Pembengkakan Jantung: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi
Pembengkakan jantung merupakan kondisi yang sering menimbulkan kekhawatiran. Perlu Anda ketahui bahwa kondisi ini bukan penyakit tersendiri, melainkan tanda bahwa ada masalah lain yang membuat jantung bekerja lebih keras dari biasanya.
Kardiomegali atau jantung yang membesar, dapat terlihat melalui pemeriksaan seperti rontgen dada dan sering kali dipicu oleh kerusakan jantung atau penyakit tertentu.
Dalam beberapa kondisi, pembesaran jantung bersifat sementara, misalnya saat kehamilan, tapi bisa juga permanen jika penyebabnya tidak ditangani.
Mari kita simak selengkapnya mengenai gejala, penyebab, dan cara mengatasi pembengkakan jantung!
Apa Itu Pembengkakan Jantung?
Pembengkakan jantung atau kardiomegali menggambarkan kondisi ketika ukuran jantung menjadi lebih besar dari normal.
Pembesaran ini bisa terjadi karena dinding jantung menebal atau ruang jantung melebar (dilatasi). Kondisi ini bisa berdampak pada seluruh bagian jantung atau hanya sebagian saja.
Kardiomegali terjadi sebagai respons tubuh ketika jantung dipaksa bekerja lebih keras untuk memompa darah. Ibaratnya seperti berjalan menanjak setiap hari, bukan di jalan datar.
Lama-kelamaan, jantung bisa membesar sebagai bentuk adaptasi terhadap beban kerja yang meningkat.
Namun dalam beberapa kasus, pembengkakan jantung terjadi akibat gangguan langsung pada otot jantung itu sendiri.
Jika dibiarkan, kardiomegali membuat jantung tidak mampu memompa darah secara efisien dan meningkatkan risiko gagal jantung, aritmia, hingga stroke.
Kondisi ini bisa serius, tergantung penyebab pembengkakan jantung yang mendasarinya. Banyak dari penyebab tersebut bersifat kronis sehingga memerlukan penanganan jangka panjang.
Gejala Pembengkakan Jantung
Tidak semua pasien merasakan gejala pembengkakan jantung. Namun, beberapa orang mungkin mengalami:
- Pusing atau rasa melayang
- Pembengkakan (edema) pada kaki, pergelangan kaki, atau perut
- Mudah lelah atau merasa sangat kehabisan tenaga
- Jantung berdebar
- Energi tubuh menurun
- Sesak napas, terutama saat beraktivitas atau berbaring
Gejala tersebut muncul ketika jantung sudah tidak mampu bekerja optimal untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh.
Penyebab Pembengkakan Jantung
Apa pun yang membuat jantung bekerja lebih keras bisa menyebabkan ukurannya membesar.
Mirip seperti otot tangan atau kaki yang membesar saat sering digunakan, jantung juga bisa membesar ketika bebannya meningkat.
Namun berbeda dengan otot biasa, jantung yang membesar tidak selalu menjadi lebih kuat. Pada banyak kondisi, justru fungsi jantung makin menurun.
Berikut penyebab pembengkakan jantung yang umum:
- Penyakit jantung koroner
Penyebab pembengkakan jantung yang paling sering. Sumbatan pembuluh darah jantung membuat otot jantung kekurangan oksigen hingga memicu serangan jantung dan pembesaran jantung.
- Anemia
Kekurangan sel darah merah membuat jantung bekerja lebih keras untuk mengalirkan oksigen ke tubuh.
- Kehamilan
Beban tubuh meningkat, sehingga jantung harus memompa lebih banyak darah. Biasanya bersifat sementara.
- Rheumatoid arthritis
Peradangan kronis dapat memengaruhi jantung dan memicu pembengkakan jantung.
- Aritmia
Denyut jantung yang terlalu cepat atau tidak teratur memaksa jantung bekerja ekstra keras.
- Sarkoidosis
Pertumbuhan jaringan abnormal dapat mengenai jantung dan melemahkan fungsinya.
- Kardiomiopati
Kelainan otot jantung membuat jantung melebar atau menebal sehingga pompa darah kehilangan kekuatan.
- Kelainan jantung bawaan
Struktur jantung yang tidak normal sejak lahir bisa memengaruhi kinerja jantung.
- Hipertensi
Hipertensi memaksa jantung bekerja ekstra keras untuk memompa darah, sehingga dinding jantung menebal dan akhirnya membengkak.
- Gagal ginjal
Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit membuat jantung harus bekerja lebih keras.
- Miokarditis
Peradangan otot jantung yang membuat jantung membesar dan melemah.
- Penyakit katup jantung
Katup yang bocor atau menyempit membuat aliran darah tidak optimal. Jantung harus memompa lebih kuat, yang lama-lama menyebabkan pembesaran.
- Hipertiroidisme
Hormon tiroid yang terlalu banyak mempercepat detak jantung dan membebani otot jantung.
- Hipotiroidisme
Hormon tiroid rendah dapat memperlemah fungsi jantung dan memicu pembesaran.
- Penyakit paru seperti COPD atau hipertensi pulmonal
Tekanan di paru-paru meningkat sehingga jantung kanan bekerja lebih keras.
- Latihan fisik intens pada atlet
Jantung bisa membesar sebagai adaptasi latihan. Berbeda dari kondisi penyakit, fungsi jantung tetap normal atau bahkan lebih baik.
Faktor Risiko Pembengkakan Jantung
Anda lebih berisiko mengalami pembesaran jantung jika memiliki:
- Riwayat keluarga dengan pembengkakan jantung
- Konsumsi alkohol berlebihan atau penyalahgunaan obat terlarang
- Kebiasaan merokok
- Tekanan darah tinggi
- Riwayat serangan jantung pada diri sendiri atau keluarga
- Pola hidup sedentari atau jarang bergerak
Cara Mengatasi Pembengkakan Jantung
Penanganan pembengkakan jantung berfokus kepada mengatasi kondisi utama yang menjadi penyebabnya.
Dokter biasanya akan memberikan obat atau tindakan medis sesuai masalah jantung yang Anda alami. Berikut beberapa langkah yang umumnya direkomendasikan:
1. Mengubah Gaya Hidup
Perubahan gaya hidup adalah cara penting untuk membantu jantung bekerja lebih ringan. Beberapa langkah yang bisa Anda lakukan adalah:
- Mengurangi konsumsi garam agar tekanan darah lebih terkontrol.
- Berhenti merokok.
- Mengurangi konsumsi alkohol.
- Mengatur asupan cairan sesuai anjuran dokter.
- Lebih aktif bergerak dan rutin berolahraga.
- Menjaga berat badan tetap ideal.
- Makan makanan sehat dan seimbang.
- Mengelola stres dengan teknik relaksasi, tidur cukup, atau aktivitas yang menenangkan.
2. Mengonsumsi Obat Resep Dokter
Dokter mungkin akan meresepkan beberapa jenis obat untuk mengatasi penyebab pembengkakan jantung, seperti:
- Antiarrhythmics, untuk menjaga irama jantung tetap normal.
- ACE inhibitor, membantu menurunkan tekanan darah.
- ARB (Angiotensin II Receptor Blockers), alternatif penurun tekanan darah.
- Antikoagulan, untuk mencegah terbentuknya bekuan darah.
- Beta-blocker, menurunkan tekanan darah dan meningkatkan fungsi jantung.
- Diuretik (obat pengeluaran cairan), membantu mengurangi kelebihan garam dan air dalam tubuh.
Penggunaan obat tidak boleh tanpa anjuran dokter karena setiap pasien membutuhkan dosis dan kombinasi obat yang berbeda.
3. Menjalani Prosedur Medis
Jika obat dan perubahan gaya hidup tidak cukup, dokter bisa menyarankan tindakan medis, seperti:
- Pemasangan pacemaker, untuk membantu jantung berdetak dengan ritme yang stabil.
- Pemasangan ICD (Implantable Cardioverter Defibrillator), alat yang dapat memberikan kejutan listrik bila ritme jantung berbahaya.
- Perbaikan atau penggantian katup jantung yang rusak.
- Operasi bypass atau pemasangan stent, untuk melancarkan aliran darah pada pembuluh darah yang tersumbat.
Kapan Harus ke Dokter?
Pembengkakan jantung lebih mudah ditangani jika diketahui sejak dini. Jadi, segera hubungi dokter jika Anda merasa ada yang tidak beres dengan kesehatan jantung Anda.
Segera cari bantuan darurat jika mengalami gejala serangan jantung berikut:
- Nyeri dada.
- Rasa tidak nyaman yang menjalar ke lengan, punggung, leher, rahang, atau perut.
- Sesak napas berat.
- Pingsan atau hampir pingsan.
- Kesulitan bernapas bahkan saat beristirahat.
Sekarang Anda sudah memahami pembengkakan jantung karena apa, mulai dari bagaimana kondisi ini terjadi hingga penyebab dan gejalanya.
Pembengkakan jantung bukan penyakit tunggal, tapi tanda bahwa jantung sedang bekerja lebih keras dari seharusnya.
Dengan mengetahui penyebab pembengkakan jantung sejak awal, Anda dapat mengambil langkah pencegahan dan mendapatkan penanganan yang sesuai untuk menjaga kesehatan jantung tetap optimal.
Selalu jaga kesehatan Anda dan keluarga dengan beli suplemen dan obat terpercaya dari Pyfa Health!





