Penyebab HIV, Gejala, dan Cara Mengobatinya
Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan sejenis virus yang melumpuhkan daya tahan tubuh untuk menangkal penyakit. Ketahui lebih dalam mengenai penyebab HIV dan faktor risikonya.
Berbeda dengan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), HIV dapat dihambat perkembangannya dan pengidapnya dapat hidup normal. Apa penyebab HIV? Berikut penjelasan lengkapnya.
Penyebab HIV
Hingga saat ini, ada dua penyebab HIV di Indonesia, yaitu penyalahgunaan narkotika jenis suntik dan kerap berganti-ganti pasangan. Selain itu, ada sejumlah kondisi yang membuat orang rentan terkena HIV, yaitu:
- Pengidap infeksi seksual lain.
- Orang yang sering melakukan tindik atau membuat tato.
Gejala HIV
Orang yang baru terkena HIV sebenarnya tidak memiliki ciri-ciri yang signifikan. Bahkan, sebagian besar penderita HIV tidak mengetahui dirinya terkena HIV. Namun, untuk menentukan apakah HIV atau tidak, ada beragam tanda yang menyerupai flu untuk dijadikan patokan, yaitu:
- Demam.
- Tenggorokan sakit.
- Badan pegal-pegal.
- Kelelahan luar biasa.
- Muncul kemerahan pada kulit.
- Terdapat luka di area sekitar mulut.
- Pembengkakan kelenjar getah bening.
- Diare.
- Keringat berlebihan.
Pengobatan HIV
Sejauh ini, belum ditemukan obat khusus untuk menghilangkan HIV, namun ada cara untuk menghentikan virus berlipat ganda, yaitu antiretrovial (ARV). Pengobatan ini bertujuan untuk membunuh virus HIV, sehingga tidak bertambah banyak dan tidak merusak sel CD4, misalnya Nevirapine, Lamivudin, dan Efavirenz.
Untuk mengetahui sejauh mana pengobatan HIV bekerja, dokter akan memeriksa seberapa banyak virus dan sel CD4 setiap 3-6 bulan sekali untuk menentukan perkembangan kondisi pasien HIV. Dokter juga melakukan pemeriksaan HIV RNA sejak awal pengobatan dan akan terus dilakukan setiap 3-4 bulan sekali selama pasien menjalani pengobatan.
Untuk meningkatkan peluang kesembuhan, orang yang baru terkena HIV dianjurkan untuk segera menggunakan ARV. Sebaliknya, jika ARV tidak langsung digunakan oleh pasien HIV, maka dapat bertambah parah, karena virus dapat dengan leluasa menghancurkan sistem kekebalan tubuh.
Sebelum menggunakan ARV, pasien HIV perlu mengikuti anjuran dokter agar hasilnya efektif. Tidak mengikuti dosis yang dianjurkan oleh dokter justru berisiko membuat perkembangan virus HIV semakin pesat, sehingga akan memperparah kondisi pasien.
Pengobatan HIV sebaiknya langsung diminum sesuai jadwal yang ditetapkan, dan penuhi dosis selanjutnya dengan teratur. Namun, jika dosis obat tidak terpenuhi, diskusikan dengan dokter untuk mengetahui dosis obat yang tepat.
Pemberian dosis obat juga tergantung kondisi pasien HIV dan dosis akan ditambah atau diturunkan sesuai dengan perkembangan kondisi pasien. Jika disarankan dokter, pasien HIV dapat menggunakan lebih dari satu dosis per hari.
Cara Mencegah Penularan HIV
Agar terlindungi dari infeksi HIV, ada berbagai cara yang dapat Anda terapkan, yaitu:
- Setia pada pasangan.
- Jangan berhubungan seks yang tidak aman.
- Tidak memakai narkotika suntik.
- Berhubungan seks dengan pengaman.
- Melakukan pemeriksaan HIV setiap 6 bulan sekali, terutama Anda yang aktif secara seksual, pekerja medis, atau orang yang rentan terkena. Cara ini bertujuan untuk mendeteksi HIV sejak dini dan mencegah komplikasi.
- Ibu hamil yang mengidap HIV harus berbicara dengan dokter mengenai risiko terhadap janin mereka. Diskusikan mengenai metode untuk mencegah bayi terinfeksi, seperti minum obat antiretroviral selama kehamilan.