Apa itu Penyakit Autoimun? Ketahui Faktor Risiko, Gejala, dan Jenisnya
Sistem kekebalan tubuh berfungsi untuk menangkal kuman dan bakteri penyebab penyakit. Namun, pada penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuh justru merusak sel-sel yang sehat di tubuh. Ketahui lebih lanjut mengenai apa itu penyakit autoimun.
Penyakit autoimun terdiri dari 140 jenis dengan penyebab dan gejala yang berbeda-beda. Simak informasi selengkapnya mengenai apa itu penyakit autoimun, faktor risiko gejala, dan jenisnya di artikel ini.
Faktor Risiko Penyakit Autoimun
Hingga saat ini, penyebab penyakit autoimun tidak bisa dipastikan. Namun, ada beragam faktor yang bisa meningkatkan risiko penyakit autoimun, yaitu:
- Berat badan berlebih atau obesitas.
- Jenis kelamin perempuan.
- Riwayat penyakit autoimun dalam keluarga.
- Perokok aktif.
- Paparan bahan kimia atau cahaya matahari berlebihan.
- Mengidap infeksi bakteri atau virus, misalnya infeksi virus Epstein Barr.
- Penggunaan obat-obatan yang berisiko mengganggu sistem kekebalan tubuh, seperti obat simvastatin atau antibiotik.
Gejala Penyakit Autoimun
Meski terdiri dari 140 jenis, namun penyakit autoimun umumnya diawali dengan beberapa gejala umum yang serupa, yaitu:
- Tubuh terasa lelah.
- Ruam kulit.
- Demam ringan.
- Otot pegal.
- Rambut rontok.
- Sulit konsentrasi.
- Kesemutan di tangan dan kaki.
Jenis penyakit Autoimun
Ada beberapa jenis penyakit autoimun yang umum dialami. Berikut di antaranya:
1. Systemic lupus erythematosus (SLE)
Systemic lupus erythematosus (SLE) adalah penyakit autoimun yang banyak dialami oleh perempuan berusia muda. Gejalanya berupa ruam kemerahan di wajah, berat badan turun drastis, dan rambut rontok. Penyakit ini bisa menyerang semua bagian tubuh, termasuk kulit, sendi, dan ginjal.
2. Rheumatoid arthritis
Rheumatoid arthritis adalah jenis penyakit autoimun yang ditandai dengan nyeri, peradangan, dan pembengkakan pada sendi. Penyakit ini juga membuat pengidapnya sulit menggerakkan sendi, sehingga menghambat gerakan tubuhnya. Jika tidak ditangani dengan tepat, rheumatoid arthritis bisa menimbulkan komplikasi yang serius, yaitu kerusakan sendi permanen.
3. Penyakit Crohn
Crohn’s disease atau penyakit Crohn adalah penyakit autoimun yang merusak seluruh saluran pencernaan. Gejalanya berupa diare, BAB berdarah, nafsu makan menurun, dan keterlambatan perkembangan seksual pada anak. Jika tidak ditangani dengan tepat, penyakit Crohn berisiko komplikasi yang serius, misalnya fistula, penyumbatan usus, bahkan kekurangan nutrisi.
4. Psoriasis
Psoriasis adalah kondisi peradangan pada kulit. Penyakit ini ditandai dengan beberapa gejala, misalnya kulit bersisik, menebal, dan disertai bercak-bercak putih. Selain itu, psoriasis memicu nyeri, gatal, dan pertumbuhan sel kulit baru yang cepat, yaitu hanya dalam beberapa hari.
5. Anemia pernisiosa
Anemia pernisiosa adalah kondisi ketika produksi vitamin B12 di tubuh terhambat. Vitamin B12 dibutuhkan tubuh untuk memproduksi sel darah merah. Ketika tubuh kekurangan vitamin B12, tubuh akan menghasilkan sel darah merah dengan ukuran abnormal, namun sel darah tersebut tidak bisa keluar dari sumsum tulang, sehingga jumlah sel darah yang membawa oksigen tidak cukup. Gejala anemia pernisiosa berupa berat badan turun drastis, tubuh lelah, sakit kepala, dan ketidakseimbangan cara berjalan.
Pencegahan Penyakit Autoimun
Meski tidak bisa dicegah, namun ada beragam cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko penyakit autoimun dan penyebab autoimun, misalnya:
- Berhenti merokok.
- Rutin berolahraga.
- Penggunaan alat pelindung dari paparan bahan kimia.
- Sering mencuci tangan dengan sabun dan air agar terhindar dari infeksi virus dan bakteri.