Ciri-ciri down syndrome, Fisik Hingga Intelektual

Ciri-ciri down syndrome, Fisik Hingga Intelektual

Ciri-ciri down syndrome, Fisik Hingga Intelektual

Memiliki anak yang dinanti-nantikan adalah momen yang tak ternilai. Namun, tidak jarang ada kondisi anak yang tidak bisa dihindari, salah satunya down syndrome. Apa ciri-ciri down syndrome yang perlu diwaspadai?

Down syndrome adalah gangguan tumbuh kembang anak yang memicu kesulitan belajar. Agar bisa ditangani dengan tepat, penting untuk mengetahui ciri-ciri down syndrome, mulai dari fisik hingga intelektual. Simak informasi selengkapnya di artikel ini.

Ciri-Ciri Fisik Down Syndrome

Meski ciri-ciri down syndrome dapat bervariasi pada setiap anak, namun ada ciri-ciri umum yang ditunjukkan, yaitu:

  • Kepala berukuran kecil.
  • Hidung dan wajah datar.
  • Mulut dan telinga berukuran kecil.
  • Mata miring.
  • Berat dan panjang tubuh di bawah standar.
  • Tulang hidung rata dan bentuknya kecil.
  • Lidah menonjol.
  • Tubuhnya pendek.
  • Ukuran jari pendek.
  • Tangan lebar.

Keterlambatan perkembangan fisik bayi atau anak dengan down syndrome juga perlu dideteksi sejak dini agar diberikan penanganan secepatnya.

Ciri-Ciri Intelektual Down Syndrome

Bayi atau anak dengan down syndrome juga mengalami keterlambatan perkembangan kognitif dan berpikir. Berikut ciri-ciri down syndrome yang berkaitan dengan kemampuan intelektual:

1. Gangguan perkembangan motorik

Down syndrome berisiko mengganggu perkembangan motorik anak yang mencakup belajar merangkak, belajar berjalan, belajar duduk, dan belajar bergerak. Selain itu, keterlambatan motorik berisiko menurunkan kecerdasan dan kemampuan bahasa anak di masa depan.

2. Gangguan perkembangan bicara dan bahasa

Dikutip dari Mayo Clinic, bayi atau anak dengan down syndrome mengalami hambatan perkembangan komunikasi dan bahasa. Hal ini memicu keterlambatan kemampuan bahasa dan bicara bayi atau anak dengan down syndrome di masa depan.

3. Gangguan perkembangan mengenal angka

Keterlambatan memahami angka juga berisiko dialami anak dengan down syndrome. Meski demikian, kemampuan ini bisa dicapai anak dengan down syndrome, namun tahapannya tidak sama dengan anak-anak yang tidak down syndrome.

4. Gangguan perkembangan memori jangka pendek verbal

Memori jangka pendek adalah sistem memori yang mempelajari informasi secara singkat. Sistem memori ini berfungsi untuk mengoptimalkan perkembangan kognitif dan memproses informasi visual dan verbal. Namun, anak dengan down syndrome cenderung memproses informasi secara visual.

Kapan Harus ke Dokter?

Diagnosis bayi dengan down syndrome dilakukan saat kehamilan dan setelah kelahiran. Namun, jika Anda masih ragu mengenai kehamilan yang dijalani atau tumbuh kembang anak, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan informasi lebih lengkap. 

Jika anak menunjukkan ciri-ciri down syndrome, segera bawa ke dokter untuk diperiksa penyebabnya dan diberikan penanganan yang tepat. Penanganan down syndrome sejak dini adalah kunci untuk membantu anak tumbuh dan berkembang lebih baik, sehingga bisa menjalani kehidupannya dengan normal.

Pencegahan Down Syndrome

Down syndrome dapat dicegah dengan menerapkan beragam upaya berikut:

1. Pola hidup sehat

Pola hidup sehat adalah upaya pencegahan down syndrome yang efektif. Beberapa kebiasaan yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah mencukupi asupan gizi, menghindari rokok dan alkohol, rutin berolahraga, dan mengelola stres dengan tepat.

2. Mencukupi asam folat

Asupan asam folat yang tercukupi penting untuk mencegah down syndrome. Oleh karena itu, ibu hamil dianjurkan untuk makan makanan tinggi asam folat secara rutin, misalnya kacang-kacangan, biji-bijian, sayuran hijau, buah-buahan, dan susu.

Penanganan Down Syndrome

Down syndrome adalah kelainan genetik yang tidak dapat disembuhkan. Namun, ada beragam pengobatan Down syndrome yang memungkinkan pasien untuk beraktivitas sehari-hari secara normal dan mengurangi tingkat keparahan kondisi.

Semakin cepat pengobatan Down syndrome diberikan, semakin baik kemampuan pasien untuk beraktivitas sehari-hari. Berikut beragam metode pengobatan yang diberikan oleh dokter untuk mengatasi Down syndrome:

1. Terapi

Jenis terapi untuk Down syndrome diberikan akan disesuaikan dengan kebutuhan dan usia pasien, yaitu:

  • Terapi bicara, untuk meningkatkan kemampuan berbahasa dan berkomunikasi pasien.
  • Fisioterapi, untuk melatih pasien bergerak dengan benar, meningkatkan kekuatan otot, dan menjaga postur tubuh yang baik.
  • Terapi perilaku, untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam merespons sesuatu secara positif, terutama ketika pasien mengalami frustrasi, ADHD, atau gangguan obsesif kompulsif.
  • Terapi okupasi, untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam beraktivitas sehari-hari, misalnya berpakaian, makan, serta mengangkat atau meletakkan benda.

2. Pemberian obat-obatan

Agar terapi bisa berjalan secara optimal, dokter bisa memberikan obat-obatan, yaitu:

  • Levothyroxine, pada pasien Down syndrome yang mengidap kekurangan hormon tiroid (hipotiroidisme).
  • Diuretik dan digoxin, untuk pasien Down syndrome yang mengidap kelainan jantung.

Namun, konsultasikan ke dokter sebelum memberikan obat kepada anak yang mengidap Down syndrome. Hal ini bertujuan untuk menurunkan risiko interaksi obat atau efek samping yang membahayakan kesehatan anak.

3. Operasi

Ada beragam jenis operasi yang mungkin dilakukan oleh dokter untuk mengatasi kondisi-kondisi yang berkaitan dengan Down syndrome, yaitu:

  • Penyakit Hirschprung, yaitu kelainan pada saraf usus besar.
  • Duodenal atresia, yaitu kelainan pada duodenum (usus dua belas jari).
  • Atrioventricular septal defect (AVSD), yaitu kelainan jantung bawaan yang ditandai dengan lubang pada dinding pemisah ruang jantung kanan dan kiri, yang mengganggu aliran darah.

Peran Orang Tua dalam Penanganan Down Syndrome pada Anak

Peran orang tua dalam mengatasi Down syndrome pada anak adalah kunci keberhasilan terapi di atas. Berikut hal-hal yang bisa dilakukan oleh orang tua selama proses pengobatan yang dijalani oleh anak yang mengidap Down syndrome:

  • Mengajak anak melakukan hal-hal yang seru dan menyenangkan, misalnya bermain, menyanyi, atau membaca.
  • Mengajak anak untuk berbicara secara jelas dan perlahan agar anak bisa memahami dan menirunya.
  • Mendukung anak untuk menjalani pola hidup sehat.
  • Mengajari anak dengan perbuatan dan bukan hanya perkataan.
  • Memberi pujian kepada anak, terutama ketika mempelajari hal-hal baru.
  • Membawa anak ke dokter untuk pemeriksaan secara berkala.

Selain itu, orang tua dianjurkan untuk bergabung dengan komunitas yang berisi orang tua dari anak pengidap Down syndrome lain, sehingga bisa saling berbagi pengalaman dan informasi terkait penanganan dan pencegahan Down syndrome.

Dengan kombinasi terapi, obat-obatan, dukungan positif dari orang tua, serta pemeriksaan secara rutin ke dokter, peluang pengidap Down syndrome untuk hidup dan beraktivitas secara mandiri akan meningkat dan risiko komplikasi bisa dikurangi.

Jika ada pertanyaan terkait gejala, penanganan, dan pencegahan Down syndrome, konsultasikan ke dokter untuk diberikan saran dan rekomendasi yang tepat.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout