Nyeri Sendi Lutut: Penyebab, Gejala, dan Penanganan
Nyeri sendi lutut adalah keluhan yang sangat umum dan bisa dialami siapa saja, baik anak muda maupun orang lanjut usia.
Rasa sakit ini dapat muncul karena berbagai penyebab, mulai dari cedera hingga kondisi medis tertentu seperti radang sendi atau infeksi.
Tidak jarang, keluhan ini membuat aktivitas sehari-hari terganggu, bahkan berjalan atau sekadar menekuk lutut bisa terasa menyakitkan. Yuk, kita simak ulasan lengkapnya!
Penyebab Nyeri Sendi Lutut
Ada banyak faktor yang bisa memicu nyeri sendi lutut, di antaranya:
1. Arthritis (Radang Sendi)
Radang sendi pada lutut cukup sering terjadi, dengan osteoarthritis sebagai jenis yang paling banyak ditemui.
Kondisi ini biasanya terjadi karena penuaan atau penggunaan sendi secara berlebihan dalam jangka waktu lama.
2. Cedera
Berbagai cedera pada lutut dapat memicu rasa nyeri, seperti robekan meniskus, keseleo, hingga over-stretching (hiper-ekstensi).
Cedera semacam ini biasanya dialami akibat aktivitas fisik berlebihan, olahraga, atau kecelakaan.
3. Penggunaan Berlebihan
Aktivitas yang terlalu sering melibatkan gerakan berulang pada lutut, seperti berlari, melompat, atau bekerja dengan posisi berlutut, bisa menyebabkan cedera akibat tekanan berulang. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa menimbulkan nyeri di sendi lutut yang menetap.
Gejala Nyeri Sendi Lutut
Tingkat keparahan nyeri sendi lutut berbeda-beda pada tiap orang, tergantung penyebab yang mendasarinya. Beberapa gejala yang sering menyertai antara lain:
- Lutut terasa bengkak dan kaku.
- Kulit di sekitar lutut memerah dan hangat saat disentuh.
- Lutut terasa lemah atau tidak stabil.
- Muncul bunyi “krek” atau “pop” ketika digerakkan.
- Kesulitan untuk meluruskan lutut sepenuhnya.
Jika gejala semakin parah dan mengganggu aktivitas, sebaiknya segera periksa ke dokter.
Jenis Nyeri Sendi Lutut
Ada beberapa jenis kondisi nyeri sendi lutut, di antaranya:
1. Osteoarthritis
Dikenal juga sebagai radang sendi degeneratif, osteoartritis terjadi karena kerusakan tulang rawan akibat usia atau penggunaan sendi secara terus-menerus. Kondisi ini membuat lutut terasa nyeri, kaku, dan sulit digerakkan.
2. Rheumatoid Arthritis
Merupakan bentuk radang sendi yang paling berat karena termasuk penyakit autoimun. Rheumatoid arthritis bisa menyerang berbagai sendi, termasuk lutut.
Gejalanya cenderung kronis, namun tingkat keparahannya bisa naik turun, kadang hilang lalu muncul kembali.
3. Asam Urat (Gout)
Asam urat atau gout terjadi karena penumpukan kristal asam urat di persendian. Walaupun umumnya menyerang ibu jari kaki, kondisi ini juga bisa mengenai lutut dan menyebabkan rasa nyeri yang hebat.
4. Pseudogout
Pseudogout mirip dengan gout, tapi penyebabnya berbeda. Pseudogout terjadi karena terbentuknya kristal kalsium pada cairan sendi. Lutut adalah bagian tubuh yang paling sering terdampak.
5. Artritis Septik
Infeksi pada sendi lutut dapat menimbulkan pembengkakan, nyeri hebat, dan kemerahan. Biasanya kondisi ini disertai demam dan muncul tanpa adanya cedera sebelumnya.
Artritis septik bisa merusak tulang rawan lutut dengan cepat, sehingga harus segera ditangani oleh dokter.
Faktor Risiko Nyeri Sendi di Lutut
Selain cedera atau kondisi medis tertentu, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami nyeri sendi di lutut.
Faktor-faktor ini sering kali berhubungan dengan gaya hidup, kondisi fisik, hingga riwayat kesehatan Anda sebelumnya. Berikut penjelasannya:
1. Kelebihan Berat Badan
Berat badan berlebih atau obesitas dapat memberikan tekanan ekstra pada sendi lutut, bahkan saat melakukan aktivitas ringan seperti berjalan atau menaiki tangga.
Tekanan yang berulang ini bisa mempercepat kerusakan tulang rawan, sehingga risiko terkena osteoarthritis pun meningkat.
2. Kurang Kekuatan dan Fleksibilitas Otot
Otot yang lemah dan kurang lentur membuat lutut lebih rentan terhadap cedera. Padahal, otot yang kuat berfungsi sebagai penopang sekaligus pelindung sendi.
Sementara itu, fleksibilitas otot membantu Anda bergerak lebih leluasa dan menjaga rentang gerak sendi tetap optimal.
3. Jenis Olahraga atau Pekerjaan Tertentu
Beberapa jenis olahraga memberi tekanan lebih besar pada lutut, misalnya basket dengan lompatan serta perputaran cepat, hingga lari atau jogging yang menyebabkan benturan berulang di lutut.
Bukan hanya olahraga, pekerjaan yang menuntut aktivitas fisik berulang pada lutut, seperti konstruksi atau pertanian, juga dapat meningkatkan risiko cedera.
4. Riwayat Cedera Sebelumnya
Jika Anda pernah mengalami cedera lutut, kemungkinan untuk cedera ulang lebih tinggi.
Sendi yang pernah bermasalah biasanya lebih rentan terhadap tekanan dan pergerakan tertentu, sehingga butuh perhatian ekstra dalam menjaga kesehatannya.
Penanganan Nyeri Sendi Lutut
Meskipun tidak selalu bisa dicegah sepenuhnya, ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko kerusakan sendi maupun mengatasi nyeri sendi lutut yang sudah muncul. Berikut beberapa cara yang bisa membantu:
1. Menjaga Berat Badan Sehat
Mempertahankan berat badan ideal adalah salah satu langkah terbaik untuk mencegah nyeri sendi lutut.
Setiap kelebihan berat badan memberikan tekanan ekstra pada sendi, sehingga risiko cedera dan osteoarthritis menjadi lebih besar.
Dengan menjaga berat badan, beban pada lutut akan lebih ringan dan sendi bisa bekerja lebih optimal.
2. Terapi Fisik
Terapi fisik dapat membantu memperkuat otot-otot di sekitar lutut agar sendi lebih stabil dan terhindar dari tekanan berlebihan.
Latihan yang meningkatkan kekuatan sekaligus fleksibilitas otot terbukti dapat mengurangi rasa sakit.
Biasanya, terapis akan merancang program latihan sesuai kebutuhan Anda, sehingga aman dan efektif.
3. Olahraga dengan Tepat
Aktivitas fisik tetap penting, tetapi perlu dilakukan dengan cara yang benar. Beberapa hal yang bisa Anda perhatikan antara lain:
- Lakukan pemanasan sebelum berolahraga untuk mempersiapkan otot.
- Gunakan teknik dan gerakan yang benar. Jika perlu, mintalah arahan dari pelatih profesional.
- Fokus pada penguatan otot paha depan (quadriceps) dan belakang (hamstring), karena keduanya berperan penting dalam menopang lutut.
- Latih keseimbangan dan stabilitas untuk memastikan otot di sekitar lutut bekerja sama dengan baik.
- Lakukan latihan peregangan untuk menjaga kelenturan otot, karena otot yang kaku bisa meningkatkan risiko cedera.
Bagi Anda yang memiliki osteoarthritis atau nyeri lutut kronis, sebaiknya pilih olahraga dengan benturan rendah seperti berenang, bersepeda, atau senam air.
Mengurangi frekuensi aktivitas berintensitas tinggi juga bisa membantu meringankan gejala.
4. Konsumsi Obat atau Suplemen
Dokter mungkin akan menyarankan obat pereda nyeri untuk mengurangi gejala nyeri sendi lutut.
Selain itu, ada juga pilihan suplemen yang mendukung kesehatan sendi seperti Osteor. Osteor mengandung glucosamine, chondroitin, serta tambahan vitamin dan mineral lainnya.
Suplemen kombinasi seperti Osteor juga bisa digunakan sebagai penunjang kesehatan sendi, terutama bagi penderita osteoarthritis.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera periksakan diri ke tenaga medis jika Anda mengalami salah satu kondisi berikut:
- Nyeri lutut berlangsung lebih dari beberapa hari.
- Rasa sakit cukup parah hingga mengganggu aktivitas harian.
- Lutut sulit digerakkan atau tidak bisa menahan beban tubuh.
- Lutut terasa tidak stabil atau seperti “lepas”.
- Terjadi pembengkakan yang cukup besar.
- Tidak bisa meluruskan atau menekuk lutut sepenuhnya.
- Terlihat adanya perubahan bentuk pada lutut atau tungkai.
- Nyeri lutut disertai demam, kemerahan, dan bengkak.
- Cedera menyebabkan rasa sakit yang sangat hebat.
Nyeri sendi lutut bisa disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari cedera ringan hingga penyakit serius seperti artritis atau infeksi.
Jangan anggap sepele rasa sakit pada lutut, selalu jaga kesehatan sendi lutut agar tetap berfungsi optimal sampai tua nanti!Yuk, terus jaga kesehatan Anda dan keluarga dengan beli suplemen dan obat dari Pyfa Health!