Serangan Jantung Ringan: Penyebab, Gejala, Penanganan, dan Pencegahan

Serangan Jantung Ringan- Penyebab, Gejala, Penanganan, dan Pencegahan

Serangan Jantung Ringan: Penyebab, Gejala, Penanganan, dan Pencegahan

ditinjau oleh dr. Carlinda Nekawaty

Serangan jantung ringan adalah penyempitan pembuluh darah arteri koroner, sehingga menghambat aliran darah ke otot-otot jantung. Kondisi ini terjadi ketika arteri koroner tersumbat sebagian dan berbeda dengan sumbatan total pada serangan jantung umumnya. Namun, jika tidak segera ditangani, serangan jantung ringan juga bisa menyebabkan kematian jaringan otot jantung.

Meski tidak separah serangan jantung pada umumnya, namun serangan jantung ringan memerlukan penanganan medis. Hal ini dikarenakan serangan jantung bisa menimbulkan komplikasi berupa kerusakan permanen pada jantung atau bahkan kematian. Lalu, apa penyebab dan gejala serangan jantung ringan, serta bisakah diatasi? Berikut penjelasannya.

Penyebab Serangan Jantung Ringan

Serangan jantung ringan disebabkan oleh penyakit atau kondisi yang menyebabkan aliran darah dari pembuluh darah arteri koroner ke otot-otot jantung terhambat, yaitu:

  • Emboli koroner, yaitu penyumbatan pada pembuluh darah arteri jantung akibat gumpalan darah.
  • Aterosklerosis, yaitu penumpukan kolesterol atau plak pada dinding arteri koroner.
  • Miokarditis, yaitu peradangan pada otot jantung.
  • Cedera pada otot jantung, misalnya kecelakaan.
  • Vasospasme, yaitu kontraksi pada pembuluh darah arteri koroner.
  • Keracunan karbon monoksida.

Selain itu, ada beragam kondisi yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena serangan jantung ringan, yaitu:

  • Berusia 45 tahun ke atas pada pria dan berusia 50 tahun ke atas pada perempuan.
  • Riwayat keluarga pengidap penyakit jantung atau pernah menderita serangan jantung ringan.
  • Mengidap obesitas.
  • Mengidap tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Mengidap kolesterol tinggi.
  • Perokok aktif.
  • Mengidap diabetes.
  • Jarang olahraga.
  • Penggunaan obat-obatan terlarang atau NAPZA.
  • Pernah mengalami diabetes gestasional, hipertensi, atau preeklampsia saat hamil.

Gejala Serangan Jantung Ringan

Ada beragam gejala yang umum dialami oleh pengidap serangan jantung ringan, yaitu:

  • Nyeri dada (angina) yang menyerupai dada ditekan atau terbakar.
  • Sesak napas.
  • Jantung berdebar-debar.
  • Nyeri dada yang meluas hingga ke bahu, leher, rahang, punggung, lengan, atau perut.
  • Mual.
  • Keringat dingin.
  • Pusing yang parah.

Penanganan Serangan Jantung Ringan

Penanganan serangan jantung ringan disesuaikan dengan kondisi kesehatan pasien dan tingkat keparahan. Berikut penanganan serangan jantung ringan yang diberikan oleh dokter:

1. Percutaneous coronary intervention

Percutaneous coronary intervention (PCI) adalah prosedur pemasangan ring pada pembuluh darah arteri jantung yang tersumbat. Prosedur ini bertujuan untuk melancarkan aliran darah ke otot jantung dan membuka pembuluh darah.

2. Obat-obatan

Obat-obatan yang mungkin diberikan oleh dokter untuk mengatasi serangan jantung ringan sesuai kondisi masing-masing pasien, yaitu:

  • Antikoagulan, misalnya enoxaparin atau heparin, untuk mencegah penggumpalan darah.
  • Antiplatelet, misalnya clopidogrel atau aspirin, untuk mencegah gumpalan darah.
  • Penghambat beta (beta-blocker), untuk memperlambat detak jantung agar jantung bisa memompa darah secara optimal.
  • Statin, untuk menurunkan kadar kolesterol (LDL) dan meningkatkan jumlah kolesterol baik (HDL) dalam darah.
  • Nitrogliserin, untuk mengurangi nyeri dada (angina) dengan cara melebarkan pembuluh darah dan melancarkan aliran darah.

Selain itu, dokter bisa melakukan operasi bypass jika penyempitan pembuluh darah arteri jantung berjumlah banyak. 

Pencegahan Serangan Jantung Ringan

Menerapkan pola hidup sehat adalah kunci mencegah serangan jantung ringan. Berikut beragam cara yang bisa diterapkan:

  • Mempertahankan berat badan ideal.
  • Mengonsumsi makanan yang baik untuk kesehatan jantung, misalnya alpukat, minyak ikan, ikan, atau biji-bijian.
  • Rutin berolahraga.
  • Tidak merokok dan menghindari paparan asap rokok.
  • Mengelola stres dengan tepat, misalnya meditasi atau yoga.
  • Tidur yang cukup.
  • Membatasi konsumsi minuman beralkohol.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout