Mengenal Flexing, Penyebab, dan Cara Menghindarinya

Mengenal Flexing, Penyebab, dan Cara Menghindarinya

Mengenal Flexing, Penyebab, dan Cara Menghindarinya

Beberapa tahun belakangan ini, istilah flexing kerap mewarnai media sosial. Fenomena ini dikaitkan dengan postingan para crazy rich yang mengumbar kemewahan di media sosial. Meski demikian, flexing banyak disorot, karena dianggap sebagai perbuatan nirempati.

Hingga saat ini, flexing masih menimbulkan kontroversi. Ada yang menganggap flexing sebagai motivasi untuk lebih rajin mencari rejeki, namun ada juga yang menganggapnya sebagai perbuatan yang tidak peduli dengan kesulitan orang-orang di sekitarnya. Lalu, apa yang dimaksud dengan flexing dan penyebabnya, serta bisakah perilaku ini dihindari? Berikut penjelasannya.

Pengertian Flexing

Dikutip Urban Dictionary, flexing adalah perbuatan mengumbar hal-hal yang berhubungan dengan uang atau materi, misalnya memamerkan barang mewah atau mengumbar berapa banyak uang yang dimiliki.

Selain itu, dikutip dari Cambridge Dictionary, flexing adalah perbuatan yang menunjukkan seseorang bangga terhadap hal-hal yang sudah dilakukannya atau sesuatu yang dimilikinya, namun dengan cara yang tidak menyenangkan menurut pandangan masyarakat.

Istilah flexing diperkenalkan oleh Thorstein Veblen dalam bukunya The Theory of the Leisure Class: An Economic Study in the Evolution of Institutions (1899). Thorstein Veblen adalah sosiolog dan ahli ekonomi dari Amerika Serikat menemukan bahwa ada kaitan langsung antara properti yang dimiliki dan status seseorang dalam masyarakat. Ia menekankan istilah conspicuous consumption atau konsumsi yang mencolok untuk mendeskripsikan bagaimana barang atau uang dipamerkan untuk menunjukkan posisi dan status sosial seseorang.

Penyebab Flexing

Banyak yang menduga bahwa orang yang hobi flexing disebabkan oleh perasaan tidak aman atau rendah diri. Oleh karena itu, untuk menutupinya, mereka memamerkan barang atau uang yang dimiliki agar orang lain terkesan.

Perasaan tidak aman atau nirempati dikaitkan dengan gangguan kepribadian yang dipicu oleh tekanan sosial di lingkungan sekitar, pola asuh di lingkungan keluarga yang salah, atau pengaruh pergaulan.

Tujuan Flexing

Orang yang melakukan flexing umumnya memiliki tujuan atau motivasi tertentu. Lalu, apa tujuan flexing? Dikutip dari Rhenald Kasali, orang yang flexing bertujuan untuk mempromosikan diri atau caper alias mencari perhatian.

Selain itu, flexing dilakukan untuk memperkuat eksistensi atau posisi seseorang dalam masyarakat, serta meningkatkan kepercayaan diri. Dengan begitu, mereka bisa lebih dihargai atau dihormati oleh orang lain.

Tips Menghindari Flexing

Sikap suka memamerkan diri bisa menimbulkan ketidaknyamanan untuk orang lain, misalnya perasaan iri, cemburut, dan beragam penyakit hati lainnya. Namun, tekanan dari masyarakat atau konsumerisme bisa mendorong seseorang untuk melakukan flexing di media sosial.

Oleh karena itu, jika keinginan flexing mulai muncul, ada beragam cara yang bisa diterapkan untuk menekan keinginan tersebut, yaitu:

  1. Pujian, apresiasi, atau pengakuan dari orang lain adalah sesuatu yang semu dan bisa berubah seiring berjalannya waktu.
  2. Semua materi dan kekayaan yang Anda miliki adalah titipan dan tidak seharusnya dipamerkan atau dibangga-banggakan.
  3. Ketika mendapatkan rezeki lebih, ingatlah bahwa masih banyak orang yang tidak seberuntung Anda. Oleh karena itu, pastikan Anda saling menjaga dan membantu sesama, terutama yang kurang beruntung.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout