Poliuria: Penyebab, Gejala, dan Penanganan
Poliuria adalah jumlah urine yang dihasilkan oleh tubuh secara berlebihan. Kondisi ini memicu penderitanya sering buang air kecil, sehingga tidak nyaman ketika beraktivitas sehari-hari. Apa penyebab poliuria, dan perlukah diwaspadai?
Penderita poliuria memproduksi urin hingga 15 liter per hari. Sedangkan, produksi urine tergolong berlebihan jika angkanya di atas 2,5 liter per hari. Jika tidak ditangani dengan tepat, poliuria berisiko komplikasi, misalnya hiponatremia, koma, bahkan kematian. Lalu, apa penyebab dan gejala poliuria, serta bisakah diobati? Simak informasi selengkapnya di artikel ini.
Penyebab Poliuria
Mengonsumsi minuman yang bersifat diuretik, seperti teh, kopi, atau alkohol, memicu kenaikan kadar air dan garam di urin, sehingga jumlah urin meningkat. Meski demikian, poliuria akibat cairan berlebihan sembuh dengan sendirinya tanpa penanganan medis. Poliuria tergolong berbahaya jika disebabkan oleh beragam kondisi berikut:
- Diabetes tipe 1 dan 2. Ketidakmampuan ginjal menyaring gula di darah menyebabkan urin yang diproduksi berlebihan.
- Penyakit ginjal. Gangguan pada fungsi ginjal memicu kelainan produksi urin, termasuk produksi urin berlebihan.
- Kehamilan. Ibu hamil rentan terkena diabetes gestasional yang memengaruhi produksi urin.
- Hiperkalsemia. Kadar kalsium berlebihan di tubuh memengaruhi fungsi hormon dan ginjal terkait produksi urin.
- Kecemasan. Kecemasan berlebihan memicu ketidakseimbangan vasopresin, yaitu zat yang mengatur kadar air di ginjal.
- Cushing’s syndrome. Kadar hormon kortisol berlebihan memengaruhi hormon yang mengatur pembentukan urin.
Selain itu, penggunaan obat-obatan tertentu memicu Anda sering buang air kecil, misalnya calcium channel blockers, diuretik, lithium, tetracycline, dan SSRI.
Gejala Poliuria
Gejala umum poliuria adalah sering buang air kecil. Orang yang sehat buang air kecil 6-7 kali per hari. Buang air kecil 10 kali per hari juga termasuk normal, asalkan urine terlihat normal dan tanpa keluhan. Namun, frekuensi buang air kecil pada penderita poliuria bisa mencapai belasan kali per hari. Poliuria juga ditandai dengan nokturia, yaitu keinginan buang air kecil yang tidak tertahankan, sehingga memaksa Anda terbangun ketika tidur di malam hari. Sedangkan, poliuria yang dipicu oleh penyakit diabetes umumnya ditandai dengan polifagia, yaitu rasa lapar berlebihan, dan polidipsia, yaitu sering haus.
Penanganan dan Pencegahan Poliuria
Agar efektif, penanganan poliuria perlu disesuaikan dengan faktor yang mendasarinya. Jika disebabkan oleh penyakit diabetes, penanganannya berfokus pada kontrol gula darah agar ginjal berfungsi dengan optimal. Jika poliuria dipicu oleh penggunaan obat-obatan tertentu, hentikan konsumsi obat-obatan tersebut dan konsultasikan ke dokter. Poliuria bisa dicegah dengan mengubah gaya hidup, terutama jika tidak disebabkan oleh penyakit. Berikut beragam cara mencegah poliuria yang bisa diterapkan:
- Minum air putih secukupnya, setidaknya 8 gelas per hari.
- Mengurangi konsumsi minuman beralkohol dan berkafein.
- Hindari minum banyak air putih sebelum tidur.
- Membaca petunjuk penggunaan obat-obatan yang dikonsumsi, terutama efek sampingnya.
Meski poliuria akibat banyak minum tidak berbahaya, namun tetap pantau gejala-gejala yang dialami. Poliuria bukanlah penyakit, namun gejala penyakit yang lebih serius. Oleh karena itu, deteksi dini ke dokter penting agar poliuria tidak semakin parah. Jika Anda merasakan gejala-gejala poliuria yang disebutkan sebelumnya, segera ke dokter untuk penanganan yang tepat.