Mengenal Kanker Serviks, Penyebab, Gejala, dan Penanganannya

Mengenal kanker serviks, penyebab, gejala, dan penanganannya

Mengenal Kanker Serviks, Penyebab, Gejala, dan Penanganannya

ditinjau oleh dr. Carlinda Nekawaty

Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah pertumbuhan sel kanker di leher rahim yang umumnya muncul secara perlahan. Pada stadium awal, kanker serviks mungkin tidak menimbulkan gejala yang signifikan hingga memasuki stadium lanjut. Oleh karena itu, penting untuk mendeteksi gejala kanker serviks sejak awal. Ketahui lebih lanjut mengenai penyebab dan gejala kanker serviks.

Kanker serviks adalah jenis kanker yang umum menyerang perempuan. Penelitian pada 2020 menemukan bahwa ada sekitar 600.000 kasus kanker serviks dan 342.000 kasus kematian terkait kanker serviks di seluruh dunia. Lalu, apa saja penyebab dan gejala stadium awal kanker serviks yang perlu diwaspadai? Berikut informasi selengkapnya.

Jenis Kanker Serviks

Ada dua jenis kanker serviks yang umum ditemukan. Berikut penjelasannya:

  • Karsinoma sel skuamosa (KSS). Jenis kanker serviks yang umum ditemukan. KSS berawal dari sel skuamosa serviks, yaitu sel yang melapisi bagian luar leher rahim.
  • Adenokarsinoma. Jenis kanker serviks yang berawal dari sel kelenjar di saluran leher rahim.


Meski jarang ditemukan, kedua jenis kanker serviks di atas bisa muncul secara bersamaan. 

Penyebab Kanker Serviks

Hingga saat ini, penyebab kanker serviks belum bisa dipastikan. Namun, penelitian menemukan bahwa sekitar 99% kasus kanker serviks dikaitkan dengan HPV (human papillomavirus). HPV adalah jenis virus yang menginfeksi serviks dan menular melalui hubungan seksual.

Ada beragam faktor yang meningkatkan risiko penularan infeksi HPV dan mengalami kanker serviks, yaitu:

  • Berganti pasangan seksual.
  • Berhubungan seks pada usia dini.
  • Mengidap infeksi menular seksual, misalnya klamidia, gonore, dan sifilis.
  • Daya tahan tubuh yang lemah, misalnya penderita HIV/AIDS.

Selain itu, ada beragam faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena kanker serviks, yaitu:

  • Perokok aktif.
  • Melahirkan pada usia di bawah usia 17 tahun dan melahirkan lebih dari 5 anak.
  • Mengonsumsi obat dietilstilbestrol untuk mencegah keguguran.
  • Mengonsumsi pil KB selama lebih dari 5 tahun.

Infeksi HPV bisa sembuh tanpa penanganan medis. Namun, pada kondisi tertentu, infeksi HPV bisa menyebabkan kondisi pra-kanker atau disebut dengan displasia serviks. Jika tidak ditangani dengan tepat, displasia serviks bisa berkembang menjadi kanker serviks.

Gejala Kanker Serviks Stadium Awal

Pada stadium awal, kanker serviks tidak menimbulkan gejala yang signifikan, sehingga sulit dideteksi. Gejala kanker serviks umumnya muncul ketika memasuki stadium lanjut, yaitu saat sel kanker meluas hingga ke jaringan di sekitarnya.

Namun, ada beragam gejala kanker serviks stadium awal yang perlu diwaspadai, yaitu:

  • Nyeri panggul atau punggung yang tidak kunjung sembuh.
  • Perdarahan dari vagina ketika tidak menstruasi, setelah pemeriksaan panggul, setelah berhubungan seks, atau setelah menopause.
  • Keputihan dengan ciri-ciri, yaitu berwarna kecokelatan, encer, bercampur darah, dan berbau busuk.
  • Sakit ketika berhubungan seksual atau buang air kecil.
  • Urin disertai darah.

Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas, konsultasikan ke dokter kandungan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dengan begitu, dokter bisa memberikan penanganan yang sesuai kondisi Anda.

Penanganan Kanker Serviks

Penanganan kanker serviks tergantung stadium kanker dan kondisi kesehatan pasien. Penanganan yang diberikan oleh dokter untuk mengatasi kanker serviks, misalnya radioterapi, kemoterapi, bedah, atau kombinasi ketiga prosedur tersebut.

Pencegahan Kanker Serviks

Saat ini belum ada metode pencegahan kanker serviks yang pasti. Namun, risiko terjadinya kanker serviks bisa dikurangi dengan menerapkan beragam upaya pencegahan, yaitu:

  1. Melakukan skrining serviks atau pap smear

Melakukan skrining serviks dan pap smear secara rutin ke dokter adalah kunci mencegah kanker serviks sejak dini. Dengan melakukan prosedur ini secara rutin, dokter bisa mendeteksi adanya kelainan pada sel-sel lahir rahim.

Pemeriksaan pap smear perlu dilakukan oleh perempuan mulai usia 21-29 tahun setiap 3 tahun sekali. Selain itu, perempuan berusia 30-65 tahun dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan pap smear setiap 3-5 tahun sekali. Jika dokter menduga ada risiko kanker serviks, akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, yaitu biopsi dan kolposkopi, untuk memastikannya.

2. Menghindari perilaku seks berisiko

Menerapkan perilaku seks yang aman adalah cara mengurangi risiko kanker serviks yang direkomendasikan lainnya. Oleh karena itu, hindari berganti-ganti pasangan seksual. Sangat direkomendasikan untuk menggunakan kondom saat berhubungan seksual. Jika Anda ingin berhubungan seksual tanpa kondom, pastikan pasangan Anda bukan penderita penyakit menular seksual.

3. Melakukan vaksinasi kanker serviks (vaksin HPV)

Melakukan vaksin HPV juga perlu dilakukan untuk mencegah kanker serviks. Berikut ketentuan pemberian vaksin HPV sebagai upaya pencegahan kanker serviks:

  • Vaksin diberikan kepada anak perempuan mulai usia 10-13 tahun dengan dosis pemberian ulang hingga 3 kali dalam waktu 6 bulan.
  • Jika vaksinasi diberikan pertama kali saat anak berusia 13 tahun, maka dosis pemberian ulang adalah 2 kali dalam setahun.

Jika vaksin HPV belum pernah diberikan pada usia anak-anak atau remaja, pemberian vaksin HPV bisa dilakukan pada usia dewasa sesuai anjuran dokter. 

Namun, pemberian vaksin HPV hanya bertujuan untuk menurunkan risiko kanker serviks dan tidak sepenuhnya melindungi dari kanker ini. Oleh karena itu, Anda dianjurkan untuk melakukan pap smear untuk mendeteksi kanker sejak dini dan menghindari perilaku seks yang tidak aman, misalnya berganti pasangan seksual dan berhubungan seksual tanpa kondom.

4. Berhenti merokok

Perokok aktif dan terpapar asap rokok terus-menerus (perokok pasif) adalah faktor risiko kanker serviks yang perlu dihindari. Oleh karena itu, untuk mencegah kanker serviks sejak dini, hentikan kebiasaan merokok dan menghindari asap rokok.

Angka Harapan Hidup

Angka harapan hidup penderita kanker serviks adalah persentase penderita yang masih hidup setelah didiagnosis mengidap kanker serviks. Angka harapan hidup penderita kanker serviks ditentukan oleh faktor stadium yang dialami. Misalnya, angka harapan hidup 80% berarti 80 penderita dari 100 penderita masih hidup hingga 5 tahun atau lebih setelah didiagnosis kanker serviks.

Berdasarkan stadium yang dialami, berikut angka harapan hidup pada pengidap kanker serviks:

  • Stadium 1: 90% atau lebih.
  • Stadium 2: 60-80%
  • Stadium 3: 50%
  • Stadium 4: Kurang dari atau sama dengan 30%.

Gejala kanker serviks stadium awal umumnya tidak khas dan bahkan tidak menimbulkan gejala yang signifikan. Oleh karena itu, penting untuk melakukan skrining serviks atau pap smear secara rutin ke dokter untuk menurunkan risiko penyakit ini, terutama jika Anda memiliki faktor risiko kanker serviks yang disebutkan sebelumnya. Jika Anda mengalami gejala-gejala kanker serviks, segera ke dokter kandungan untuk pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout