Mycoplasma pneumoniae: Penyebab, Gejala, Penanganan, dan Pencegahan
Bakteri Mycoplasma pneumoniae menjadi pembicaraan hangat di masyarakat sejak munculnya laporan wabah berbahaya di China. Mycoplasma pneumoniae adalah jenis bakteri yang memicu pneumonia dan infeksi pada saluran pernapasan.
Mycoplasma pneumoniae atau walking pneumonia adalah penyakit yang tidak memicu gejala yang signifikan dan proses penyebarannya membutuhkan waktu yang lama. Lalu, apa penyebab dan gejala Mycoplasma pneumoniae, serta bisakah diobati? Berikut informasi selengkapnya.
Penyebab dan Faktor Risiko Mycoplasma pneumoniae
Cara penularan Mycoplasma pneumoniae adalah melalui droplets penderita ketika bersin atau batuk dan terhirup oleh seseorang. Ada beragam tempat yang menjadi sumber infeksi Mycoplasma pneumoniae, yaitu:
- Rumah sakit atau fasilitas kesehatan.
- Sekolah atau kampus.
- Asrama.
- Lokasi perawatan, misalnya tempat penampungan atau panti jompo.
Meski semua orang berisiko terinfeksi, namun ada beberapa kondisi yang meningkatkan risiko Mycoplasma pneumoniae, yaitu:
- Perokok aktif.
- Berusia antara 5-40 tahun.
- Penggunaan obat penurun sistem kekebalan tubuh atau imunosupresan jangka panjang, misalnya mengidap penyakit autoimun atau menjalani transplantasi organ.
- Pengidap penyakit kronis pada saluran pernapasan, misalnya PPOK, cystic fibrosis, asma, atau kanker.
Gejala Mycoplasma pneumoniae
Berbeda dengan jenis pneumonia lain, gejala Mycoplasma pneumoniae tergolong ringan. Namun, Mycoplasma pneumoniae berisiko memicu infeksi di saluran pernapasan atas atau saluran pernapasan bawah dan disertai dengan gejala-gejala berikut:
- Demam ringan.
- Lemas.
- Sakit tenggorokan.
- Sakit kepala.
- Nyeri dada akibat batuk terus-menerus.
- Batuk kering yang berubah menjadi batuk berdahak kuning kehijauan.
Pada anak usia di bawah 5 tahun, Mycoplasma pneumoniae menimbulkan gejala-gejala berikut:
- Bersin-bersin.
- Pilek.
- Hidung tersumbat.
- Muntah-muntah.
- Mata berair.
- Sakit tenggorokan.
- Diare.
Penanganan Mycoplasma pneumoniae
Penanganan infeksi Mycoplasma pneumoniae disesuaikan dengan tingkat keparahannya. Pada Mycoplasma pneumoniae dengan gejala ringan, penanganannya berupa perawatan secara mandiri di rumah, yaitu:
- Minum air putih yang cukup untuk mengencerkan dahak, sehingga mudah dikeluarkan.
- Tidur yang cukup.
- Konsumsi obat pengencer dahak, misalnya guaifenesin, untuk mengatasi gejala batuk berdahak.
- Konsumsi obat pereda nyeri dan demam, misalnya paracetamol atau OAINS, untuk mengatasi sakit kepala dan demam. Namun, jangan memberikan aspirin kepada anak-anak, karena berisiko sindrom Reye.
Jika gejala Mycoplasma pneumoniae tergolong berat, diperlukan penanganan dari dokter.
Sedangkan, untuk mengatasi Mycoplasma pneumoniae akibat bakteri, dokter akan memberikan antibiotik. Selain itu, untuk pasien yang dirawat inap, dokter akan merekomendasikan pemberian oksigen, infus antibiotik, dan pemantauan secara berkala.
Pencegahan Mycoplasma pneumoniae
Mycoplasma pneumoniae bisa dicegah dengan menerapkan beragam cara berikut:
- Menjaga jarak dengan orang yang sakit.
- Tidak menyentuh area wajah jika tangan kotor.
- Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer.
- Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
- Tidur yang cukup.
- Memastikan kebersihan barang-barang atau mainan yang sering dimainkan anak.
Selain itu, ada beragam cara yang perlu diterapkan oleh penderita infeksi Mycoplasma pneumoniae untuk menekan penyebaran penyakit ini ke orang lain, yaitu:
- Ketika batuk dan bersin, tutupi mulut dengan tisu dan buang tisu ke tempat sampah.
- Isolasi mandiri di rumah hingga benar-benar sembuh.
- Penggunaan masker saat di luar rumah.
- Rutin mencuci tangan.