Gangguan Tidur: Jenis, Penyebab, dan Penanganannya

Gangguan tidur- jenis, penyebab, dan penanganannya

Gangguan Tidur: Jenis, Penyebab, dan Penanganannya

ditinjau oleh dr. Carlinda Nekawaty

Gangguan tidur adalah perubahan pola tidur yang dapat menurunkan kualitas tidur dan kesehatan. Gangguan tidur dalam jangka panjang juga dapat memengaruhi kesehatan mental dan menurunkan kualitas hidup penderitanya.

Gangguan tidur ditandai dengan gejala-gejala berupa sulit tidur di malam hari, mengantuk di siang hari, atau siklus tidur yang tidak teratur. Jika tidak ditangani dengan tepat, gangguan tidur berkepanjangan bisa meningkatkan risiko penyakit serius, seperti penyakit jantung dan hipertensi. Simak informasi selengkapnya mengenai jenis, penyebab, dan penanganan gangguan tidur di artikel ini.

Jenis dan Penyebab Gangguan Tidur

Ada beragam jenis gangguan tidur berdasarkan bentuk dan gejalanya, yaitu:

  1. Insomnia

Insomnia adalah kesulitan untuk tidur atau membutuhkan waktu yang lama untuk tidur. Kondisi ini disebabkan oleh beragam faktor, misalnya gangguan mental, pola hidup tidak sehat, penyakit tertentu, atau restless legs syndrome.

2. Tidur berjalan

Somnambulism adalah istilah medis untuk penyakit tidur berjalan (sleepwalking). Kondisi ini ditandai dengan bangun, berjalan, atau melakukan aktivitas dalam keadaan tidur secara tidak sadar. 

3. Hipersomnia

Berbeda dengan insomnia, hipersomnia adalah tidur dengan durasi yang sangat panjang, sehingga menyebabkan penderitanya mengantuk terus-menerus di siang hari. Salah satu penyebab hipersomnia adalah depresi.

4. Mimpi buruk

Mimpi buruk adalah gangguan tidur yang menyebabkan penderitanya bermimpi tentang hal-hal yang menakutkan. Hingga saat ini, para ahli belum bisa memastikan penyebab mimpi buruk. Namun, pada anak-anak, kondisi ini mungkin dipicu oleh ketakutan atau kecemasan ketika anak tersebut jauh dari orang tua.

5. Teror tidur

Teror tidur kerap dialami oleh anak-anak, terutama yang berusia 4-8 tahun. Teror tidur ditandai dengan penderita yang ketakutan hingga berteriak ketika tidur. Kondisi ini bisa disebabkan oleh demam atau kelelahan.

Gejala Gangguan Tidur

Gangguan tidur bisa menimbulkan beragam gejala yang mengganggu kehidupan penderitanya, yaitu:

  • Sulit tidur di malam hari.
  • Siklus tidur yang tidak teratur.
  • Irama napas yang tidak normal ketika tidur.
  • Tungkai bergerak secara tidak sengaja ketika tidur.
  • Kerap terbangun tiba-tiba saat tidur dan sulit tidur kembali.
  • Mimpi buruk, ketakutan, berteriak, tersedak, berjalan ketika tidur, berhenti bernapas sesaat, atau menggertakkan gigi, ketika tidur.
  • Selalu mengantuk di siang hari, sehingga tertidur di waktu yang tidak normal, misalnya saat berkendara.
  • Tubuh sulit digerakkan ketika bangun tidur.
  • Tubuh lemas, lemah otot, atau lelah.
  • Kesemutan.

Kapan Harus ke Dokter?

Anda perlu segera ke dokter jika gangguan tidur terus terjadi dan menghambat aktivitas atau disertai dengan gejala-gejala berikut:

  • Penurunan daya ingat.
  • Tertidur ketika berkendara.
  • Penurunan produktivitas ketika bekerja.
  • Sulit konsentrasi saat di kantar, sekolah, atau rumah.
  • Sulit terjaga ketika membaca buku atau menonton televisi.
  • Respon melambat.

Diagnosis Gangguan Tidur

Sebelum menentukan diagnosis, dokter akan mengajukan pertanyaan terkait pola tidur pasien, misalnya durasi tidur, frekuensi terbangun ketika sedang tidur, atau frekuensi tertidur ketika beraktivitas di siang hari. Dokter juga bisa mencari tahu apakah pasien mengidap penyakit tertentu, mengonsumsi obat-obatan yang bisa menurunkan kualitas tidur, dan apakah pasien mengalami gangguan emosional.

Selanjutnya, dokter akan memeriksa fisik pasien, termasuk saluran pernapasan pasien, misalnya tenggorokan, mulut, atau hidung. Selain itu, untuk memastikan diagnosis, dokter mungkin melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, yaitu:

  • Tes darah, untuk mendiagnosis penyakit tertentu yang bisa menyebabkan gangguan tidur.
  • Polisomnografi atau sleep study, untuk memeriksa tingkat oksigen, gelombang otak, dan gerakan tubuh, ketika tidur.
  • CT Scan, untuk mendeteksi gangguan pada otak yang menyebabkan gangguan tidur.
  • Electroencephalogram (EEG), untuk memeriksa aktivitas listrik di otak.

Penanganan Gangguan Tidur

Penanganan gangguan tidur tergantung pada faktor yang mendasarinya. Berikut beberapa pengobatan yang diberikan untuk mengatasi gangguan tidur:

  1. Psikoterapi

Psikoterapi yang umum diberikan untuk gangguan tidur adalah terapi perilaku kognitif. Terapi ini dilakukan untuk mengubah pola pikir penderita gangguan tidur dan membentuk kebiasaan yang dapat memperbaiki kualitas tidur.

2. Penggunaan alat khusus untuk tidur

Penggunaan alat khusus untuk tidur adalah penanganan yang umum diberikan untuk penderita hipersomnia. Alat ini berupa masker oksigen yang disambungkan ke alat yang disebut continuous positive airway pressure (CPAP) untuk menjaga saluran pernapasan tetap terbuka.

3. Obat-obatan

Pemberian obat-obatan adalah pilihan penanganan gangguan tidur lainnya. Ada beragam jenis obat yang umum diberikan psikiater untuk mengatasi gangguan tidur, misalnya obat antidepresan dan obat penenang jika terdapat indikasi yang sesuai.

4. Perubahan gaya hidup

Agar penanganan di atas efektif, pasien juga perlu menerapkan pola hidup sehat untuk memperbaiki kualitas tidur. Berikut gaya hidup sehat yang dianjurkan:

  • Rutin berolahraga.
  • Memperbanyak asupan makanan berserat tinggi, misalnya buah-buahan dan sayuran.
  • Mengurangi asupan gula.
  • Mengelola stres dengan tepat, misalnya meditasi, yoga, terapi musik, atau latihan pernapasan.
  • Membatasi konsumsi minuman berkafein di sore dan malam hari.
  • Membuat jadwal tidur dan melakukannya secara konsisten untuk membentuk siklus tidur yang baik.
  • Membatasi konsumsi minuman beralkohol.
  • Hindari penggunaan ponsel setidaknya 30 menit sebelum tidur agar kualitas tidur bisa diperbaiki.
  • Tidak merokok.
  • Hindari tidur berlebihan ketika hari libur, karena bisa mengganggu pola tidur di hari kerja.

Komplikasi Gangguan Tidur

Jika tidak ditangani dengan tepat, gangguan tidur yang berkepanjangan bisa menimbulkan komplikasi, yaitu:

  • Mudah lupa.
  • Munculnya tanda-tanda penuaan dini, misalnya keriput dan kantung mata.
  • Peningkatan berat badan.
  • Penurunan libido.
  • Penurunan prestasi di sekolah atau produktivitas di tempat kerja.
  • Sulit konsentrasi.
  • Penurunan daya nalar dan pemecahan masalah, sehingga sulit mengambil keputusan.
  • Penurunan kewaspadaan, sehingga rentan kecelakaan ketika bekerja atau berkendara.
  • Gangguan kesehatan mental, misalnya gangguan kecemasan umum dan depresi.
  • Berisiko terkena penyakit serius, misalnya diabetes, hipertensi, penyakit jantung, dan stroke.

Pencegahan Gangguan Tidur

Untuk mencegah gangguan tidur, ada beragam cara yang bisa diterapkan, yaitu:

  • Hindari bekerja hingga larut malam.
  • Tidur dalam suasana yang nyaman untuk tidur.
  • Berolahraga secara teratur.
  • Menerapkan sleep hygiene untuk memperbaiki kualitas tidur.
  • Hindari mengonsumsi minuman berkafein dan minuman beralkohol setidaknya 5 jam sebelum tidur.
  • Hindari konsumsi obat yang dapat mengganggu waktu tidur, misalnya obat pelangsing, dekongestan, atau antidepresan.
  • Berkonsultasi ke dokter untuk diberikan penanganan gangguan tidur yang tepat, terutama jika Anda mengidap gangguan pencernaan, penyakit pernapasan, atau gangguan kesehatan mental yang bisa mengganggu waktu tidur.

Jika gangguan tidur yang Anda alami tidak berkurang setelah menerapkan penanganan dan pencegahan di atas, segera ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout