitas pengobatan bisa lebih optimal.

3. Pembedahan

Pembedahan umumnya jarang digunakan, karena posisi kanker nasofaring berdekatan dengan banyak pembuluh darah dan saraf. Metode ini lebih sering dilakukan untuk mengangkat kanker pada kelenjar getah bening di leher.

4. Imunoterapi 

Imunoterapi adalah pemberian obat yang bertujuan untuk merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melawan sel kanker. Jenis obat imunoterapi yang diresepkan oleh dokter disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pasien. Misalnya, pembrolizumab atau cetuximab.

Selain itu, dokter juga bisa melakukan perawatan paliatif, yaitu prosedur yang bertujuan untuk mencegah gejala dan efek samping dari beberapa pengobatan di atas. Perawatan ini bisa diberikan bersamaan dengan metode lain untuk mengatasi kanker nasofaring dan bertujuan agar pasien merasa nyaman.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout