Perbedaan Penyakit Kurang Darah dan Darah Rendah

Apa perbedaan penyakit kurang darah dan darah rendah? Berikut penjelasannnya.

Perbedaan Penyakit Kurang Darah dan Darah Rendah

Pernahkan Anda mengalami pusing, lemas, atau perubahan warna kulit menjadi pucat? Anda perlu berkonsultasi ke dokter, karena beberapa gejala tersebut bisa jadi gejala penyakit kurang darah atau darah rendah. Meski demikian, kurang darah (anemia) dan darah rendah (hipotensi) adalah dua kondisi yang berbeda.

Kurang darah atau anemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan jumlah sel darah merah yang sehat. Sedangkan, darah rendah merupakan kondisi ketika tekanan darah dalam arteri lebih rendah dibandingkan angka normal. Apa perbedaan penyakit kurang darah dan darah rendah? Berikut penjelasannnya.

Perbedaan Penyakit Kurang Darah dan Darah Rendah

Banyak orang yang menganggap bahwa anemia sama dengan darah rendah, padahal dua kondisi tersebut berbeda. Tidak hanya awal terjadinya, kurang darah dan darah rendah memiliki penyebab dan gejala yang berbeda berikut:

1. Penyebab kurang darah (anemia)

Sel darah merah diproduksi di sumsum tulang dan memiliki umur rata-rata 100 hingga 120 hari. Sumsum tulang menghasilkan rata-rata 2 juta sel darah merah setiap detik. Sekitar 1 per sel-sel darah merah dikeluarkan dari sirkulasi dan diganti setiap hari.

Ketika terjadi ketidakseimbangan antara produksi dan penghancuran sel darah merah, dapat menyebabkan kurang darah atau anemia. Penyebab anemia umumnya dibagi menjadi:

  • Yang menurunkan produksi sel darah merah.
  • Yang meningkatkan penghancuran atau kehilangan sel darah merah.

Faktor penyebab penurunan sel darah merah bisa dibagi menjadi dua kategori, yaitu didapat dan diwariskan. Faktor-faktor yang didapat yang dapat menurunkan produksi sel darah merah, yaitu:

  • Asupan makanan yang tidak mencukupi nutrisi penting untuk produksi sel darah merah, seperti zat besi, folat, atau vitamin B12.
  • Beberapa jenis kanker, seperti leukemia, limfoma, dan multiple myeloma.
  • Penyakit ginjal.
  • Jenis infeksi tertentu, seperti HIV dan TBC.
  • Penyakit autoimun, seperti lupus atau rheumatoid arthritis.

Sedangkan, faktor diwariskan berupa:

  • Anemia Diamond-Blackfan.
  • Sindrom Schwachman-Diamond.
  • Anemia Fanconi.
  • Diskretosis kongenital.
  • Trombositopenia amegakariositi.

2. Penyebab darah rendah (hipotensi)

Darah rendah bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pertambahan usia dan keturunan. Selain itu, ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan darah rendah berikut:

  1. Kekurangan nutrisi

Kekurangan nutrisi seperti folat dan vitamin B12 bisa menyebabkan anemia dan mengakibatkan penurunan tekanan darah.

2. Infeksi

Penderita infeksi bisa mengalami sepsis, yaitu infeksi yang telah memasuki aliran darah, sehingga menyebabkan tekanan darah menurun.

3. Dehidrasi

Saat tubuh dehidrasi, volume darah juga bisa berkurang, sehingga menyebabkan penurunan tekanan darah.

Untuk mengetahui tekanan darah rendah, perlu dilakukan pengukuran tekanan di arteri selama fase aktif dan istirahat dari setiap detak jantung. Berikut penjelasannya:

  • Tekanan sistolik. Angka teratas dalam pembacaan tekanan darah adalah jumlah tekanan yang dihasilkan jantung saat memompa darah melalui arteri ke seluruh tubuh.
  • Tekanan diastolik. Angka terbawah dalam pembacaan tekanan darah dan mengacu pada jumlah tekanan di arteri, saat jantung beristirahat di antara detak.

Sedangkan, faktor-faktor yang bisa memengaruhi tekanan darah rendah, yaitu:

  • Irama pernapasan.
  • Posisi tubuh.
  • Kondisi fisik.
  • Level stres.
  • Makanan dan minuman yang dikonsumsi.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout