Pentingnya Mengelola Sampah Organik untuk Mencegah Pencemaran Lingkungan
Sampah adalah kendala yang umum dihadapi seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Jika dibiarkan menumpuk, sampah menimbulkan masalah baru, misalnya pencemaran lingkungan. Salah satu jenis sampah yang perlu diperhatikan pengelolaannya adalah sampah organik.
Sampah organik dihasilkan dari sisa-sisa makhluk hidup, termasuk makanan dan tanaman, yang diubah oleh bakteri menjadi molekul, air, atau karbondioksida. Lalu, bagaimana cara mengelola sampah organik untuk mencegah pencemaran lingkungan? Berikut informasi selengkapnya.
Cara Mengelola Sampah Organik yang Tepat
Meski terurai secara alami, namun bukan berarti sampah organik tidak perlu dikelola. Hal ini dikarenakan sampah organik mengeluarkan bau yang tidak sedap dan sulit diurai oleh bakteri jika tidak dikelola dengan baik. Selain itu, pengelolaan sampah organik yang tepat bisa menghasilkan keuntungan ekonomi untuk manusia, misalnya pupuk kompos yang terbuat dari kotoran hewan atau daun-daun tanaman yang berguguran untuk dibuat menjadi bungkus makanan. Untuk memudahkan Anda, berikut cara-cara mengelola sampah organik yang bisa diterapkan:
1. Dipilah sesuai dengan jenisnya.
Memisahkan sampah sesuai dengan jenisnya, yaitu organik atau anorganik, adalah hal yang penting. Cara ini dapat mencegah sampah organik menyatu dengan sampah anorganik. Selain itu, memisahkan sampah sesuai dengan jenisnya akan memudahkan pengelolaan, misalnya menyiapkan tempat sampah terpisah sesuai dengan jenisnya dan selalu membuang sampah di tempat sampah yang sesuai dengan jenisnya.
2. Sisihkan sampah kertas.
Sampah kertas dan kardus terbuat dari serbuk kayu dengan penggunaan bahan kimia. Oleh karena itu, jenis sampah tersebut akan terurai lebih lama dibandingkan sampah organik, namun lebih cepat dibandingkan sampah anorganik. Dari sisi ekonomis, sampah kertas bisa menghasilkan keuntungan, misalnya didaur ulang menjadi kertas daur ulang yang menarik atau sampah kertas dijual kembali ke bank sampah, terutama jika masih kering dan kosong. Harga kertas dan kardus yang masih kosong dan kering umumnya lebih tinggi dibandingkan kertas yang kotor atau basah. Selanjutnya, sampah kertas dan kardus akan disortir ulang untuk dijual ke pabrik pengolahan kertas dan kardus.
3. Sisa bahan dapur dijadikan sebagai makanan hewan.
Jika Anda, anggota keluarga, atau tetangga memiliki peternakan hewan, berikan sisa bahan dapur untuk menjadi makanan hewan. Selain itu, sisa nasi bisa diolah menjadi nasi kering dengan cara dijemur di bawah sinar matahari. Setelah kering, campurkan dengan garam secukupnya, lalu kocok, dan nikmati sebagai camilan.
4. Diubah menjadi pupuk kompos.
Pupuk kompos adalah hasil pengelolaan sampah organik yang efektif. Pupuk kompos terbuat dari beragam sampah organik, misalnya sisa rumput, sisa sayuran, kotoran hewan, ranting pohon, dan lainnya. Pupuk ini dibuat untuk menyuburkan tanaman dan tanah. Cara mengolahnya, yaitu campurkan tanah secukupnya ke dalam wadah yang berisi sampah organik, siram tanah dan sampah organik dengan air, lalu tambahkan kapur pertanian dan arang sekam, ratakan. Setelah itu, siram tanah dan sampah organik kembali dengan air yang dicampur dengan EM4, tambahkan tanah secukupnya, dan ratakan.
Dengan melakukan cara-cara mengelola sampah organik di atas, Anda sudah berkontribusi untuk mengurangi risiko pencemaran lingkungan.