Tanda-Tanda Inner Child Bermasalah
Belakangan ini, inner child menjadi topik pembicaraan di media sosial. Kamu mungkin pernah mendengar atau membaca postingan terkait inner child dan mulai bertanya-tanya apa yang dimaksud inner child, penyebab, dan tanda tanda seseorang memiliki permasalahan pada inner child?
“Inner child sendiri adalah sebuah konsep yang menggambarkan bahwa proses pengasuhan mungkin mengakibatkan luka psikologis yang terbawa hingga ke masa dewasa”. Ujar dr Jiemi Ardian dalam Instagram Live NGOPY (@pyfahealthofficial), Selasa (06/06/2023).
Ia juga menambahkan, inner child ini mulai timbul saat bayi masih belum mampu mengingat apa-apa dan ditimbulkan akibat trauma yang didapati saat dalam proses pengasuhan.
Menurut center for health care strategies, trauma merupakan kondisi timbul akibat pengalaman atau peristiwa buruk yang dialami dan dapat mempengaruhi kondisi mental, serta emosi seseorang saat mengingat kejadian tersebut. Oleh sebab itu, anak-anak lebih berpeluang besar untuk terkena trauma dibandingkan orang dewasa. Hal ini dikarenakan anak-anak masih belum memiliki kemampuan untuk mengenal situasi dan kemampuan menghadapi suatu masalah apalagi yang berhubungan dengan hidup dan mati.
Lihat Juga: Vitamin B-Complex – Suplemen Daya Tahan Tubuh
Tanda-Tanda Seseorang Memiliki Permasalahan Pada Inner Child
Menurut dr Jiemi, terdapat 4 tanda-tanda yang dapat diamati bila seseorang memiliki permasalahan pada inner child mereka yaitu:
Abandonment Issue (Isu Penolakan)
Perasaan takut ditinggalkan atau penolakan akan dirinya sendiri. Jika kondisi ini terus terjadi sejak masa kecil, maka ketika seseorang mengalami situasi ditinggalkan atau diabaikan saat dewasa, perasaan yang mengerikan dari masa kecil tersebut akan muncul kembali.
Neglect Issue (Isu Pengabaian)
Perasaan takut bila diabaikan baik secara fisik maupun emosional. Dalam situasi pacaran, misalnya, seorang perempuan sedang bercerita kepada pasangannya, tetapi sang laki-laki terlalu fokus menyetir. Karena merasa diabaikan, perempuan tersebut langsung marah. Kejadian ini merupakan contoh bagaimana perempuan tersebut mengalami masalah dengan inner child-nya
Guilty (Perasaan Bersalah)
Perasaan menyalahkan diri sendiri akan permasalahan yang terjadi disekitar. Hal ini terjadi akibat sikap egosentrik yang dimiliki oleh anak-anak semasa kecil. Pada masa itu, anak-anak cenderung merasa bahwa mereka adalah pusat dunia sehingga saat terjadi pertengkaran antara orang tua. Mereka merasa bahwa semua pertengkaran tersebut disebabkan oleh diri mereka. Terlebih lagi, jika orang tua sering menyalahkan anak atas permasalahan yang ada, hal ini semakin memperkuat perasaan tersebut.
Trust Issue (Masalah Kepercayaan)
Kondisi dimana seseorang kesulitan untuk membangun kepercayaan ataupun hubungan dengan orang lain. Saat masih kecil, pengasuh sering kali tidak memenuhi janji pada sang anak. Jika situasi ini terus berulang, anak akan mengalami kesulitan dalam membangun rasa percaya terhadap pengasuhnya dan bahkan terhadap orang lain. Hal ini dapat berlanjut hingga masa dewasa.
Dalam Instagram Live tersebut, dr Jiemi juga menyatakan bahwa “bila kita memiliki tanda-tanda diatas dan ingin menyembuhkan permasalahan pada inner child, kita dapat melakukan “repair unmatch need ” yakni memperbaiki kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi di masa lalu dengan hal-hal yang positif dan sehat”.
Salah satu cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan menyadari setiap dorongan atau perilaku negatif yang dapat memperkuat pengulangan kejadian buruk di masa lalu. Dengan menyadari adanya dorongan-dorongan negatif tersebut, kita dapat mengarahkan diri ke arah yang positif dan mencoba memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi saat kita masih kecil. Dalam proses ini, dukungan dari pihak ketiga seperti keluarga, sahabat, dan bahkan psikiater dapat memberikan bantuan yang berarti.