Ketahui Tanda-Tanda Kurang Darah
ditinjau oleh dr. Carlinda Nekawaty
Pernah merasa lelah dan pusing, padahal tidak melakukan aktivitas fisik yang berat? Anda perlu waspada, karena bisa jadi merupakan tanda/gejala kurang darah atau anemia. Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak memiliki sel darah merah yang cukup untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh.
Kurang darah atau anemia terdiri dari beberapa jenis, seperti anemia defisiensi besi, anemia defisiensi vitamin, anemia aplastik, dan anemia yang dipicu karena kehamilan. Meski demikian, masih banyak orang yang belum menyadari bahwa dirinya mengalami kurang darah. Oleh karena itu, ketahui tanda-tanda kurang darah berikut.
Tanda-Tanda Kurang Darah
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang sering diderita oleh sebagian orang. Penderita anemia defisiensi besi memiliki beberapa gejala umum, antara lain pusing, kelelahan, sakit kepala, sulit konsentrasi, kulit terlihat pucat, kesemutan, nafsu makan berkurang, serta jantung berdebar-debar. Berikut beberapa gejala anemia defisiensi besi yang jarang diketahui dan diwaspadai:
1. Rambut rontok
Tubuh yang kekurangan zat besi menyebabkan pasokan oksigen ke kulit dan folikel rambut menjadi berkurang, sehingga membuat kulit menjadi kering dan rusak. Kondisi ini bahkan dapat memicu rambut rontok secara berlebihan dan berhenti tumbuh. Namun, ketika asupan zat besi sudah tercukupi dan tubuh tidak mengalami kondisi kurang darah, umumnya rambut dapat tumbuh kembali.
2. Sering infeksi
Sering infeksi juga bisa menjadi tanda seseorang mengalami kondisi kurang darah, karena zat besi dibutuhkan dalam membangun dan menjaga sistem kekebalan tubuh secara maksimal. Oleh karena itu, jika tubuh kekurangan asupan zat besi, maka seseorang akan lebih rentan terserang infeksi.
3. Lidah bengkak
Kurang darah bisa menyebabkan organ-organ di seluruh tubuh mengalami kekurangan oksigen, termasuk lidah, sehingga dapat menyebabkan lidah menjadi bengkak, terlihat pucat, meradang, atau permukaannya tampak licin. Kurang darah juga bisa mengakibatkan mulut dan bibir menjadi kering, retak-retak, sariawan, dan terasa seperti terbakar.
4. Sindrom restless leg
Tubuh yang kekurangan zat besi juga membuat penderitanya mengalami sindrom yang disebut restless leg atau kaki gelisah. Sindrom ini menyebabkan penderitanya mengalami getaran yang menjalar di kaki atau seperti aliran listrik, sehingga muncul dorongan untuk terus menggerakkan kaki seperti seseorang yang sedang gelisah.
5. Kuku rapuh
Tanda-tanda kurang darah yang disebabkan kekurangan zat besi lainnya adalah kuku rapuh, retak, dan mudah patah. Jika semakin parah, maka bentuk kuku bisa terlihat seperti sendok, di mana ujung kuku naik atau terangkat, sedangkan bagian tengah kuku datar. Namun, ciri-ciri ini jarang terjadi.
6. Tangan dan kaki dingin
Tangan dan kaki dingin juga termasuk ciri-ciri kurang darah yang perlu diwaspadai. Hal ini disebabkan oleh minimnya suplai oksigen yang dialirkan dari jantung menuju kedua bagian. Sebagian penderita kurang darah bahkan lebih mudah merasa dingin pada hari tertentu dibandingkan hari-hari lainnya.
Agar terhindar dari tanda-tanda kurang darah di atas, penuhilah kebutuhan zat besi harian Anda dengan mengonsumsi makanan yang tinggi zat besi. Jika Anda mengalami kurang darah atau anemia yang disebabkan oleh penyakit tertentu, segera periksakan diri ke dokter agar diberikan penanganan yang tepat sesuai dengan penyebabnya.
Cara Mengatasi Kurang Darah Secara Alami
Untuk mencegah kurang darah, Anda dianjurkan untuk mencukupi kebutuhan zat besi, vitamin C, dan asam folat, yang dibutuhkan tubuh untuk produksi sel darah merah. Berikut beragam makanan penambah darah yang direkomendasikan:
- Jambu biji
Dengan kandungan vitamin C yang tinggi, yaitu 90 miligram vitamin C dalam 100 gram, jambu biji adalah pilihan makanan yang baik untuk menambah darah. Vitamin C berperan penting untuk meningkatkan penyerapan zat besi di tubuh, sehingga memungkinkan pembentukan sel darah merah secara optimal.
2. Pisang
Pisang kaya nutrisi yang dibutuhkan untuk meningkatkan penyerapan zat besi, yaitu vitamin C. Ada sekitar 72 miligram vitamin C dalam 100 gram pisang. Selain itu, kandungan beragam nutrisi lain dalam pisang, misalnya zat besi, fosfor, vitamin B1, vitamin B2, dan vitamin B6, dapat mencukupi kebutuhan nutrisi harian Anda.
3. Buah naga
Ada sekitar 3 miligram vitamin C dalam setiap 300 gram buah naga. Kandungan zat besi dalam buah naga juga berfungsi untuk meningkatkan jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga dapat mengatasi kurang darah.
4. Apel
Apel juga kaya akan vitamin C yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi di tubuh. Ada sekitar 4,6 miligram vitamin dalam setiap 100 gram apel. Oleh karena itu, penderita anemia dianjurkan untuk mengonsumsi apel secara rutin agar gejalanya terkontrol.
5. Jeruk
Jeruk adalah sumber vitamin C alami yang perlu dikonsumsi untuk menambah darah. Dalam 100 gram jeruk, menyediakan sekitar 49 miligram vitamin C. Selain itu, kandungan zat besi dalam jeruk dapat mengatasi anemia.
6. Hati ayam
Hati ayam juga bisa menjadi pilihan makanan penambah darah yang tidak boleh dilewatkan. Ada sekitar 16 miligram zat besi dalam 100 gram hati ayam. Namun, ibu hamil dianjurkan untuk membatasi konsumsi hati ayam yang kaya vitamin A. Konsumsi vitamin A yang berlebihan saat hamil berisiko kelainan bawaan pada janin.
7. Kacang kedelai
Kacang-kacangan adalah makanan penambah darah lainnya, salah satunya kacang kedelai. Ada sekitar 4 miligram zat besi dalam 100 gram kacang kedelai. Selain itu, ada beragam kacang-kacangan yang dapat menambah darah, misalnya kacang hijau, kacang merah, kacang polong, dan kacang lentil.
8. Bayam
Kandungan nutrisi dalam bayam berperan penting untuk menambah darah. Ada sekitar 5,7 miligram zat besi dalam 100 gram bayam, sehingga dapat meningkatkan pembentukan sel darah merah secara alami. Bayam juga kaya akan nutrisi lain, misalnya vitamin C, vitamin A, vitamin E, asam folat, serat, protein, dan kalsium.
Selain itu, ada beragam makanan penambah darah yang bisa dikonsumsi, misalnya buah delima, buah anggur, dan buah bit, yang kaya zat besi.
Selain kekurangan nutrisi yang penting untuk produksi sel darah merah, ada beragam kondisi yang meningkatkan risiko kurang darah, misalnya diet ekstrem, lansia, kehamilan, dan pengidap penyakit tertentu, seperti gagal ginjal, autoimun, gangguan penyerapan makanan, dan kanker.
Jika Anda memiliki faktor risiko kurang darah, konsultasikan ke dokter untuk mengetahui cara-cara mencegah anemia, misalnya suplemen atau jenis makanan yang perlu dikonsumsi untuk menambah darah sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Anda.