Mengenal Asam Lambung, Gangguan Asam lambung, dan Penyebabnya

Mengenal Asam Lambung, Gangguan Asam lambung, dan Penyebabnya

Rasa terbakar di dada, nyeri pada perut bagian atas, serta rasa asam yang naik dari lambung ke tenggorokan adalah beberapa gejala asam lambung. Untuk tahu lebih lengkap mengenai penyebab, ciri-ciri dan gejala asam lambung, serta cara mengatasinya, baca artikel ini sampai selesai.

Apa Itu Asam Lambung?

Asam lambung adalah cairan asam yang dihasilkan oleh kelenjar di dinding lambung (kelenjar parietal) dan menjadi komponen penting dalam sistem pencernaan manusia. 

Fungsi asam lambung adalah membantu menguraikan makanan sehingga menjadi bentuk yang lebih sederhana dan mudah diolah oleh tubuh.

Gangguan Kesehatan Akibat Asam Lambung

Meskipun memiliki peran penting dalam proses pencernaan, ternyata asam lambung juga bisa menimbulkan masalah kesehatan. Beberapa gangguan kesehatan akibat asam lambung (penyakit asam lambung), antara lain:

1. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)

Asam lambung bisa naik ke kerongkongan atau mulut (refluks asam) sehingga menimbulkan sensasi terbakar serta nyeri di dada (heartburn). 

Penyakit lambung akibat naiknya asam lambung dikenal dengan nama gastroesophageal reflux disease (GERD). Penyakit ini terjadi karena katup antara lambung dan kerongkongan (sfingter esofagus) tidak berfungsi dengan baik.

2. Hiperasiditas Lambung

Asam lambung yang berlebihan juga bisa menyebabkan kondisi medis yang dikenal dengan nama hiperasiditas lambung. 

Ini bisa menjadi faktor risiko untuk perkembangan tukak lambung atau tukak peptik, di mana lapisan pelindung lambung rusak oleh asam lambung yang berlebihan. 

Jika tak segera diobati maka dapat menyebabkan luka di dinding lambung atau duodenum (bagian awal usus halus).

Penyebab Asam Lambung

Berbagai faktor dapat menyebabkan meningkatnya produksi asam lambung maupun membuat asam lambung mengalami refluks. Berikut beberapa penyebab penyakit asam lambung: 

1. Pola Makan Tidak Sehat

Konsumsi makanan pedas dapat memicu pelepasan histamin, yaitu zat kimia yang dapat menyebabkan meningkatnya produksi asam lambung. Jika terlalu sering terjadi, asam lambung yang berlebihan dapat menyebabkan iritasi pada lapisan dalam lambung dan kerongkongan.

Hal yang sama juga terjadi ketika Anda mengonsumsi makanan dengan kandungan lemak tinggi terlalu sering dan berlangsung dalam waktu lama. Lemak tinggi membuat lambung bekerja terlalu keras untuk memproduksi asam lambung demi memecah lemak.

Bagaimana kalau terlalu sering mengonsumsi gorengan atau makanan yang mengandung minyak secara berlebihan? Ya, sama, minyak merangsang pelepasan hormon gastrin yang juga merangsang produksi asam lambung.

Gabungan ketiga jenis makanan kurang sehat di atas mendorong peningkatan asam lambung dan mengganggu keseimbangan kerja lambung. Inilah yang kemudian memunculkan gejala seperti perasaan terbakar di dada (heartburn), rasa asam di mulut, atau gangguan pencernaan lainnya.

2. Konsumsi Alkohol dan Merokok

Apakah Anda sering mengonsumsi alkohol dan merokok? Jika iya, wajar kalau Anda sering mengalami gangguan lambung dan pencernaan. Alkohol menjadi salah satu pemicu yang mendorong terjadinya peningkatan produksi asam lambung, bahkan dapat menurunkan kinerja dan fungsi sfingter esofagus bawah. 

Begitu pula kalau ditambah Anda seorang perokok aktif. Nikotin dalam rokok menyebabkan penyempitan pembuluh darah, termasuk pembuluh darah yang menuju ke lambung. Akibatnya, pasokan oksigen dan darah ke lambung jadi berkurang. 

Dampaknya, proses perbaikan lapisan pelindung lambung jadi terganggu, serta mengurangi produksi lendir pelindung lambung. Padahal lendir tersebut berfungsi melindungi lapisan lambung dari kerusakan akibat asam lambung berlebih.

Ketika produksi asam lambung berlebihan akibat konsumsi alkohol dan merokok, ditambah dengan rusaknya lapisan pelindung lambung, maka potensi Anda mengalami gangguan lambung dan menderita penyakit asam lambung pun semakin besar.

3. Stres Berlebihan

Stres dapat mengaktifkan sistem saraf otonom, yang terdiri dari dua cabang utama: sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Saat terjadi stres, aktivitas sistem saraf simpatis meningkat. 

Peningkatan aktivitas ini dapat merangsang produksi hormon epinefrin (adrenalin), yang berperan dalam respons “fight or flight”. Respons ini memicu peningkatan detak jantung, pernapasan lebih cepat, dan redistribusi aliran darah ke otot-otot yang penting untuk bertindak cepat.

Aktivasi sistem saraf otonom tersebut akhirnya mengganggu fungsi normal lambung. Ini termasuk menghambat gerakan peristaltik (gerakan otot yang mendorong makanan melalui saluran pencernaan), mengurangi aliran darah ke lambung, dan merangsang sel-sel parietal dalam lambung untuk meningkatkan produksi asam lambung.

4. Obesitas

Kelebihan berat badan cenderung menyebabkan peningkatan tekanan di dalam rongga perut (intra-abdominal pressure). 

Ini terjadi karena lemak berlebih di daerah perut dan dada menyebabkan peningkatan tekanan pada organ-organ di sekitarnya, termasuk lambung. Tekanan intra-abdominal yang tinggi dapat mendorong asam lambung naik ke kerongkongan.

Kok bisa? Jadi, ketika sfingter esofagus bawah (lower esophageal sphincter / LES), yaitu katup yang mengontrol aliran makanan dari kerongkongan ke lambung, mengendur akibat tekanan intra-abdominal yang tinggi, maka memicu terjadi refluks. 

Refluks atau kondisi saat asam lambung naik ke kerongkongan akan memunculkan sensasi terbakar di dada (heartburn) dan iritasi pada lapisan dalam kerongkongan.

5. Mengonsumsi Obat-obatan Tertentu

Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti anti inflamasi nonsteroid (NSAID) dan obat-obatan lainnya, dapat memiliki efek merusak pada dinding lambung dan memicu gejala asam lambung. Beberapa jenis obat yang dimaksud, yaitu:

  • Mengonsumsi obat NSAID, yaitu jenis obat yang sering digunakan untuk meredakan nyeri, peradangan, dan demam. Namun efek samping dari konsumsi obat ini akan menghambat kerja enzim siklooksigenase (COX) untuk memproduksi prostaglandin (zat kimia yang berperan dalam perlindungan dan perbaikan dinding lambung). Kekurangan prostaglandin akhirnya mengakibatkan penurunan produksi lendir pelindung lambung, peningkatan asam lambung, dan penghambatan perbaikan dinding lambung.
  • Menurunkannya produksi lendir pelindung lambung akibat konsumsi NSAID juga membuat dinding lambung menjadi lebih rentan terhadap kerusakan oleh asam lambung. Akibatnya, dapat terjadi luka lambung (erosi) atau tukak lambung, yang dapat memicu gejala seperti perasaan terbakar di dada (heartburn), nyeri perut, atau bahkan pendarahan lambung.
  • Jenis obat-obatan, seperti kortikosteroid, asetaminofen dalam dosis tinggi, dan bisfosfonat, dapat mengiritasi dinding lambung secara langsung. Ini bisa merusak lapisan pelindung dan memicu gejala seperti rasa terbakar di dada.

Anda sudah tahu apa itu asam lambung, gangguan atau penyakit lambung, serta penyebab asam lambung. Untuk mengenali dengan lebih baik gangguan lambung yang diakibatkan oleh asam lambung dan melakukan pencegahan, ada baiknya baca juga: Gejala dan Cara Mengatasi Asam Lambung.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout