Underweight: Gejala, Penyebab, Risiko Komplikasi, dan Penanganan

underweight adalah

Underweight: Gejala, Penyebab, Risiko Komplikasi, dan Penanganan

Underweight adalah kondisi ketika berat badan seseorang berada di bawah batas ideal berdasarkan tinggi badannya. 

Kondisi ini sering dianggap sepele, padahal berat badan yang terlalu rendah dapat memengaruhi fungsi tubuh dan meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan. 

Menjaga berat badan tetap sehat penting agar tubuh memiliki energi yang cukup dan sistem kekebalan tubuh tetap kuat. Berikut penjelasan selengkapnya!

Definisi Underweight

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), status berat badan seseorang dapat diketahui menggunakan Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT).

IMT dihitung dengan rumus berat badan (kg) ÷ [tinggi badan (m)]².

Sebagai contoh, seseorang dengan berat 58 kg dan tinggi 1,70 m memiliki IMT sebesar 20,1. Berdasarkan klasifikasi IMT:

  • IMT <17,0: Sangat kurus
  • IMT <18,5: Berat badan kurang (underweight)
  • IMT 18,5–24,9: Berat badan normal
  • IMT ≥25,0: Kelebihan berat badan (overweight)
  • IMT ≥30,0: Obesitas

Jika hasil perhitungan Anda menunjukkan angka di bawah 18,5, artinya Anda termasuk underweight dan perlu memperhatikan pola makan serta kesehatan tubuh.

Gejala Underweight

Berat badan yang terlalu rendah tidak hanya terlihat dari bentuk tubuh yang kurus, tapi juga dari gejala-gejala berikut ini:

  • Mudah lelah dan lemas
  • Pusing atau sering merasa melayang
  • Tekanan darah dan denyut jantung rendah
  • Rambut menipis atau rontok
  • Mudah sakit dan sulit pulih
  • Mood tidak stabil, mudah marah atau depresi
  • Siklus haid tidak teratur
  • Sulit hamil

Jika Anda mengalami beberapa tanda di atas, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mencari tahu penyebab pastinya.

Penyebab Underweight

Berat badan kurang bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari genetik hingga gangguan kesehatan. Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Riwayat Keluarga

Beberapa orang memiliki tubuh kurus secara alami karena faktor genetik. Selain faktor keturunan, kebiasaan makan dan pola hidup dalam keluarga juga dapat memengaruhi bentuk tubuh seseorang.

2. Metabolisme Tinggi

Seseorang dengan metabolisme cepat akan membakar kalori lebih banyak, sehingga sulit menambah berat badan meskipun sudah makan banyak. 

Kondisi ini umum terjadi pada remaja, ibu menyusui, atau orang yang aktif secara fisik.

3. Gangguan Penyerapan Gizi

Masalah pada saluran pencernaan seperti radang usus (Inflammatory Bowel Disease/IBD) atau insufisiensi eksokrin pankreas (Exocrine Pancreatic Insufficiency/EPI) bisa membuat tubuh sulit menyerap nutrisi dari makanan, menyebabkan berat badan kurang.

4. Gangguan Mental 

Masalah psikologis bisa menjadi penyebab serius di balik underweight. Gangguan seperti anoreksia nervosa, bulimia, depresi, atau obsessive-compulsive disorder (OCD) dapat memengaruhi cara seseorang memandang tubuhnya dan pola makannya.

Misalnya pada pasien anoreksia yang memiliki ketakutan berlebihan terhadap kenaikan berat badan, sehingga mereka sengaja membatasi makan secara ekstrem. 

Sementara itu, penderita bulimia sering makan berlebihan lalu memuntahkan makanan untuk mencegah kenaikan berat badan. 

Kedua kondisi ini bisa menyebabkan tubuh kekurangan nutrisi penting seperti protein, vitamin, dan mineral.

5. Kondisi Kesehatan Tertentu

Beberapa penyakit kronis atau gangguan medis juga bisa menjadi penyebab utama berat badan kurang. 

Misalnya, diabetes, hipertiroidisme, kanker, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), serta gangguan pencernaan seperti penyakit Crohn atau kolitis ulseratif.

Beberapa obat juga dapat menyebabkan mual, gangguan pencernaan, dan kehilangan selera makan, yang semuanya berujung pada underweight.

6. Aktivitas Fisik Tinggi

Atlet, pelari jarak jauh, atau orang yang beraktivitas fisik berat sering kali membakar lebih banyak kalori daripada yang dikonsumsi, sehingga berat badannya sulit naik.

7. Faktor Usia

Anak-anak dan lansia cenderung lebih rentan terhadap berat badan kurang. Anak-anak membutuhkan lebih banyak energi untuk tumbuh, sedangkan lansia mungkin kehilangan nafsu makan akibat kondisi medis atau efek samping obat.

Komplikasi Penyakit Akibat Underweight 

Sama seperti obesitas, underweight dapat memengaruhi fungsi tubuh dan menyebabkan beberapa komplikasi serius, terutama jika disertai kekurangan gizi.

Berikut ini beberapa komplikasi yang bisa terjadi akibat underweight:

1. Osteoporosis

Orang dengan berat badan kurang berisiko mengalami tulang rapuh atau osteoporosis. Kondisi ini sering terjadi karena tubuh kekurangan kalsium dan vitamin D yang penting untuk kepadatan tulang. 

2. Masalah pada Kulit, Rambut, dan Gigi

Kekurangan asupan nutrisi harian dapat memengaruhi kondisi kulit, rambut, dan gigi. Misalnya, kulit bisa tampak lebih kering dan kusam, rambut mudah rontok, serta gigi menjadi lebih lemah.

3. Sering Sakit

Tubuh yang kekurangan energi dan nutrisi tidak mampu melawan infeksi dengan optimal. Akibatnya, seseorang yang underweight cenderung lebih sering jatuh sakit, misalnya flu atau infeksi ringan yang berlangsung lebih lama dari biasanya. 

4. Mudah Lelah dan Lemah

Kalori adalah sumber energi utama tubuh. Ketika asupan kalori tidak mencukupi, tubuh akan kekurangan energi untuk beraktivitas. Anda pun akan merasa cepat lelah, lesu, dan sulit berkonsentrasi.

5. Anemia

Salah satu komplikasi umum akibat berat badan kurang adalah anemia, yaitu kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah sehat. Gejalanya bisa berupa pusing, lemas, wajah pucat, dan jantung berdebar.

6. Gangguan Menstruasi dan Kesuburan

Pada wanita, berat badan yang terlalu rendah dapat menyebabkan menstruasi tidak teratur atau bahkan berhenti sama sekali (amenore). 

Kondisi ini bisa berdampak pada kesuburan dan menyulitkan proses kehamilan. Pada remaja perempuan, underweight juga bisa menunda datangnya menstruasi pertama.

7. Risiko Persalinan Prematur

Ibu hamil yang mengalami underweight berisiko lebih tinggi melahirkan bayi prematur, yaitu sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu. 

Selain itu, berat badan lahir bayi cenderung rendah karena kurangnya asupan nutrisi selama masa kehamilan. Kondisi ini dapat memengaruhi tumbuh kembang bayi di kemudian hari.

8. Pertumbuhan Terhambat

Pada anak-anak dan remaja, kekurangan berat badan bisa menghambat pertumbuhan dan perkembangan tulang. 

Kekurangan kalori serta protein dapat menyebabkan mereka tidak tumbuh sesuai usia. Dokter sering menyebut kondisi ini sebagai gagal tumbuh.

Penanganan Underweight

Berikut beberapa cara sederhana yang bisa membantu menambah berat badan secara sehat:

  • Menambahkan camilan bergizi. Pilih camilan tinggi protein dan karbohidrat kompleks seperti roti gandum dengan selai kacang, protein bar, kacang almond, atau granola.
  • Makan lebih sering. Jika Anda sulit makan dalam porsi besar, cobalah makan 5–6 kali sehari dengan porsi kecil, tapi padat gizi.
  • Tambahkan bahan makanan tinggi kalori. Campurkan kacang almond ke dalam sereal, tambahkan biji chia ke salad atau sup, dan oleskan selai kacang di roti gandum.
  • Hindari kalori kosong. Jangan terlalu sering mengonsumsi makanan tinggi gula, garam, atau lemak jenuh karena dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
  • Konsultasi ke dokter. Jika berat badan tidak naik meski sudah mencoba berbagai cara, dokter mungkin akan meresepkan obat perangsang nafsu makan atau obat anti-mual sesuai kebutuhan.

Underweight adalah kondisi ketika berat badan seseorang lebih rendah dari batas normal berdasarkan tinggi badan. 

Meskipun sering dianggap tidak berbahaya, berat badan yang terlalu rendah bisa menurunkan daya tahan tubuh, mengganggu hormon, dan meningkatkan risiko penyakit.

Jika Anda memiliki berat badan kurang, penting untuk mencari tahu penyebabnya dan berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi.

Selalu jaga kesehatan Anda dan keluarga dengan beli suplemen dan obat terpercaya dari Pyfa Health!

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout