Penyebab Jantung Bengkak dan Penanganannya

Penyebab Jantung Bengkak dan Penanganannya

Penyebab Jantung Bengkak dan Penanganannya

ditinjau oleh dr. Carlinda Nekawaty

Jantung bengkak atau kardiomegali adalah kondisi ketika jantung membesar karena jantung memompa darah lebih keras. Pada tahap awal, jantung bengkak umumnya tidak menimbulkan gejala yang spesifik dan baru terdeteksi setelah pemindaian alat Rontgen. Ketahui lebih lanjut mengenai beragam penyebab jantung bengkak.

Jika semakin parah, jantung bengkak bisa disertai dengan gejala-gejala lain, seperti jantung berdebar, sesak napas, pusing, dan bengkak pada kedua tungkai kaki. Lalu, apa saja penyebab jantung bengkak dan bagaimana cara mengatasinya? Berikut informasi selengkapnya.

Penyebab Jantung Bengkak

Gangguan pada jantung atau penyakit lain adalah penyebab umum jantung bengkak. Berikut penjelasannya:

  • Penyakit jantung koroner. Kondisi ketika plak di dalam arteri koroner jantung menumpuk, sehingga pembuluh darah mengeras dan menyempit. Penyempitan pembuluh darah menyebabkan otot jantung bekerja ekstra keras dalam memompa darah ke seluruh tubuh. Penyakit jantung koroner bisa disertai dengan gejala keringat dingin, mual, dan nyeri dada yang meluas hingga ke lengan atau punggung.
  • Penyakit katup jantung. Penyakit ini disebabkan oleh perubahan struktur katup jantung, infeksi katup jantung, penyakit jantung koroner, dan sifilis. Kondisi ini ditandai dengan jantung bengkak, kelelahan, sesak napas, pusing, nyeri dada, pembengkakan pada pergelangan kaki, dan detak jantung tidak teratur.
  • Aritmia. Gangguan pada detak jantung, misalnya tidak beraturan, terlalu cepat, atau terlalu lambat. Aritmia dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan jantung bengkak. Aritmia juga disertai dengan gejala-gejala lain, misalnya nyeri dada, sesak napas, pusing, mudah lelah, dan pingsan ketika beraktivitas fisik.
  • Kardiomiopati. Kondisi ketika jantung tidak dapat memompa darah secara normal akibat hipertensi kronis, kelainan genetik, miokarditis, penyakit arteri koroner, dan penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol. Kardiomiopati disertai dengan detak jantung yang tidak teratur, sesak napas, kelelahan, pusing, tungkai atau kaki bengkak, nyeri dada, dan pingsan ketika beraktivitas fisik.

Penanganan Jantung Bengkak

Penanganan jantung bengkak disesuaikan dengan penyebabnya. Berikut beragam jenis obat yang dapat diberikan oleh dokter untuk mengatasi jantung bengkak sesuai penyebabnya masing-masing:

  • ACE inhibitor, misalnya captopril atau obat ARB, seperti candesartan, untuk mengatasi jantung bengkak akibat tekanan darah tinggi.
  • Obat diuretik, misalnya hydrochlorothiazide dan furosemid, untuk membuang kelebihan garam dan air di dalam tubuh melalui urin.
  • Obat antiaritmia, untuk menjaga detak jantung tetap normal.
  • Obat antikoagulan, untuk mengurangi penggumpalan darah di jantung.
  • Obat penghambat beta (beta blockers), misalnya bisoprolol, untuk mengendalikan tekanan darah dan meningkatkan fungsi jantung.

Selain itu, penderita jantung bengkak dianjurkan oleh dokter untuk menerapkan pola hidup sehat, misalnya menjaga berat badan ideal, tidak mengonsumsi minuman beralkohol, mengonsumsi makanan berserat, tidak merokok, dan rutin berolahraga setidaknya 30 menit per hari.

Jika Anda mengalami gejala-gejala jantung bengkak yang disebutkan sebelumnya, terutama jika disertai dengan sesak napas, nyeri dada, sering pingsan, serta ketidaknyamanan pada perut, leher, rahang, lengan, atau bahu, konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut, sehingga bisa ditentukan penyebabnya. Dengan begitu, dokter bisa memberikan penanganan yang sesuai kondisi Anda dan risiko komplikasi bisa dikurangi.

Jika ada pertanyaan terkait jantung bengkak dan pencegahannya, konsultasikan ke dokter untuk saran dan rekomendasi yang tepat.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout