Blog

pandemi endemi epidemi

Mengenal Istilah Pandemi, Endemi, Epidemi

Setelah beberapa negara di Eropa menetapkan pelonggaran protokol kesehatan beberapa waktu yang lalu, istilah pandemi, endemi, dan epidemi, menjadi topik yang dibicarakan banyak orang saat ini. Namun, proses transisi dari pandemi menjadi endemi perlu dilakukan secara perlahan.

Pandemi, endemi, dan epidemi, merupakan tiga kondisi yang berbeda dan membutuhkan perhatian yang berbeda. Oleh karena itu, pemerintah perlu berhati-hati dalam menetapkan endemi di Indonesia. Apa saja perbedaan tiga istilah tersebut? Berikut penjelasannya.

Perbedaan Pandemi, Endemi, dan Epidemi

Pandemi, endemi, dan epidemi adalah topik yang banyak dibicarakan akhir-akhir ini. Ada beberapa perbedaan pandemi, endemi, dan epidemi yang perlu Anda ketahui berikut:

1. Pandemi

Pandemi terjadi ketika penyakit menyebar ke seluruh negara atau benua dan menyebar dengan kecepatan yang sangat tinggi dengan kasus baru yang muncul setiap hari. Kondisi ini memungkinkan transmisi cepat dari orang ke orang. Selain COVID-19, beberapa penyakit yang pernah ditetapkan sebagai pandemi, antara lain influenza, sindrom pernapasan, dan HIV.

2. Endemi

Endemi terjadi jika suatu penyakit mewabah di suatu daerah atau populasi masyarakat tertentu. Kemunculan suatu penyakit dapat disebut sebagai endemi, jika terjadi secara konsisten dan biasa terjadi di dalam suatu area geografis atau populasi tertentu. Oleh karena itu, penyakit endemi akan selalu ada di wilayah tertentu dan hidup berdampingan bersama masyarakat. Misalnya, demam berdarah dengue (DBD), malaria, dan hepatitis B.

3. Epidemi

Kondisi disebut epidemi ketika penyakit menyebar secara tidak terduga atau cepat di suatu wilayah geografis atau populasi. Hal ini dapat terjadi jika penyakit endemi tiba-tiba menjadi lebih umum atau jika penyakit baru mulai menyerang di suatu wilayah. 

Beberapa penyakit berbahaya yang termasuk sebagai epidemi adalah Virus Ebola dan Virus Zika. Wabah Ebola muncul di berbagai negara Afrika sejak 1970-an, namun menjadi epidemi di Afrika Barat pada 2013. Sedangkan Virus Zika mulai menjangkiti manusia pada 1950-an, namun tidak menyebabkan wabah pertamanya hingga 2007.

Proses Transisi Menuju Endemi

Saat menjadi endemi, virus COVID-19 masih bisa menyebabkan penyakit yang serius, bahkan kematian. Oleh karena itu, pemerintah tetap perlu berhati-hati dalam menurunkan status menjadi endemi. 

Meski penularan virus saat endemi lebih rendah, namun COVID-19 masih bisa sangat menular. Hal ini dikarenakan ada beberapa penyakit yangg saat ini telah menjadi endemi, tapi masih menyebabkan kematian di dunia setiap tahun, seperti tuberkulosis (TBC), malaria, dan HIV.

Transisi dari pandemi menjadi endemi sebenarnya hanya mengubah label saja dan tidak mengubah situasi yang terjadi sekarang. Saat endemi, penyakit tetap harus dikendalikan dengan baik dan masih dibutuhkan program pengendalian yang kuat untuk mengurangi infeksi, tingkat keparahan, dan angka kematian. Oleh karena itu, penting untuk tetap melakukan berbagai pengendalian COVID-19, seperti menerapkan protokol kesehatan dan melakukan vaksinasi.

Proses transisi ke arah endemi di Indonesia terus dilakukan pemerintah. Selain pemberian vaksin booster, pemerintah juga menetapkan beberapa pelonggaran, antara lain menurunkan level PPKM menjadi level 2, menghapuskan antigen dan PCR sebagai syarat melakukan perjalanan domestik dengan menggunakan transportasi darat, laut, dan udara. Namun, persyaratan tersebut hanya berlaku untuk masyarakat yang sudah mendapatkan vaksin hingga dosis kedua.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout