Varikokel: Penyebab, Gejala, Penanganan, dan Pencegahan
Varikokel adalah kondisi ketika pembuluh darah vena dalam kantong zakar (skrotum) membengkak. Kondisi ini menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas sperma, sehingga testis menyusut, bahkan kemandulan.
Meski umumnya tidak menimbulkan gejala yang signifikan dan tidak berbahaya, namun varikokel bisa menyebabkan nyeri. Bahkan, pada kondisi tertentu, varikokel dapat menurunkan fungsi testis, sehingga meningkatkan risiko gangguan kesuburan. Lalu, apa saja penyebab dan gejala varikokel, serta bisakah diatasi? Berikut penjelasannya.
Penyebab Varikokel
Hingga saat ini, penyebab varikokel belum bisa dipastikan. Namun, pada kasus yang jarang ditemukan, varikokel disebabkan oleh penyumbatan pada pembuluh darah vena di perut, sehingga memberikan tekanan balik pada vena yang lebih kecil di skrotum.
Selain itu, varikokel bisa disebabkan oleh tumor ginjal yang menekan pembuluh vena di skrotum.
Gejala Varikokel
Varikokel umumnya tidak menimbulkan gejala yang signifikan, sehingga penderitanya kerap tidak menyadari bahwa ia mengalami penyakit ini. Namun, pada kondisi tertentu, varikokel bisa menimbulkan beragam gejala, yaitu:
- Ketidaknyamanan di skrotum.
- Serangan jantung.
- Pembengkakan skrotum.
- Nyeri pada testis yang semakin parah, terutama ketika melakukan aktivitas fisik dalam waktu yang lama, dan berkurang saat berbaring.
- Pembesaran vena bisa diraba atau skrotum tampak seperti dipenuhi dengan cacing.
- Benjolan berukuran kecil yang bisa diraba di atas testis.
Penanganan Varikokel
Untuk mengurangi nyeri akibat varikokel, dokter akan memberikan obat pereda nyeri, misalnya paracetamol atau ibuprofen. Selain itu, dokter akan merekomendasikan pasien varikokel untuk memakai celana penyangga testis untuk mengurangi tekanan.
Sedangkan untuk pasien dengan gejala varikokel yang parah dan menyebabkan penyusutan testis atau kemandulan pada pria, dokter akan melakukan penanganan berupa:
1. Embolisasi
Prosedur ini dilakukan dengan cara memasukkan selang, sehingga varikokel bisa dijangkau melalui leher atau selangkangan. Selain itu, dokter akan memasukkan zat untuk menghalangi vena di perut yang memicu perkembanga varikokel.
2. Operasi
Prosedur ini dilakukan dengan cara mengikat pembuluh darah yang terkena varikokel untuk menghalangi aliran darah ke pembuluh darah tersebut. Dengan begitu, darah bisa mengalir secara normal ke pembuluh darah lain.
Operasi bisa dilakukan dua cara, yaitu bedah terbuka atau teknik sayatan minimal dengan penggunaan alat khusus yang disebut laparoskop. Proses penyembuhan setelah operasi membutuhkan waktu 1-2 hari. Namun, pasien dianjurkan untuk tidak melakukan aktivitas berat selama 1- minggu. Selain itu, pasien perlu melakukan pemeriksaan lanjutan ke dokter spesialis urologi selama 3-4 bulan berikutnya, terutama untuk pasien yang mengalami kemandulan.
Komplikasi Varikokel
Jika tidak ditangani dengan tepat, varikokel bisa menimbulkan komplikasi, yaitu:
- Penyusutan testis. Penyumbatan aliran darah pada pembuluh vena di skrotum bisa menyebabkan infeksi dan penyusutan testis.
- Kemandulan. Peningkatan suhu di area sekitar testis akibat varikokel bisa menghambat fungsi, produksi, atau pergerakan sperma.
Hingga saat ini, belum ada obat yang bisa menyembuhkan varikokel. Oleh karena itu, untuk menurunkan risiko varikokel, pria dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan testis mandiri secara rutin untuk mendeteksi kelainan pada testis dan skrotum sejak dini. Dengan begitu, dokter bisa memberikan penanganan yang tepat jika ada kelainan.