Post Traumatic Stress Disorder: Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan
Pernahkah Anda tiba-tiba panik akibat mengingat kejadian traumatis? Anda perlu mewaspadainya sebagai tanda post traumatic stress disorder (PTSD). Apa faktor pemicu PTSD?
PTSD tidak boleh diabaikan, karena akan memengaruhi kehidupan dan membuat Anda tidak optimal menjalani aktivitas sehari-hari. Apa penyebab PTSD dan cara mengobatinya? Berikut informasi selengkapnya.
Penyebab PTSD
Hingga saat ini, penyebab PTSD belum bisa dipastikan. Meski demikian, ada banyak faktor yang dapat memicu PTSD, misalnya kecelakaan, kematian, atau dilecehkan secara seksual. Selain itu, kondisi tertentu bisa meningkatkan risiko PTSD, yaitu:
- Mengalami lebih dari satu peristiwa traumatis sejak kecil.
- Kepribadian yang diturunkan dari orang tua.
- Mengidap gangguan mental, seperti depresi.
Faktor Risiko PTSD
Pemicu utama PTSD adalah kejadian buruk yang Anda alami di masa lalu, yaitu:
- Penyakit yang berkaitan dengan kejiwaan, misalnya depresi, kecemasan, dan fobia.
- Kejadian buruk di masa kecil.
- Keluarga dengan riwayat penyakit kejiwaan.
- Profesi yang berisiko terpapar kejadian traumatis, seperti militer, petugas medis, dan tim SAR.
- Tidak adanya dukungan dari keluarga atau teman.
Diagnosis PTSD
Untuk memastikan apakah Anda PTSD atau tidak, biasanya membutuhkan waktu sebulan paska kejadian traumatis. Jika ada ciri-ciri yang signifikan, maka Anda perlu ke dokter untuk didiagnosis pemicunya dan mendapatkan pengobatan yang tepat.
Sebelum penanganan kejiwaan, dokter biasanya memastikan tidak ada penyakit serius yang memicu PTSD. Setelah itu, dokter akan meminta bantuan psikiater atau psikolog untuk mendiagnosis dan mengobati PTSD yang dialami.
Pengobatan PTSD
Agar tidak menjadi komplikasi berbahaya, PTSD perlu diobati dengan tepat. Ada beragam cara mengobati PTSD yang umum diterapkan, seperti:
- Psikoterapi
Metode ini umum dilakukan untuk mengobati masalah kejiwaan, termasuk PTSD. Berikut jenis-jenis PTSD:
- Terapi kognitif
Sesi berbicara dengan ahli terapi yang bertujuan untuk memahami cara berpikir pasien yang mungkin memicu memori pada peristiwa traumatis.
- Exposure therapy
Exposure therapy dilakukan untuk mendorong pasien mengantisipasi memori traumatis dengan aman dan nyaman. Dengan begitu, pasien mampu mengelola memori traumatis yang memicu PTSD dengan efektif.
Agar hasilnya optimal, terapi ini juga menerapkan virtual reality yang melatih pasien untuk mengantisipasi peristiwa traumatis secara terus-menerus, hingga pasien benar-benar mampu mengelola memori tersebut dengan baik.
2. Obat-obatan
Untuk melengkapi terapi, pasien juga diresepkan obat-obatan untuk mempercepat penyembuhan PTSD, misalnya:
- Prazosin.
- Anti-kecemasan.
- Antidepresan.
Selain itu, diperlukan tindakan pencegahan PTSD mandiri yang mudah diterapkan, yaitu:
- Memahami apa itu PTSD agar dapat mengenali ketakutan atau kepanikan Anda, sehingga dapat mempersiapkan beragam upaya untuk mengantisipasi dengan efektif.
- Tidur yang berkualitas, makan makanan kaya nutrisi, rutin berolahraga, dan menerapkan teknik relaksasi.
- Menjalani serangkaian pengobatan dengan sabar.
- Menghindari alkohol atau narkotika yang dapat memperparah PTSD dan menghambat penyembuhan.
- Berbagi cerita dengan keluarga, sahabat, atau terapis mengenai peristiwa traumatis yang dialami.
- Berkonsultasi dengan dokter jika muncul trauma berkepanjangan akibat peristiwa traumatis.
Jika beragam upaya mengobati PTSD tidak efektif untuk menyembuhkan PTSD Anda, sebaiknya periksakan diri ke psikolog atau psikiater agar didiagnosis dan ditangani sesuai kondisi dan kebutuhan Anda.