Paru-Paru Basah: Gejala, Penyebab, Penanganan, dan Pencegahannya

Paru-Paru Basah- Gejala, Penyebab, Penanganan, dan Pencegahannya

Paru-Paru Basah: Gejala, Penyebab, Penanganan, dan Pencegahannya

ditinjau oleh dr. Carlinda Nekawaty

Paru-paru basah adalah peradangan pada paru-paru akibat infeksi bakteri, virus, atau jamur. Jika tidak ditangani dengan tepat, paru-paru basah bisa membahayakan nyawa. Ketahui lebih lanjut mengenai gejala dan faktor risiko paru-paru basah.

Paru-paru basah bisa menjadi gejala penyakit serius, seperti pneumonia akibat infeksi virus atau bakteri. Pneumonia ditandai dengan kantong udara di paru-paru dipenuhi oleh cairan atau nanah. Penyakit ini bisa membahayakan nyawa, terutama jika dialami oleh lansia, anak-anak, atau orang dengan daya tahan tubuh lemah. Lalu, apa penyebab dan gejala paru-paru basah, serta bisakah diatasi? Berikut informasi selengkapnya.

Gejala Paru-Paru Basah

Paru-paru basah umumnya dialami oleh bayi, lansia, dan orang daya tahan tubuh lemah. Gejala paru-paru basah berbeda-beda, mulai dari ringan hingga parah, tergantung faktor yang mendasarinya. Berikut beragam gejala paru-paru basah yang perlu diwaspadai:

  1. Demam

Demam adalah bentuk pertahanan tubuh untuk melawan infeksi virus, bakteri, atau jamur yang menyebabkan paru-paru basah. Kenaikan suhu tubuh pada penderita paru-paru basah umumnya di atas 37,2 derajat Celsius.

2. Batuk berdahak

Peradangan pada jaringan paru-paru bisa menimbulkan batuk berdahak yang disertai dengan lendir berwarna hijau atau kuning. Kondisi ini memicu peningkatan produksi dahak sebagai cara tubuh untuk mengeluarkan kuman dari saluran pernapasan.

3. Nyeri dada

Nyeri dada yang parah ketika bernapas bisa menjadi gejala paru-paru basah lainnya. Kondisi ini disebabkan oleh infeksi pada jaringan paru-paru dan ketegangan pada otot dada karena batuk terus-menerus untuk mengeluarkan dahak di saluran pernapasan.

4. Sesak napas

Paru-paru basah memicu penumpukan dahak di saluran pernapasan dan penumpukan cairan infeksi pada balon udara di paru-paru (alveolus). Kondisi ini menyebabkan pertukaran udara dan fungsi paru-paru terganggu, sehingga menimbulkan sesak napas. 

5. Kelelahan

Berkurangnya kadar oksigen di dalam tubuh akibat paru-paru basah bisa menyebabkan penderitanya mudah kelelahan, terutama ketika beraktivitas.

6. Mual dan muntah

Batuk terus-menerus untuk mengeluarkan dahak mungkin memicu makanan yang ada di saluran pencernaan naik ke atas, sehingga menyebabkan mual dan muntah. Selain itu, infeksi pada paru-paru yang meluas hingga ke saluran pencernaan bisa menyebabkan mual dan muntah. Gejala ini umumnya dialami oleh anak-anak.

Mendeteksi gejala paru-paru basah sejak dini penting dilakukan agar bisa segera ditangani, sehingga risiko komplikasi bisa dikurangi. Jika tidak ditangani dengan tepat, paru-paru basah bisa menimbulkan komplikasi serius, misalnya abses paru-paru, acute respiratory distress syndrome (ARDS), penurunan kesadaran, dan sepsis.

Jika Anda mengalami gejala-gejala paru-paru basah di atas, konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dengan begitu, dokter bisa memberikan penanganan yang sesuai kondisi Anda, sehingga risiko komplikasi bisa dicegah.

Penyebab Paru-Paru Basah

Infeksi pada paru-paru yang menyebabkan paru-paru basah disebabkan oleh beragam faktor, yaitu:

  1. Infeksi bakteri

Ada beragam jenis bakteri penyebab paru-paru basah, misalnya Streptococcus pneumoniae, Legionella pneumophila, Staphylococcus aureus, Mycoplasma pneumoniae, dan Haemophilus influenzae. Selain itu, paru-paru basah dapat disebabkan oleh kuman yang menular dari orang yang terinfeksi atau penggunaan alat ventilator jangka panjang.

2. Infeksi virus 

Infeksi virus penyebab beragam penyakit, seperti bronkitis, flu, dan bronkiolitis, adalah penyebab umum paru-paru basah, terutama pada balita. Paru-paru basah akibat infeksi virus umumnya bersifat ringan dan bisa sembuh tanpa penanganan medis dalam 1-3 minggu. Namun, pada kondisi tertentu, paru-paru basah bisa semakin parah jika tidak ditangani dengan tepat, misalnya pada pasien dengan daya tahan tubuh lemah.

3. Infeksi jamur

Paru-paru basah yang disebabkan oleh infeksi jamur umumnya dialami oleh orang yang mengidap penyakit kronis atau memiliki daya tahan tubuh lemah. Infeksi jamur juga bisa terjadi melalui kotoran burung atau jamur dari tanah yang terhirup. Beragam jenis jamur yang menyebabkan paru-paru basah, misalnya Histoplasmosis, Cryptococcus, dan Pneumocystis jirovecii.

Selain itu, paru-paru basah bisa disebabkan oleh beragam faktor, misalnya pneumonia aspirasi akibat benda asing yang masuk ke dalam saluran pernapasan dan mengganggu fungsi paru-paru, misalnya air liur, cairan lambung, makanan, atau minuman.

Penanganan Paru-Paru Basah

Penanganan paru-paru basah tergantung penyebab dan tingkat keparahannya. Misalnya, pemberian antibiotik untuk pasien dengan paru-paru basah yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Sedangkan paru-paru basah yang parah hingga menimbulkan gagal napas, diperlukan alat bantu napas dan perawatan intensif di ICU. Dikutip dari Cleveland Clinic, berikut beragam pengobatan paru-paru basah yang diberikan oleh dokter:

  • Terapi obat antibiotik. Antibiotik akan diberikan untuk mengatasi paru-paru basah akibat infeksi bakteri. Meski tidak bisa mengatasi paru-paru basah akibat infeksi virus, namun dokter bisa memberikannya jika pasien mengalami infeksi bakteri secara bersamaan dengan virus.
  • Pemberian obat antijamur. Obat antijamur akan diberikan oleh dokter untuk mengatasi paru-paru basah akibat infeksi jamur.
  • Obat antivirus. Paru-paru basah akibat infeksi virus umumnya bisa sembuh tanpa penanganan medis. Namun, dokter bisa meresepkan obat antivirus untuk mengurangi gejala akibat infeksi virus.
  • Terapi oksigen. Jika paru-paru basah menyebabkan pasien kekurangan oksigen, pemberian oksigen ekstra melalui selang di hidung atau masker di wajah akan dilakukan oleh dokter.

Pencegahan Paru-Paru Basah

Paru-paru basah bisa dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat, yaitu:

  • Tidak merokok.
  • Membatasi konsumsi minuman beralkohol.
  • Tidur yang cukup.
  • Mengonsumsi makanan bergizi seimbang agar daya tahan tubuh terjaga. 
  • Mendapatkan vaksinasi pneumonia (vaksin PCV) dan influenza.
  • Rutin mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun. Cara ini bertujuan untuk mencegah penularan kuman dari orang lain atau benda yang terkontaminasi kuman.
  • Menutup hidung dan mulut dengan tisu atau sapu tangan ketika bersin atau batuk.
  • Memastikan kebersihan lingkungan terjaga, misalnya rutin membersihkan rumah dan membuang sampah secara teratur.
  • Penggunaan masker, terutama ketika ada orang yang sedang batuk pilek atau polusi udara, di sekitar Anda.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout