Depresi Berat: Penyebab, Ciri-Ciri, dan Penanganan
Depresi berat adalah gangguan mental yang serius dan membutuhkan penanganan tenaga ahli atau profesional. Jika diabaikan, kondisi ini memicu pengidapnya untuk menyakiti diri sendiri, bahkan mencoba bunuh diri. Oleh karena itu, penting untuk mengenali penyebab dan ciri-ciri depresi berat agar bisa ditangani dengan tepat.
Depresi berat berisiko dialami oleh siapa saja dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda, mulai dari ringan hingga berat. Simak informasi selengkapnya mengenai penyebab dan ciri-ciri depresi berat, serta penanganannya di artikel ini.
Penyebab Depresi
Hingga saat ini, para ahli belum menemukan penyebab pasti depresi berat. Namun, diduga ada beragam faktor yang meningkatkan risiko depresi berat, yaitu:
- Gangguan kimia di otak. Perubahan fungsi neurotransmitter, yaitu bahan kimia di otak, mengganggu stabilitas suasana hati dan memicu depresi.
- Gangguan hormon. Ketidakseimbangan hormon memicu depresi, misalnya kehamilan atau pascapartum.
- Peristiwa kehidupan. Trauma, stres, kematian orang yang dicintai, perceraian, atau isolasi, memicu depresi berat.
- Kepribadian. Orang yang tidak mampu mengatasi situasi tertentu rentan terkena depresi berat.
- Gangguan biologis. Perubahan fisik di otak mungkin memicu depresi berat.
- Genetik. Orang dengan riwayat keluarga pengidap depresi berat berisiko terkena kondisi yang serupa.
- Obat. Penyalahgunaan narkoba dan alkohol menimbulkan efek samping, termasuk depresi.
- Penyakit tertentu. Pengidap penyakit kronis, misalnya, penyakit Parkinson dan diabetes rentan terkena depresi berat.
Ciri-Ciri Depresi Berat
Ada dua tipe ciri-ciri depresi berat, yaitu kejiwaan dan fisik. Berikut ciri-ciri depresi berat dari sisi kejiwaan:
- Rendah diri dan tidak berharga.
- Mudah marah dan menangis.
- Kecemasan berlebihan.
- Sedih berlebihan.
- Tidak mampu berpikir atau konsentrasi.
- Tanpa motivasi dan ketertarikan untuk semua hal.
- Sikap apatis pada lingkungan sekitar.
- Percobaan bunuh diri.
Sedangkan, ciri-ciri depresi berat dari sisi fisik, yaitu:
- Tidak nafsu makan.
- Insomnia terus-menerus.
- Kelelahan.
- Penurunan atau kenaikan berat badan.
- Pusing dan nyeri tanpa alasan yang jelas.
- Gairah seksual menurun.
- Gerak tubuh dan bicara melambat.
Penanganan Depresi Berat
Penanganan depresi berat meliputi konseling psikiater dan pemberian obat-obatan dari dokter. Berikut beragam pilihan penanganan depresi berat yang diberikan:
1. Psikoterapi
Berikut beragam terapi yang diberikan untuk mengobati depresi berat:
- Problem-solving therapy (PST). Terapi yang bertujuan untuk mengatasi tekanan yang dialami oleh pengidap.
- Interpersonal therapy (IPT). Terapi yang bertujuan untuk mengatasi masalah ketika berhubungan dengan orang lain.
- Cognitive behavior therapy (CBT). Terapi yang bertujuan agar pengidap mampu mengganti pikiran dan perasaan negatif menjadi pikiran dan perasaan positif.
2. Obat
Bahan kimia yang tidak seimbang di otak juga memicu depresi. Oleh karena itu, dokter memberikan antidepresan untuk mengatasinya, sehingga gejala depresi berat berkurang.
3. Terapi stimulasi otak
Terapi stimulasi otak akan diberikan jika psikoterapi dan obat tidak berhasil menyembuhkan gejala depresi berat, bahkan mencoba bunuh diri. Berikut penjelasannya:
- Electroconvulsive therapy (ECT). Prosedurnya adalah otak akan dialirkan arus listrik melalui kulit kepala untuk diberikan kejang singkat.
- Transcranial Magnetic Stimulation (TMS). Terapi dengan penggunaan energi magnet yang diubah menjadi arus listrik di area bawah tengkorak agar pengidap mampu mengatur emosi.
Efek Depresi Terhadap Kualitas Hidup
Depresi yang tidak segera ditangani, bisa menurunkan kualitas hidup penderitanya. Misalnya, melakukan kebiasaan buruk untuk melampiaskan depresinya, seperti konsumsi minuman beralkohol, merokok, atau penggunaan narkoba. Orang yang mengalami depresi yang parah bahkan bisa kehilangan harapan hidup dan melakukan percobaan bunuh diri.
Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala depresi dan kondisi mental, sehingga bisa dideteksi dan ditangani secara tepat oleh psikolog atau psikiater.
Tips Mengatasi Depresi Secara Efektif
Selain psikoterapi dan penggunaan obat-obatan sesuai anjuran dokter, Anda bisa melakukan beragam aktivitas yang positif untuk membantu memulihkan depresi, misalnya rutin berolahraga, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, dan melakukan hobi. Anda juga bisa mengurangi gejala depresi dengan menerapkan cara-cara berikut:
- Lakukan hal baru yang menyenangkan
Depresi bisa mengurangi energi dan menyebabkan Anda enggan beraktivitas. Oleh karena itu, Anda bisa menjernihkan pikiran dengan melakukan hal-hal baru yang menyenangkan, misalnya yoga, mengikuti kelas menari, rutin berolahraga, atau terlibat dalam kegiatan sosial. Selain menambah teman-teman baru, cara ini bisa menjadi support system yang baik.
2. Kontrol pikiran dan fokus pada pikiran positif
Melawan emosi dan pikiran negatif adalah cara mengurangi gejala depresi yang efektif. Anda bisa berpikir positif dan memotivasi diri sendiri dengan mengatakan “saya pasti bisa”. Selain itu, Anda bisa melakukan meditasi untuk merilekskan pikiran dan mengontrol emosi. Jika Anda kesulitan mengontrol pikiran dan emosi negatif, konsultasikan ke psikolog untuk diberikan penanganan yang tepat.
3. Menulis buku harian
Jika Anda sulit berbagi keluh kesah atau beban hidup kepada orang lain, Anda bisa mengekspresikannya dalam bentuk tulisan. Tuliskan semua isi hati dan perasaan Anda di buku harian, misalnya harapan dalam hidup, cita-cita, rencana-rencana di masa depan, dan hal-hal yang ingin dicapai. Ketika menulis buku harian, Anda juga tidak perlu takut dihakimi, sehingga membuat perasaan Anda lebih lega.
4. Detoks sosial media
Jika gejala depresi muncul setelah menghabiskan waktu di media sosial, cobalah untuk break dari media sosial untuk sementara waktu. Tanpa gangguan dari lingkungan luar, emosi dan pikiran Anda bisa menjadi lebih tenang. Jika Anda mulai kesepian, cobalah berbagi isi hati dan perasaan dengan orang yang bisa dipercaya atau berkonsultasi ke psikolog.
Isi hati dan perasaan Anda adalah sesuatu yang valid dan penting untuk diakui. Oleh karena itu, jika Anda sedang mengalami masa sulit, carilah bantuan dari keluarga atau orang yang dapat dipercaya. Anda juga bisa bergabung dengan kelompok dukungan untuk penderita depresi. Dengan begitu, Anda bisa berbagi pikiran dan pengalaman selama menjalani proses penyembuhan depresi, sehingga Anda bisa memahami penyebab dan cara mengatasi depresi secara optimal.
Jika Anda sudah menerapkan cara-cara tersebut, namun gejala-gejala depresi tidak berkurang atau bahkan semakin parah, mengganggu aktivitas, dan tidak bisa diatasi sendiri, konsultasikan ke dokter atau psikolog untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dengan begitu, dokter bisa memberikan penanganan yang sesuai kondisi Anda, sehingga risiko komplikasi bisa dikurangi.