Osteoporosis: Gejala, Jenis, dan Pencegahannya
Osteoporosis adalah pengeroposan tulang berkepanjangan, sehingga menyebabkan kekuatan tulang berkurang, rapuh, dan rentan patah. Selain itu, osteoporosis menyebabkan pertumbuhan tulang bagian luar lebih tipis dan lemah. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko gangguan struktur tulang, misalnya patah tulang belakang, patah tulang pergelangan tangan, dan patah tulang panggul.
Banyak yang menganggap bahwa osteoporosis adalah proses penuaan yang tidak bisa dihindari. Padahal, osteoporosis bisa dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat sejak dini. Lalu, apa saja penyebab dan gejala osteoporosis, serta bagaimana pencegahannya? Berikut informasi selengkapnya.
Seberapa umum Osteoporosis?
Osteoporosis bisa dialami oleh siapa saja, mulai dari laki-laki hingga perempuan dari semua ras. Namun, perempuan asia dan orang yang berkulit putih lebih berisiko mengalami osteoporosis. Selain itu, perempuan yang mengalami menopause dan orang yang berusia lanjut berisiko tinggi terkena osteoporosis.
Orang yang mengalami osteoporosis berisiko patah tulang ketika melakukan aktivitas sehari-hari, seperti mengangkat beban, berjalan, atau berdiri. Meski demikian, Anda bisa menurunkan risiko osteoporosis dengan menghindari faktor risikonya. Jika ada pertanyaan seputar pencegahan osteoporosis, konsultasikan ke dokter untuk mengetahui saran dan rekomendasi yang sesuai kondisi Anda.
Gejala Osteoporosis
Pada tahap awal, osteoporosis umumnya tidak menimbulkan gejala yang signifikan. Bahkan, pada sebagian kasus, penderita osteoporosis tidak menyadari dirinya terkena osteoporosis hingga mengalami patah tulang.
Namun, gejala osteoporosis yang umum ditemukan adalah rentan patah tulang akibat insiden ringan, seperti terpeleset atau terjatuh. Seiring berjalannya waktu, gejala osteoporosis lain bisa muncul, yaitu:
- Nyeri leher.
- Nyeri tulang punggung bawah.
- Tinggi badan berkurang secara bertahap.
- Postur tubuh bengkak.
- Mudah patah tulang.
Jika tidak segera ditangani, osteoporosis bisa semakin parah dan menimbulkan komplikasi, yaitu komposisi dan struktur tulang yang melemah dan menipis, sehingga meningkatkan risiko patah tulang. Osteoporosis yang sangat parah bisa menyebabkan patah tulang akibat faktor ringan hingga berat, misalnya batuk atau bersin yang kuat atau terjatuh.
Jenis Osteoporosis dan Pencegahannya
Osteoporosis dibagi menjadi dua jenis, yaitu osteoporosis primer dan osteoporosis sekunder. Berikut penjelasannya:
-
Jenis osteoporosis primer
Osteoporosis primer dibagi menjadi dua jenis, yaitu osteoporosis idiopatik yang umum dialami orang yang berusia lanjut dan osteoporosis juvenile yang dialami oleh anak-anak dan remaja.
Hingga saat ini, penyebab osteoporosis idiopatik belum bisa dipastikan. Namun, jenis ini kerap dikaitkan dengan proses penuaan. Ada dua jenis osteoporosis idiopatik, yaitu:
- Osteoporosis tipe 1, yaitu osteoporosis yang umum dialami oleh perempuan yang mengalami penurunan kadar estrogen akibat menopause.
- Osteoporosis tipe 2 atau osteoporosis senilis, yaitu osteoporosis yang dikaitkan dengan proses penuaan.
Sedangkan osteoporosis juvenile adalah jenis pengeroposan tulang yang dialami oleh anak-anak dan remaja yang berusia antara 1-13 tahun. Seperti halnya osteoporosis idiopatik, penyebab osteoporosis juvenile belum bisa dipastikan. Namun, jenis ini tergolong jarang ditemukan.
2. Jenis osteoporosis sekunder
Osteoporosis sekunder disebabkan oleh faktor-faktor tertentu, misalnya kondisi medis tertentu atau penggunaan obat-obatan tertentu. Berikut beragam faktor penyebab osteoporosis sekunder:
- Gangguan endokrin, misalnya sindrom Cushing, diabetes mellitus, hipertiroidisme, akromegali, dan hipogonadisme.
- Penyakit genetik, misalnya fibrosis kistik, renal hiperkalsiuria, sindrom Ehlers-Danlos, dan sindrom Marfan.
- Sindrom malabsorpsi atau kekurangan gizi, misalnya penyakit hati kronis, anoreksia nervosa, alkoholisme, serta kekurangan kalsium, protein, dan magnesium.
- Gangguan hematologi, misalnya hemofilia, hemokromatosis, limfoma, leukemia, dan thalassemia.
- Penyakit peradangan, misalnya rheumatoid arthritis, penyakit Crohn, penyakit lupus, dan spondilitis ankilosa.
- Konsumsi obat-obatan tertentu, misalnya furosemide, antikonvulsan, penghambat pompa proton, dan antipsikotik.
Pencegahan Osteoporosis
Osteoporosis bisa dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat sejak dini, yaitu:
-
Mencukupi kebutuhan kalsium dan vitamin D
Agar kesehatan dan kekuatan tulang terjaga, Anda perlu mencukupi kebutuhan kalsium dan vitamin D harian. Beragam makanan kaya kalsium dan vitamin D, misalnya hati sapi, kuning telur, kedelai, kubis, bayam, yoghurt, keju, susu, dan ikan berlemak, seperti salmon, mackerel, dan tuna.
2. Rutin berolahraga
Selain mengonsumsi makanan yang dapat memperkuat tulang, Anda dianjurkan untuk rutin berolahraga. Dengan berolahraga secara teratur, tulang dan otot akan terlatih, sehingga kesehatan dan kekuatannya terjaga. Salah satu olahraga yang direkomendasikan untuk memperkuat tulang, misalnya angkat beban setidaknya 30 menit sebanyak 3 kali per minggu.
3. Tidak merokok
Kebiasaan merokok juga bisa meningkatkan risiko patah tulang akibat pengeroposan tulang, bahkan kondisinya bisa lebih parah. Selain itu, kebiasaan merokok pada perempuan dapat menghambat produksi estrogen dan umumnya mengalami menopause lebih awal, sehingga bisa meningkatkan risiko osteoporosis.
4. Membatasi konsumsi minuman beralkohol
Untuk mencegah osteoporosis sejak dini, Anda juga perlu membatasi konsumsi minuman beralkohol. Hal ini dikarenakan konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan bisa meningkatkan risiko osteoporosis. Oleh karena itu, para ahli merekomendasikan konsumsi alkohol pada pria maksimal 2 gelas per hari dan perempuan maksimal 1 gelas per hari. Perlu diingat, satu gelas minuman beralkohol setara dengan 125 ml anggur atau 350 ml bir.
5. Mencukupi kebutuhan protein
Tidak hanya kalsium dan vitamin D, protein dibutuhkan untuk menjaga kesehatan dan kekuatan tulang di masa depan. Kekurangan protein dapat menghambat penyerapan kalsium pada tulang dan menghambat pembentukan tulang, sehingga tulang rapuh dan mudah patah.
Oleh karena itu, Anda dianjurkan untuk mencukupi kebutuhan protein harian dengan mengonsumsi makanan kaya protein, misalnya ikan, daging, ikan, susu, telur, dan keju. Selain itu, diet tinggi protein bisa dilakukan untuk menurunkan berat badan dan meningkatkan massa tulang Anda.
6. Menjaga berat badan ideal
Memiliki berat badan ideal juga penting agar terhindar dari osteoporosis di masa tua. Ketika berat badan Anda kurang, risiko penurunan kepadatan tulang dan pengeroposan tulang akan meningkat. Selain itu, berat badan kurang bisa meningkatkan risiko osteoporosis dan osteopenia, terutama pada perempuan yang mengalami penurunan hormon estrogen akibat masa menopause.
Untuk mengetahui apakah berat badan Anda ideal atau tidak, Anda bisa mengukurnya dengan penggunaan kalkulator BMI.
Pola hidup sehat adalah kunci untuk mencegah osteoporosis di masa depan. Oleh karena itu, terapkan cara-cara mencegah osteoporosis di atas agar kesehatan dan kekuatan tulang terjaga. Jika Anda mengalami gejala-gejala osteoporosis yang disebutkan sebelumnya atau memiliki faktor risiko osteoporosis, lakukan pemeriksaan kesehatan tulang ke dokter secara rutin untuk mengurangi risiko osteoporosis.