HBsAg Adalah Indikator Infeksi Hepatitis B, Kenali di Sini

HBsAg Adalah Indikator Infeksi Hepatitis B, Kenali di Sini

HBsAg Adalah Indikator Infeksi Hepatitis B, Kenali di Sini

HBsAg adalah singkatan dari hepatitis B surface antigen, yaitu protein yang ditemukan pada permukaan virus hepatitis B. Keberadaan HBsAg menjadi indikator penting dalam mendeteksi infeksi virus hepatitis B (HBV). 

Tes HBsAg adalah salah satu tes laboratorium yang umum dilakukan untuk mendiagnosis infeksi hepatitis B, baik akut maupun kronis. Hepatitis B sendiri dapat menyebabkan kerusakan hati yang serius, seperti sirosis dan kanker hati. 

Dengan mengetahui status HBsAg, seseorang dapat mengambil langkah-langkah pencegahan dan pengobatan yang tepat. Maka dari itu, tes HBsAg menjadi salah satu cara untuk mendeteksi dini infeksi hepatitis B dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

HBsAg adalah Tes untuk Mendeteksi Penyakit Hepatitis B

HBsAg adalah antigen permukaan virus hepatitis B (HBV) yang muncul dalam darah ketika seseorang terinfeksi HBV. Antigen ini dapat dideteksi dalam beberapa minggu setelah infeksi dan dapat bertahan selama beberapa bulan atau bahkan seumur hidup. 

Tes HBsAg digunakan untuk menentukan apakah seseorang terinfeksi HBV dan apakah infeksi tersebut bersifat akut atau kronis.

Hepatitis B sendiri merupakan penyakit yang dapat menyebabkan peradangan pada organ hati. Virus ini umumnya memiliki masa inkubasi sekitar 90 hari. 

Selama periode tersebut, tes HBsAg sudah dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan antigen permukaan virus hepatitis B. Namun, dalam beberapa kasus, antigen mungkin tidak terdeteksi pada individu yang telah terinfeksi selama lebih dari tujuh minggu. 

Jika hasil tes HBsAg positif, maka itu menandakan bahwa seseorang sedang mengalami infeksi hepatitis B yang aktif. Sebaliknya, hasil negatif menunjukkan bahwa virus hepatitis B tidak terdeteksi dalam darah saat pemeriksaan dilakukan. 

Perlu diingat bahwa hasil positif HBsAg tidak selalu mengindikasikan infeksi kronis, karena sebagian besar individu dapat pulih dari hepatitis B dalam beberapa bulan.

Fungsi HBsAg dalam Diagnosis Hepatitis B

Berikut adalah berbagai fungsi HBsAg dalam proses diagnosis hepatitis B. 

1. Deteksi Infeksi Akut dan Kronis

Tes HBsAg dapat mendeteksi infeksi hepatitis B, baik yang baru terjadi (akut) maupun yang sudah berlangsung lama (kronis). Hasil positif HBsAg menunjukkan bahwa seseorang terinfeksi HBV, tetapi tidak selalu menunjukkan tingkat keparahan infeksi.

2. Skrining Donor Darah

Tes HBsAg adalah salah satu tes yang wajib dilakukan saat donor darah untuk mencegah penularan HBV melalui transfusi darah. Calon donor dengan hasil HBsAg positif tidak akan diperbolehkan mendonorkan darah.

3. Pemantauan Pengobatan

Pada penderita atau pasien yang menjalani pengobatan hepatitis B, tes HBsAg digunakan untuk memantau respons terhadap pengobatan. Penurunan atau hilangnya HBsAg menunjukkan bahwa pengobatan efektif. 

Dampak HBV pada Kesehatan

Keberadaan HBsAg dalam darah menunjukkan bahwa seseorang terinfeksi HBV. Dampak infeksi HBV pada kesehatan dapat bervariasi, tergantung pada jenis infeksi (akut atau kronis) dan kondisi kesehatan individu. Berikut adalah berbagai dampaknya. 

1. Hepatitis B Akut

Meskipun beberapa kasus memerlukan perawatan medis, tetapi gejala hepatitis B akut umumnya menyerupai flu dan biasanya akan sembuh dengan sendirinya. 

2. Hepatitis B Kronis

Berkembang dari infeksi akut, hepatitis B kronis dapat menyebabkan kerusakan hati yang serius (sirosis atau kanker hati). Penyakit ini terkadang tidak menunjukkan gejala, tetapi tetap menular.  

Virus hepatitis B menular melalui darah dan cairan tubuh, termasuk hubungan seks tanpa pengaman, penggunaan jarum suntik bersama, dan dari ibu ke anak saat lahir.

Selain dampak terhadap fisik, infeksi virus ini juga dapat menimbulkan dampak psikologis, seperti kecemasan dan stigma sosial.

HbsAg adalah antigen permukaan hepatitis B yang digunakan untuk mendeteksi infeksi virus hepatitis B dalam tubuh. Pemeriksaan HbsAg sangat penting untuk mengetahui status infeksi seseorang, baik untuk keperluan medis, skrining donor darah, maupun pencegahan penularan.

Tujuan Pemeriksaan HBsAg

Selain memudahkan diagnosis hepatitis B, HBsAg bertujuan untuk memeriksa perkembangan infeksi. Misalnya, hasil HBsAg yang menyatakan pasien mengalami infeksi kronis akan memudahkan dokter untuk menentukan pilihan pengobatan yang sesuai.

Jika hasil HBsAg negatif dan anti-HBs berubah menjadi positif, artinya obat yang diberikan oleh dokter efektif mengatasi infeksi dan mengurangi virus. Oleh karena itu, penting untuk melakukan tes HBsAg secara berkala sesuai anjuran dokter.

Proses Pemeriksaan HBsAg

Secara umum, prosedur tes HBsAg tidak jauh berbeda dengan tes darah lainnya, yaitu penggunaan jarum suntik untuk mengambil darah dari pembuluh darah di tangan atau lengan Anda.

Selain itu, tidak ada persiapan khusus sebelum melakukan tes HBsAg. Namun, beri tahu dokter jika Anda mengonsumsi obat, obat herbal, atau suplemen.

Meski memiliki risiko yang sangat rendah, namun prosedur tes HBsAg mungkin menimbulkan efek samping, seperti memar, infeksi, perdarahan, dan pusing.

Hasil Pemeriksaan HBsAg

Hasil tes HBsAg ditentukan oleh jenis kelamin, usia, riwayat, dan metode yang digunakan saat tes. Berikut penjelasannya:

1. Hasil negatif 

Hasil tes HBsAg negatif menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya HBsAg di dalam serum. Hasil negatif juga menunjukkan bahwa seseorang sudah benar-benar sembuh dari hepatitis B atau bebas dari infeksi virus hepatitis B (HVB). 

Namun, pada orang yang terinfeksi hepatitis D umumnya tidak ditemukan adanya HBsAg, karena virus penyebab hepatitis D menekan jumlah HVB saat bereplikasi. Jika infeksi HVB teratasi, tubuh Anda akan membentuk antibodi terhadap virus tersebut dan tidak bisa menularkan virus tersebut ke orang lain.

2. Hasil positif

Jika hasil tes HBsAg menunjukkan positif atau reaktif, Anda mungkin terinfeksi hepatitis B. Sebagian besar kasus hepatitis B akan pulih. Jika Anda sudah benar-benar sembuh dari hepatitis B, tubuh akan memiliki kekebalan terhadap virus hepatitis B dan tidak bisa menularkan virus tersebut ke orang lain.

Hasil positif juga bisa menjadi tanda bahwa Anda mengidap hepatitis B kronis. Jika Anda tidak sembuh lebih dari 6 bulan, virus hepatitis B mungkin ada di dalam darah dan menyebabkan gangguan hati dan Anda bisa menularkannya ke orang lain.

Hasil tes HBsAg tersebut memungkinkan dokter untuk memutuskan apakah Anda memerlukan pengobatan hepatitis atau tidak.

Perlu diingat, ketika masuk ke dalam tubuh, virus hepatitis B tidak langsung bereplikasi. Virus tersebut akan menjalani masa inkubasi selama 90 hari.

Oleh karena itu, antigen HBsAg dan DNA HVB bisa dideteksi dalam darah ketika infeksi virus hepatitis sudah berlangsung selama 1-9 minggu. Namun, pada sebagian kasus, gejala hepatitis B yang sudah berlangsung selama 1 bulan tidak ditemukan adanya antigen.

Kondisi yang Memerlukan Tes HBsAg

Ada beberapa kondisi yang berisiko terinfeksi virus hepatitis B dan perlu melakukan tes HBsAg, yaitu:

  • Ibu hamil, untuk mencegah penularan pada bayi.
  • Tenaga medis.
  • Orang yang berisiko tinggi terinfeksi HBV, seperti orang yang bergonta-ganti pasangan seksual atau pengguna narkoba suntik.
  • Orang dengan gejala hepatitis, seperti muntah, mual, penyakit kuning, dan nyeri perut.

Dengan mengetahui status HBsAg, Anda dapat mengambil langkah-langkah pencegahan dan pengobatan yang tepat. Jika Anda memiliki faktor risiko atau mengalami gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.  

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout