Radang Tenggorokan Karena Infeksi Virus vs Infeksi Bakteri
ditinjau oleh dr. Carlinda Nekawaty
Radang tenggorokan merupakan kondisi yang bisa dialami siapa saja. Penyakit ini terkadang menimbulkan sensasi gatal dan sakit di tenggorokan akibat radang, sehingga membuat penderitanya sakit saat menelan atau sulit bicara. Apa saja gejala radang tenggorokan?
Radang tenggorokan disebabkan oleh infeksi virus, namun ada juga yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Berikut perbedaan gejala radang tenggorokan yang disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri.
Gejala Radang Tenggorokan Akibat Infeksi Virus
Radang tenggorokan yang disebabkan oleh infeksi virus umumnya menimbulkan gejala yang ringan dibandingkan infeksi bakteri. Beberapa virus penyebab radang tenggorokan, antara lain rhinovirus, influenza, parainfluenza, adenovirus, dan virus Corona. Virus cacar air atau mononukleosis (penyebab demam kelenjar) juga bisa menyebabkan radang tenggorokan.
Virus umumnya menginfeksi membran di dalam faring (tenggorokan) dan menyebabkan iritasi dan pembengkakan, sehingga terjadilah radang tenggorokan. Berikut beberapa gejala radang tenggorokan yang disebabkan oleh infeksi bakteri:
- Sakit atau nyeri di tenggorokan saat menelan atau berbicara.
- Tenggorokan gatal dan kering.
- Sulit menelan.
- Amandel bengkak dan menjadi kemerahan.
- Suara serak.
- Bengkaknya kelenjar di leher atau rahang.
Selain itu, ciri-ciri lainnya yang bisa muncul, yaitu:
- Batuk.
- Demam.
- Nyeri otot dan sendi.
- Tubuh lemas.
- Mual dan muntah.
- Kesulitan bernapas.
Ciri-ciri radang tenggorokan akibat infeksi virus penyebab flu atau pilek bisa sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari, karena virus memiliki sifat self-limiting disease.
Gejala Radang Tenggorokan Akibat Infeksi Bakteri
Infeksi bakteri yang umumnya menyebabkan radang tenggorokan adalah bakteri Streptococcus grup A (GAS), yang dikenal sebagai sore throat. Jenis bakteri lain yang bisa menyebabkan radang tenggorokan, antara lain Streptococci grup C, Neisseria gonorrhea, Klamidia, dan Mycoplasma.
Dikutip dari American Academy of Otolaryngology, radang tenggorokan akibat bakteri biasanya dialami anak-anak, yaitu 15-30%, dan berisiko menyebabkan tonsilitis (infeksi amandel), sinusitis, infeksi telinga, dan demam skarlet.
Gejala radang tenggorokan akibat infeksi bakteri mirip dengan radang tenggorokan akibat infeksi virus, namun bisa berlangsung lebih lama. Tingkat keparahan gejalanya pun bisa lebih berat.
Selain sakit tenggorokan, radang tenggorokan akibat infeksi bakteri juga bisa menimbulkan gejala khas berikut:
- Demam tinggi lebih dari 38 derajat Celsius.
- Sakit kepala.
- Pembengkakan kelenjar di leher.
- Nyeri perut yang disertai mual dan muntah.
- Bercak putih pada tenggorokan atau amandel.
Radang tenggorokan akibat infeksi bakteri umumnya tidak menimbulkan gejala seperti batuk atau hidung tersumbat seperti gejala radang akibat flu atau pilek.
Kapan Harus Periksa ke Dokter?
Dikutip dari American Osteopathic Association, jika Anda mengalami gejala radang tenggorokan berikut ini, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter:
- Demam tinggi lebih dari 39 derajat Celsius.
- Sakit tenggorokan yang parah atau terjadi lebih dari seminggu.
- Amandel bengkak.
- Sulit menelan (disfagia) dan membuka mulut.
- Sakit telinga.
- Suara serak yang terjadi lebih dari dua minggu.
- Muncul ruam seperti bintik-bintik kemerahan.
Dokter akan memberikan pengobatan antibiotik untuk radang tenggorokan yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Penting untuk mengonsumsi obat sesuai dengan anjuran dokter untuk mencegah terjadinya efek resistensi bakteri terhadap antibiotik.