Penyebab dan Gejala Asam Lambung
ditinjau oleh dr. Carlinda Nekawaty
Salah satu gangguan pencernaan yang sering dialami banyak orang adalah gangguan lambung yang ditandai dengan meningkatnya asam lambung. GERD (Gastroesophangeal reflux disease) adalah salah satu penyakit lambung yang kerap diduga sebagai serangan jantung atau penyakit jantung koroner, karena gejalanya mirip dengan nyeri dada.
Peningkatan asam lambung dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya jika tidak diatasi segera. Namun, sayangnya, masih banyak yang mengabaikan gejala yang timbul akibat peningkatan asam lambung. Oleh karena itu, ketahui penyebab dan gejala yang terjadi jika asam lambung meningkat berikut.
Penyebab Peningkatan Asam Lambung pada GERD
GERD adalah salah satu penyakit pada lambung yang disebabkan karena adanya peningkatan asam lambung yang terjadi ketika otot kerongkongan bagian bawah (otot LES) melemah. Otot ini seharusnya berkontraksi dan menutup saluran ke kerongkongan setelah makanan turun ke lambung. Jika otot ini lemah, maka kerongkongan akan tetap terbuka dan asam lambung akan naik kembali ke kerongkongan, sehingga kadang menimbulkan rasa seperti terbakar di dada (heartburn). Orang dengan kondisi tertentu, seperti lansia, ibu hamil, dan penderita obesitas, berisiko terkena penyakit ini.
Gejala Peningkatan Asam Lambung
Berikut beberapa gejala yang ditimbulkan saat asam lambung meningkat:
1. Nyeri dada
Nyeri dada adalah salah satu gejala yang dapat terjadi saat asam lambung meningkat. Nyeri dada biasanya diawali dengan sensasi terbakar di perut bagian atas, kemudian sensasi terbakar dari perut akan naik ke dada. Nyeri dada biasanya paling terasa ketika Anda berbaring, membungkuk, atau setelah makan. Gejala ini merupakan salah satu gejala dari penyakit GERD (Gastroesophageal reflux disease).
2. Radang tenggorokan
Radang tenggorokan juga perlu diwaspadai sebagai ciri-ciri adanya peningkatan asam lambung. Jika Anda menderita GERD, asam dari lambung bisa naik dan menekan bagian belakang sampai ke kerongkongan. Jika tidak ditangani segera, cairan asam tersebut bisa merusak kerongkongan dan bisa menyebabkan radang kerongkongan atau dalam Bahasa medis disebut esofagitis.
3. Sulit menelan
Kesulitan menelan atau disfagia adalah ciri/tanda lain saat asam lambung meningkat yang umum dialami banyak orang. Asam lambung yang naik secara teratur ke kerongkongan bisa menyebabkan iritasi dan luka di daerah tersebut. Bekas luka di kerongkongan bisa membuat saluran pencernaan menyempit, sehingga Anda kesulitan menelan.
4. Nyeri atau panas pada kerongkongan
Kerusakan pada lapisan kerongkongan yang disebabkan naiknya asam lambung bisa menimbulkan rasa nyeri dan sensasi panas di bawah tenggorokan dan dada yang merupakan posisi kerongkongan berada. Seiring dengan berjalannya waktu, naiknya asam lambung ke lapisan esofagus bisa menyebabkan peradangan, sehingga membuat kerongkongan berisiko mengalami luka, seperti jaringan parut (keloid) dan borok.
5. Bau mulut
Jika Anda memiliki bau mulut, sebaiknya perlu waspada, karena mungkin Anda mengalami peningkatan asam lambung. Naiknya asam lambung disebabkan oleh sfingter esofagus bagian bawah (LES), yaitu kondisi di mana otot kerongkongan rusak atau mengendur. Otot kerongkongan yang berfungsi dengan baik akan terbuka saat menelan untuk membiarkan masuk ke perut, kemudian menutup dengan rapat. Namun, jika otot kerongkongan rusak atau mengendur, maka akan tetap terbuka dan menyebabkan asam mengalir kembali ke tenggorokan, sehingga menimbulkan bau mulut.
6. Perut kembung
Ciri-ciri peningkatan asam lambung lainnya adalah perut kembung. Hal ini dikarenakan makanan yang sudah mengendap pada sistem pencernaan dan tidak langsung dicerna bisa mengakibatkan produksi gas yang terus meningkat. Kondisi ini disebut acid reflux yang menimbulkan rasa perut kembung setelah makan. Jika gejala ini tidak ditangani dengan baik, maka bisa mengakibatkan gejala lainnya, seperti heartburn dan sering bersendawa.