Penyebab Detak Jantung Cepat dan Penanganannya

Penyebab Detak Jantung Cepat dan Penanganannya

Penyebab Detak Jantung Cepat dan Penanganannya

ditinjau oleh dr. Carlinda Nekawaty

Detak jantung cepat atau takikardia adalah kondisi ketika jantung mengalami gangguan listrik yang berfungsi untuk mengendalikan irama detak jantung. Detak jantung cepat bisa disebabkan oleh melakukan aktivitas fisik yang berat, cemas, atau kondisi medis tertentu.

Detak jantung cepat mungkin tidak menimbulkan komplikasi. Namun, pada kasus tertentu yang tidak ditangani dengan baik, detak jantung cepat bisa menimbulkan komplikasi, misalnya gagal jantung, stroke, henti jantung, dan bahkan kematian. Simak informasi selengkapnya mengenai penyebab detak jantung dan penanganannya di artikel ini.

Faktor Risiko Detak Jantung Cepat

Ada beragam kondisi yang bisa meningkatkan risiko detak jantung cepat, yaitu:

  • Riwayat keluarga pengidap takikardia atau aritmia dalam keluarga.
  • Usia.
  • Melakukan olahraga dengan intensitas berat.
  • Pernah mengidap tekanan darah rendah atau tinggi, anemia, diabetes, hipotiroidisme atau hipertiroidisme, penyakit jantung, atau sleep apnea.
  • Cemas atau stres.
  • Demam.
  • Pola hidup tidak sehat, misalnya merokok, mengonsumsi minuman berkafein atau minuman beralkohol secara berlebihan, atau penggunaan NAPZA.
  • Konsumsi obat-obatan tertentu.
  • Ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh.

Penanganan Detak Jantung Cepat

Detak jantung cepat yang tidak disebabkan oleh penyakit tertentu, umumnya bisa sembuh tanpa penanganan medis. Namun, jika disebabkan oleh penyakit tertentu, detak jantung cepat perlu ditangani sesuai dengan faktor yang mendasarinya.

Penanganan detak jantung cepat berfokus pada mengendalikan detak jantung cepat, mencegah detak jantung cepat kambuh, menurunkan risiko komplikasi, dan mengatasi penyakit yang menyebabkan detak jantung cepat.

Ada beragam penanganan yang diberikan oleh dokter untuk mengatasi detak jantung cepat, yaitu:

  1. Prosedur kardioversi

Prosedur dengan penggunaan alat kejut listrik pada jantung untuk memulihkan impuls listrik jantung. Prosedur kardioversi dilakukan ketika kondisi gawat darurat dan penggunaan obat tidak berhasil.

2. Manuver vagal

Manuver vagal adalah prosedur yang bertujuan untuk menstimulasi saraf vagus, yaitu saraf yang mengontrol detak jantung. Misalnya, menaruh es pada wajah, mengejan seperti sedang buang air besar, dan gerakan seperti batuk. 

3. Implan kardioverter

Prosedur ini dilakukan dengan cara menanamkan alat di dada untuk memonitor detak jantung, memberikan kejutan listrik, dan memeriksa peningkatan detak jantung. Implan kardioverter dilakukan ketika pasien berisiko mengalami takikardia berulang yang membahayakan nyawa.

4. Pemasangan alat pacu jantung (pacemaker)

Alat ini berfungsi untuk memberikan dorongan listrik bertenaga rendah pada jantung untuk memperbaiki irama jantung. Dengan begitu, jantung bisa menyuplai darah ke seluruh tubuh secara optimal, sehingga detak jantung bisa kembali stabil.

5. Operasi jantung

Jika beragam prosedur di atas tidak berhasil mengatasi detak jantung cepat, dokter akan melakukan operasi jantung. Prosedur ini bertujuan untuk mengatasi detak jantung cepat atau gangguan jantung lain.

Selain itu, Anda dianjurkan untuk menerapkan pola hidup sehat untuk mencegah detak jantung cepat, misalnya mempertahankan berat badan ideal, aktif bergerak, tidak merokok, dan mengelola stres dengan tepat, seperti meditasi, yoga, atau latihan pernapasan.

Jika Anda mengalami detak jantung cepat berulang atau memiliki faktor risiko detak jantung cepat di atas, konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dengan begitu, dokter bisa memberikan penanganan yang tepat, sehingga risiko komplikasi bisa dicegah.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout