TBC: Cara Penularan, Faktor Risiko, Gejala, dan Penanganan
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit yang ditularkan melalui infeksi bakteri. Selain paru-paru, TBC dapat menyerang organ tubuh lain, misalnya otak, tulang belakang, dan ginjal. Ketahui lebih lanjut mengani gejala dan penyebab TBC.
TBC adalah penyakit yang bisa membahayakan nyawa jika tidak ditangani dengan tepat. Namun, penyakit ini bisa disembuhkan dan dicegah jika gejalanya terdeteksi sejak dini. Simak informasi selengkapnya mengenai cara penularan, gejala, dan penanganan TBC di artikel ini.
Cara Penularan TBC
TBC ditularkan melalui percikan ludah (droplet) penderita TBC ketika batuk atau bersin dan dihirup oleh orang lain. Tidak heran jika orang yang tinggal serumah dengan penderita TBC berisiko tinggi mengidap TBC.
Selain itu, ada beragam kondisi yang meningkatkan risiko penularan TBC, yaitu:
- Pengguna NAPZA.
- Orang yang tinggal di lingkungan yang pada dan kumuh.
- Lansia dan anak-anak.
- Petugas medis yang bertugas merawat penderita TBC.
- Pengidap penyakit ginjal stadium lanjut.
- Orang yang mengalami malnutrisi.
- Perokok aktif.
- Orang yang kecanduan alkohol.
- Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya pengidap diabetes, kanker, HIV/AIDS, serta orang yang menjalani transplantasi organ.
- Orang yang sedang menjalani terapi obat imunosupresif, misalnya penderita psoriasis, lupus, penyakit Crohn, atau rheumatoid arthritis.
Gejala TBC
TBC pada paru-paru ditandai dengan batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu yang disertai dengan darah atau dahak. Selain itu, penderita TBC akan mengalami nyeri dada, demam, dan berkeringat di malam hari.
Namun, TBC laten tidak menimbulkan gejala yang signifikan. Penderita TBC laten umumnya menyadari dirinya mengalami TBC setelah melakukan pemeriksaan ke dokter secara rutin.
Sedangkan penderita TBC aktif bisa mengalami beragam gejala, yaitu:
- Berkeringat di malam hari.
- Nyeri dada ketika batuk atau bernapas.
- Batuk yang berlangsung selama 3 minggu atau lebih.
- Batuk yang disertai batuk darah atau dahak.
- Tidak nafsu makan.
- Berat badan turun.
- Kelelahan.
- Demam dan menggigil.
Selain paru-paru, TBC menyerang organ lain, misalnya tulang belakang, otak, usus, ginjal, atau kelenjar, terutama pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita AIDS.
Ada beragam gejala TBC di luar paru-paru yang muncul, berdasarkan organ yang terdampak, yaitu:
- Nyeri punggung pada TBC tulang belakang.
- Kencing berdarah pada TBC ginjal.
- Pembengkakan kelenjar getah bening pada TBC kelenjar.
- Sakit perut yang parah pada TBC usus.
- Sakit kepala dan kejang pada TBC otak.
Penanganan dan Pencegahan TBC
Untuk mengatasi TBC, dokter akan meresepkan obat sesuai dosis dan kondisi pasien. Jenis obat yang diberikan adalah ethambutol dan rifampicin.
TBC bisa dicegah dengan mendapatkan vaksin BCG. Vaksin ini sebaiknya diberikan kepada bayi sebelum berusia 2 bulan. Selain itu, upaya pencegahan TBC adalah menjaga jarak dengan orang yang sedang sakit dan memakai masker ketika beraktivitas di tempat yang ramai.
Jika Anda mengalami gejala-gejala TBC di atas, konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dengan begitu, dokter bisa memberikan penanganan yang tepat, sehingga risiko komplikasi bisa dicegah.