Panas Dalam: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Panas dalam adalah istilah yang sangat sering digunakan masyarakat Indonesia untuk menggambarkan rasa tidak nyaman di tenggorokan, tubuh terasa panas, atau munculnya gejala seperti sariawan, bibir pecah-pecah, dan tenggorokan kering.
Meski sering dialami, sebenarnya istilah panas dalam tidak dikenal dalam dunia medis. Namun, kondisi ini tetap nyata dirasakan banyak orang dan bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti perubahan cuaca, gaya hidup, hingga pola makan yang tidak seimbang.
Definisi Panas Dalam
Dalam dunia medis, panas dalam tidak memiliki istilah resmi atau diagnosis khusus. Mengutip dari Antara News, dr. Laurentius Aswin Pramono, SpPD, M.Epid, Spesialis Penyakit Dalam dari RS Carolus Jakarta, menjelaskan bahwa, “Panas dalam itu tidak spesifik, baik saat pemeriksaan maupun wawancara dokter dengan pasien. Hanya istilah yang digunakan untuk menggambarkan sensasi panas, misalnya karena batuk atau otot terasa ngilu.”
Dengan kata lain, panas dalam adalah kumpulan gejala yang bisa timbul akibat reaksi tubuh terhadap infeksi ringan, iritasi tenggorokan, atau kondisi tubuh yang sedang menurun.
Jadi, ketika Anda merasa tenggorokan kering, nyeri saat menelan, atau tubuh terasa panas, itu bisa menandakan bahwa daya tahan tubuh sedang tidak optimal.
Penyebab Panas Dalam
Secara medis, panas dalam dapat disamakan dengan gejala ringan akibat peradangan atau infeksi, terutama pada saluran pernapasan bagian atas.
Menurut dr. Aswin, panas dalam bisa terjadi karena kombinasi faktor eksternal (seperti virus dan lingkungan) serta faktor internal (seperti daya tahan tubuh yang menurun).
Beberapa penyebab umum panas dalam antara lain:
- Perubahan cuaca ekstrem. Ketika suhu udara berubah drastis, daya tahan tubuh Anda bisa menurun, membuat virus lebih mudah masuk.
- Paparan panas berlebih. Berada di bawah sinar matahari terlalu lama tanpa cukup cairan dapat menyebabkan tubuh terasa panas dan lemas.
- Sering mengonsumsi mie instan dan makanan olahan. Kandungan pengawet dan bumbu yang kuat dapat menimbulkan rasa tidak nyaman di tenggorokan.
- Kurang olahraga. Tubuh yang jarang bergerak cenderung memiliki imunitas lebih rendah, sehingga mudah terserang virus.
- Makanan dan minuman dengan suhu ekstrem. Mengonsumsi makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin dapat memicu iritasi pada tenggorokan.
- Pola makan tidak seimbang. Terlalu sering makan gorengan, daging bakar, makanan pedas, durian, atau makanan berbumbu tajam juga bisa memicu panas dalam.
Selain itu, terpapar cuaca panas dalam waktu lama dapat meningkatkan suhu tubuh. Jika kondisi ini disertai konsumsi makanan tidak sehat, risiko munculnya gejala panas dalam pun akan semakin besar.
Gejala Panas Dalam
Meskipun istilahnya tidak medis, gejala panas dalam cukup mudah dikenali. Beberapa tanda yang sering muncul meliputi:
- Tenggorokan terasa kering dan perih saat menelan.
- Batuk ringan atau rasa gatal di tenggorokan.
- Bibir pecah-pecah atau sariawan.
- Tubuh terasa lesu dan tidak bertenaga.
- Kadang disertai demam ringan jika tubuh sedang melawan infeksi.
Gejala panas dalam biasanya tidak berbahaya dan bisa hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari, terutama jika Anda menjaga pola makan dan memperbanyak minum air putih.
Kondisi Terkait Panas Dalam
Panas dalam bukanlah penyakit tertentu, melainkan sekumpulan gejala yang sering dikaitkan dengan iritasi tenggorokan, infeksi ringan, atau gangguan pencernaan.
Dalam banyak kasus, panas dalam bisa menjadi tanda dari kondisi kesehatan lain yang lebih spesifik. Berikut beberapa penyakit yang sering dikaitkan dengan gejala panas dalam:
1. Sakit Tenggorokan
Sakit tenggorokan adalah kondisi ketika bagian belakang tenggorokan terasa gatal, nyeri, atau perih. Hal ini terjadi akibat peradangan pada lapisan mukosa tenggorokan.
Kalau Anda mengalami sakit tenggorokan, biasanya akan terasa nyeri saat menelan atau berbicara.
Penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai dari infeksi virus atau bakteri, alergi, hingga kebiasaan tidur dengan mulut terbuka.
Sebagian besar kasus sakit tenggorokan dapat sembuh dengan perawatan rumahan seperti minum air hangat, istirahat cukup, dan menjaga kelembapan udara.
Namun, bila nyeri tenggorokan berlangsung lebih dari seminggu, disertai demam, atau pembengkakan kelenjar, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.
2. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
ISPA adalah infeksi yang menyerang sistem pernapasan dan bisa memengaruhi saluran pernapasan bagian atas (hidung, tenggorokan, pita suara) maupun bagian bawah (paru-paru).
Gejala umum ISPA meliputi:
- Hidung tersumbat atau berair.
- Batuk dan sakit tenggorokan.
- Nyeri otot dan tubuh terasa lemas.
- Suara serak dan kelelahan.
Panas dalam sering muncul bersamaan dengan ISPA karena peradangan yang terjadi di tenggorokan.
Menjaga daya tahan tubuh, mencukupi kebutuhan cairan, serta menghindari polusi udara bisa membantu mencegah infeksi saluran pernapasan ini.
3. Asam Lambung Naik
Naiknya asam lambung ke tenggorokan atau kerongkongan juga bisa menyebabkan sensasi panas dalam.
Kondisi ini terjadi ketika asam dari lambung naik ke kerongkongan, menyebabkan rasa terbakar di dada (heartburn) dan iritasi tenggorokan.
Gejala yang sering menyertai asam lambung naik antara lain:
- Rasa terbakar atau panas di dada setelah makan.
- Mual dan kembung.
- Rasa asam di mulut.
- Nyeri tenggorokan atau suara serak, terutama di pagi hari.
Cara Mengatasi Panas Dalam
Walaupun tidak termasuk penyakit medis tertentu, panas dalam tetap perlu diperhatikan agar tidak mengganggu aktivitas harian Anda.
Ini dia berbagai cara mengatasi panas dalam agar tubuh kembali nyaman:
1. Cukupi Kebutuhan Air Putih
Panas dalam bisa diatasi dengan minum yang cukup. Cairan sangat penting untuk mengembalikan suhu tubuh kembali ke normal.
Hidrasi yang baik akan melancarkan mekanisme dan metabolisme di dalam tubuh, termasuk meningkatkan imunitas tubuh.
2. Istirahat Cukup
Anda perlu istirahat untuk meningkatkan sistem imun. Tidur nyenyak menjadi kunci agar tubuh tetap sehat.
Ketika Anda beristirahat, tubuh memiliki kesempatan untuk memulihkan diri, yang bermanfaat bagi kesehatan fisik, mental, dan emosional.
3. Kumur Air Garam
Berkumur menggunakan larutan air garam bisa membantu meredakan peradangan dan iritasi di tenggorokan.
Campurkan ½ sendok teh garam ke dalam 1 cangkir air hangat, lalu gunakan untuk berkumur beberapa kali sehari.
4. Konsumsi Makanan dan Minuman Menenangkan
Minum teh hangat dengan madu dan lemon, bubur, kaldu, atau sup bening dapat membantu meredakan tenggorokan yang kering dan gatal.
Hindari makanan yang dapat memperparah panas dalam atau mengiritasi tenggorokan, seperti daging bakar, gorengan, makanan pedas, serta buah durian.
5. Perbaiki Gaya Hidup
Kalau gejala panas dalam muncul akibat naiknya asam lambung, sebaiknya terapkan pola hidup sehat.
Hindari makanan pemicu asam lambung, makan secara teratur, dan hindari tidur segera setelah makan.
Jaga berat badan tetap ideal dengan berolahraga rutin, karena berat badan berlebih dapat meningkatkan risiko asam lambung naik.
Selain itu, biasakan pola hidup sehat dengan istirahat cukup, mengelola stres, serta menjauhi rokok dan alkohol.
Gaya hidup sehat tidak hanya membantu mencegah panas dalam, tapi juga menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Panas dalam adalah istilah umum untuk menggambarkan rasa panas atau tidak nyaman di tenggorokan yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari cuaca ekstrem, makanan, hingga daya tahan tubuh yang menurun.
Untuk mencegah panas dalam, selalu jaga kesehatan Anda dan keluarga dengan konsumsi makanan bergizi, minum air putih, cukup istirahat, serta beli suplemen dan obat terpercaya dari Pyfa Health!





