Penyebab Hematemesis dan Penanganannya
Ketika Anda mengalami muntah darah, kondisi ini tidak boleh dianggap sepele. Hematemesis adalah istilah medis untuk muntah darah yang bisa disertai isi lambung atau hanya darah saja.
Jika Anda mengalami muntah darah, sebaiknya segera mencari pertolongan medis karena bisa menjadi tanda masalah serius pada sistem pencernaan. Berikut penyebab dan cara mendiagnosis hematemesis!
Apa Itu Hematemesis?
Hematemesis adalah muntah darah. Kondisi ini berasal dari perdarahan internal di saluran cerna bagian atas.
Anda mungkin melihat darah bercampur dengan isi perut, atau bahkan hanya darah saja yang keluar.
Warna darah bisa membantu dokter memperkirakan sumber dan tingkat keparahan perdarahan.
Darah merah terang umumnya menunjukkan perdarahan aktif di kerongkongan atau lambung, sedangkan darah berwarna gelap atau seperti bubuk kopi menunjukkan darah sudah berada di saluran cerna selama beberapa jam.
Meskipun terkadang muntah darah dapat disebabkan oleh hal ringan seperti iritasi akibat terlalu sering muntah, Anda tidak boleh mengabaikannya.
Warna dan Bentuk Hematemesis
Warna dan bentuk darah yang dimuntahkan dapat memberikan petunjuk penting bagi dokter:
- Merah terang: menunjukkan perdarahan yang baru dan cepat, biasanya berasal dari esofagus atau lambung.
- Merah bercampur makanan: menandakan darah keluar bersamaan dengan isi lambung.
- Cokelat tua atau menyerupai bubuk kopi: menunjukkan perdarahan yang terjadi beberapa jam sebelumnya dan menandakan sumber perdarahan yang lebih lambat.
Perubahan warna darah ini membantu dokter memperkirakan lokasi serta tingkat keparahan perdarahan, sehingga pengobatan dapat disesuaikan dengan tepat.
Penyebab Hematemesis
Ada banyak kondisi medis yang bisa menjadi penyebab hematemesis atau muntah darah.
Beberapa di antaranya tergolong ringan, tapi sebagian lain bisa berakibat serius dan memerlukan penanganan segera. Berikut beberapa penyebab hematemesis yang paling umum:
1. Tukak Lambung
Tukak lambung merupakan luka terbuka pada dinding lambung atau duodenum (usus dua belas jari).
Kondisi ini biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori atau penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) dan aspirin dalam jangka panjang. Luka ini dapat menyebabkan perdarahan dan memicu muntah darah.
2. Peradangan Akut pada Saluran Pencernaan
Peradangan pada dinding lambung atau kerongkongan bisa menyebabkan pembuluh darah di bawahnya pecah dan berdarah.
Penyebab utamanya antara lain konsumsi alkohol berlebihan, penggunaan aspirin atau OAINS secara rutin, serta asam lambung yang naik (GERD).
3. Pecahnya Pembuluh Darah yang Membesar (Varises Esofagus atau Lambung)
Kondisi ini sering disebabkan oleh hipertensi portal, yaitu peningkatan tekanan darah di pembuluh darah sekitar hati akibat sirosis (kerusakan hati kronis).
Tekanan ini dapat membuat pembuluh darah di sekitar kerongkongan membesar dan rapuh, sehingga mudah pecah dan menyebabkan perdarahan hebat.
4. Pankreatitis Kronis
Peradangan jangka panjang pada pankreas dapat merusak pembuluh darah di sekitarnya.
Ketika pembuluh ini pecah, darah bisa mengalir ke usus dua belas jari dan menyebabkan muntah darah.
5. Cedera atau Trauma
Cedera langsung pada perut atau kerongkongan, baik akibat kecelakaan maupun prosedur medis tertentu, dapat menyebabkan perdarahan internal dan menimbulkan gejala hematemesis.
6. Sindrom Mallory-Weiss
Kondisi ini terjadi ketika terjadi robekan kecil pada dinding kerongkongan akibat muntah yang terlalu keras atau berulang, biasanya setelah mengonsumsi alkohol berlebihan.
7. Tumor pada Saluran Pencernaan
Baik tumor jinak maupun ganas di lambung, esofagus, atau pankreas dapat menyebabkan perdarahan.
Bila tumor ini berdarah, gejalanya bisa berupa muntah darah yang perlu diperiksa lebih lanjut untuk mendeteksi kemungkinan kanker.
8. Angiodisplasia
Ini adalah kelainan pada pembuluh darah di permukaan lambung atau usus yang membuatnya rapuh dan mudah berdarah.
Bisakah Muntah Darah Menyebabkan Kematian?
Muntah darah sendiri jarang menyebabkan kematian. Namun, kehilangan darah dalam jumlah besar bisa sangat berbahaya dan berpotensi fatal.
Kalau Anda kehilangan terlalu banyak darah, tubuh bisa mengalami syok hipovolemik, yaitu kondisi ketika tekanan darah menurun drastis karena volume darah berkurang. Ini bisa berujung pada gagal organ dan bahkan kematian jika tidak segera ditangani.
Tanda-tanda tubuh mengalami syok akibat hematemesis meliputi:
- Napas cepat dan dangkal
- Detak jantung meningkat
- Produksi urine menurun
- Kulit pucat, dingin, atau lembap
- Kebingungan dan pingsan
- Pusing saat berdiri
- Penglihatan kabur
Jika Anda mengalami muntah darah, sesedikit apa pun jumlahnya, segera hubungi dokter atau pergi ke UGD.
Darah dalam muntahan tidak pernah dianggap normal, dan hanya pemeriksaan medis yang dapat memastikan penyebabnya.
Cara Diagnosis Hematemesis
Hematemesis merupakan kondisi darurat medis yang perlu ditangani segera. Langkah pertama yang dilakukan tenaga medis adalah menghentikan perdarahan internal aktif dan menstabilkan kondisi tubuh Anda.
Setelah itu, barulah dokter akan mencari tahu penyebab pasti dari perdarahan yang terjadi. Jika penyebabnya berasal dari penyakit kronis, hematemesis bisa kambuh kembali bila penyebab utamanya tidak diobati.
1. Pemeriksaan Kondisi Awal
Begitu Anda tiba di rumah sakit, tim medis akan langsung memeriksa kondisi umum tubuh untuk menentukan tindakan darurat yang diperlukan. Karena hematemesis dianggap situasi gawat, prioritas utama dokter adalah menstabilkan kondisi tubuh.
Kalau terdapat tanda-tanda kehilangan darah parah, dokter akan memberikan cairan infus (IV), transfusi darah, dan dukungan oksigen bila dibutuhkan.
Prosedur awal ini disebut resusitasi, yaitu langkah penyelamatan untuk mencegah penurunan tekanan darah dan kegagalan organ akibat perdarahan hebat.
2. Diagnosis Penyebab Hematemesis
Setelah kondisi Anda stabil, dokter akan melakukan berbagai pemeriksaan untuk mencari penyebab pasti muntah darah.
Pemeriksaan dimulai dengan wawancara medis (anamnesis), di mana dokter akan menanyakan:
- Kapan gejala muntah darah pertama kali muncul.
- Warna dan bentuk darah yang keluar (merah terang, gelap, atau menyerupai ampas kopi).
- Frekuensi kejadian dan apakah pernah terjadi sebelumnya.
- Gejala lain yang menyertai, seperti nyeri perut, pusing, atau lemas.
- Riwayat konsumsi obat, terutama aspirin, OAINS, atau pengencer darah.
3. Pemeriksaan Penunjang
Untuk memastikan sumber perdarahan, dokter akan melakukan endoskopi saluran cerna bagian atas.
Dalam prosedur ini, dokter memasukkan alat berbentuk selang lentur bernama endoskop melalui mulut hingga ke lambung dan usus dua belas jari.
Kamera di ujung alat tersebut memungkinkan dokter melihat langsung kondisi dinding saluran cerna dan menemukan sumber perdarahan.
Selain endoskopi, dokter juga dapat melakukan beberapa pemeriksaan tambahan, seperti:
- Tes darah lengkap (Complete Blood Count/CBC): untuk mengetahui jumlah darah yang hilang dan kondisi hemoglobin Anda.
- Pemeriksaan pencitraan (imaging): seperti CT scan, USG, X-ray, MRI, atau PET scan. Pemeriksaan ini membantu melihat kemungkinan adanya organ yang rusak, tumor, atau kelainan pembuluh darah.
- Biopsi jaringan: dilakukan jika dokter mencurigai adanya tumor atau pertumbuhan abnormal yang menjadi sumber perdarahan.
Diagnosis yang cepat dan akurat sangat penting untuk menentukan penyebab hematemesis dan mencegah komplikasi serius.
Karena itu, jika Anda mengalami muntah darah, jangan tunda untuk segera mencari pertolongan medis. Pemeriksaan menyeluruh membantu memastikan penanganan yang tepat sesuai penyebabnya.Selalu jaga kesehatan Anda dan keluarga dengan beli suplemen dan obat terpercaya dari Pyfa Health!





