Scabies, Kenali Gejala, Penyebab, dan Penanganannya

Scabies, Kenali Gejala, Penyebab, dan Penanganannya

ditinjau oleh dr. Carlinda Nekawaty

Kudis atau scabies adalah penyakit menular yang umum ditemukan di area kumuh atau wilayah padat penduduk. Cara penularan scabies bisa melalui kontak secara langsung atau tidak langsung. Agar bisa ditangani dengan tepat, penting untuk mengenali gejala scabies sejak dini.

Scabies umumnya ditandai dengan gatal di kulit disertai dengan ruam berbintik yang mirip lepuhan kecil bersisik atau jerawat. Lalu, apa saja penyebab dan gejala scabies lainnya? Berikut informasi selengkapnya.

Penyebab dan Faktor Risiko Scabies

Penyebab umum kudis adalah tungau Sarcoptes scabiei yang mengeluarkan kotoran, telur, dan air liur. Hal ini menyebabkan sistem kekebalan tubuh merespons dengan menimbulkan gatal. Tungau Sarcoptes menular melalui dua cara, yaitu:

  • Kontak langsung

Penularan tungau melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi scabies, misalnya hubungan seksual atau berpegangan tangan dalam waktu yang lama. Sedangkan kontak fisik dalam waktu singkat, seperti berpelukan atau berjabat tangan hanya sejenak, memiliki risiko penularan yang lebih kecil.

  • Kontak tidak langsung

Tungau juga bisa menular secara tidak langsung, misalnya ketika berbagi barang-barang pribadi, seperti handuk, pakaian, atau tempat tidur dengan orang yang terinfeksi scabies. Tungau juga ditemukan di hewan, misalnya anjing dan kucing. Namun, tungau dari hewan tidak bisa menular ke manusia, karena jenis tungau antara keduanya berbeda. Tungau dari hewan tidak dapat hidup di kulit manusia, sehingga hanya menimbulkan gejala ringan di kulit.

Scabies bisa dialami oleh siapa saja. Namun, ada beragam faktor yang meningkatkan risiko scabies, yaitu:

  • Bayi dan anak-anak.
  • Orang yang tinggal di wilayah padat penduduk.
  • Lansia, terutama yang tinggal di panti jompo.
  • Orang yang sedang dirawat inap.
  • Orang dewasa yang aktif secara seksual.
  • Orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, misalnya penderita kanker atau HIV/AIDS.

Gejala Scabies

Gejala scabies umumnya muncul 4 sampai 6 minggu setelah terinfeksi tungau. Seperti disebutkan sebelumnya, scabies ditandai dengan gatal di kulit, terutama di malam hari, disertai dengan ruam berbintik yang mirip lepuhan kecil bersisik atau jerawat.

Pada orang dewasa, ruam umumnya muncul di pergelangan tangan, sela-sela jari, payudara, ketiak, bokong, dan puting. Selain itu, ruam juga dapat muncul di area pinggang, siku, penis, dan lutut. Sedangkan ruam pada bayi dan balita umumnya muncul di leher, wajah, kepala, telapak tangan, dan telapak kaki.

Kapan Harus ke Dokter?

Gejala scabies mirip dengan beberapa kondisi kulit lain. Oleh karena itu, jika Anda mengalami gejala-gejala yang menyerupai scabies, segera ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dengan begitu, dokter bisa memberikan penanganan yang sesuai kondisi Anda.

Jika Anda melakukan kontak langsung dengan orang yang terinfeksi scabies, namun belum ada gejala yang muncul, segera ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan penanganan untuk mencegah gejala yang muncul di kemudian hari.

Diagnosis Scabies

Sebelum mendiagnosis scabies, dokter akan mengajukan pertanyaan terkait riwayat gejala dan faktor yang berpotensi memicu penularan scabies. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik.

Dokter juga bisa melakukan pemeriksaan penunjang untuk menyingkirkan kemungkinan bahwa gejala disebabkan oleh faktor lain, misalnya dermatitis, eksim, dan alergi obat. Contoh pemeriksaan penunjang yang mungkin dilakukan adalah uji tinta dan pemeriksaan mikroskopis.

Penanganan Scabies

Penanganan scabies diberikan untuk mengurangi gejala, membasmi tungau, serta mengatasi infeksi sekunder jika ada. Berikut penjelasannya:

  1. Mengurangi gatal dan peradangan

Krim steroid ringan mungkin diresepkan oleh dokter untuk mengurangi gatal dan peradangan di kulit pasien jika perlu. Antihistamin oral juga mungkin diberikan oleh dokter untuk mengurangi gatal dan mengatasi sulit tidur yang dialami oleh pasien akibat gatal.

2. Membasmi tungau

Obat scabies yang dioleskan di malam hari akan diresepkan oleh dokter untuk membasmi tungau dan telurnya. Beberapa obat oles yang dapat diberikan oleh dokter, yaitu:

  • Krim krotamiton 10%
  • Krim permethrin 5%
  • Sulfur 5-10%
  • Losion benzil benzoate 25%
  • Losion indane 1%

3. Mengatasi infeksi sekunder

Scabies bisa menyebabkan pasien menggaruk kulit, sehingga bisa menimbulkan luka terbuka. Jika tidak segera ditangani, kondisi tersebut dapat menimbulkan infeksi sekunder, misalnya oleh bakteri. Bila pasien mengalami infeksi sekunder oleh bakteri, dokter akan memberikan antibiotik, misalnya mupirocin.

Anda juga bisa melakukan perawatan secara mandiri di rumah untuk mengurangi gejala akibat scabies, yaitu:

  • Mengaplikasikan losion kalamin untuk mengurangi nyeri dan gatal sesuai anjuran dokter.
  • Berendam air dingin untuk mengurangi gatal di kulit.

Selain itu, untuk mengantisipasi penyebaran scabies yang cepat, penting untuk menjaga kebersihan rumah dan lingkungan. Cara ini bertujuan untuk membunuh tungau yang ada di benda-benda di lingkungan sekitar. Berikut langkah-langkahnya:

  • Membersihkan benda-benda di rumah dengan disinfektan, misalnya lantai, boneka, mainan, dan pakaian.
  • Mencuci sarung bantal, sprei, dan baju, dengan air panas.
  • Mencuci alas kaki dan karpet.
  • Melapisi sprei, selimut, bantal, dan pakaian dengan plastik kedap udara jika tidak digunakan.
  • Jika tungau masih hidup, rendam di wadah tertutup yang berisi alkohol.

Komplikasi Scabies

Jika tidak ditangani dengan tepat, scabies bisa menimbulkan beberapa komplikasi, yaitu:

  • Infeksi sekunder oleh bakteri

Gatal di kulit akibat scabies menyebabkan penderitanya tidak bisa menahan diri untuk menggaruk. Jika area kulit yang gatal digaruk terus-menerus, bisa menyebabkan luka terbuka. Kondisi ini memungkinkan bakteri masuk ke lapisan kulit dan menyebabkan infeksi, misalnya impetigo.

  • Kudis berkrusta (Norwegian scabies)

Orang yang menderita scabies umumnya hanya memiliki 10-15 tungau pada kulitnya. Namun, pada penderita kudis berkrusta (Norwegian scabies), tungau di tubuh bisa mencapai jutaan. Penyakit ini ditandai dengan kulit bersisik dan keras, serta ruam scabies meluas ke bagian tubuh lain.

Pencegahan Scabies

Pencegahan scabies yang paling efektif adalah menghindari paparan tungau Sarcoptes scabiei melalui kontak langsung atau tidak langsung. Jika Anda melakukan kontak langsung dengan orang yang terinfeksi scabies, segera ke dokter untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.

Sedangkan untuk penderita scabies, ada beragam cara yang bisa diterapkan untuk menekan penyebaran scabies ke orang lain, yaitu:

  • Rutin membersihkan pakaian, sprei, handuk, dan barang-barang pribadi lain dengan air hangat dan sabun. Setelah itu, keringkan di bawah sinar matahari selama 1 hari.
  • Hindari berbagi barang-barang pribadi dengan orang lain, misalnya  handuk, pakaian, atau tempat tidur.
  • Lapisi benda yang mungkin terpapar tungau dengan plastik, lalu tempatkan di area yang sulit dijangkau.
  • Rutin membersihkan sofa, karpet, lantai, dan alas kaki dengan disinfektan dan alat penyedot debu.
  • Hindari berhubungan seksual atau kontak fisik dengan orang lain hingga perawatan scabies yang dijalani selesai.

Jika ada pertanyaan terkait penanganan dan pencegahan scabies, konsultasikan ke dokter untuk saran yang tepat.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout