Ketahui Proses Terjadinya Menstruasi dan Hormon yang Berperan

Ketahui Proses Terjadinya Menstruasi dan Hormon yang Berperan

Menstruasi adalah lapisan rahim yang dilepaskan setiap bulan, kecuali ketika hamil. Menstruasi dialami oleh setiap perempuan, mulai dari tahap pubertas hingga berhenti sepenuhnya ketika menopause. Bagaimana proses terjadinya menstruasi dan apa saja hormon yang berperan?

Kelancaran siklus menstruasi dipengaruhi oleh empat hormon, yaitu hormon estrogen, hormon progesteron, hormon luteinizing, dan hormon perangsang folikel (FSH). Ingin tahu lebih lanjut mengenai proses terjadinya menstruasi dan hormon-hormon yang berperan? Berikut informasi selengkapnya.

Bagaimana Proses Menstruasi Terjadi dan Apa Saja Hormon yang Berperan?

Proses menstruasi dimulai dari hormon perangsang folikel (FSH) yang mendorong folikel telur berkembang di ovarium. Jika sudah matang, telur menghasilkan estrogen yang menstimulasi lapisan rahim (endometrium), sehingga telur yang dibuahi semakin tebal dan dilengkapi dengan darah dan nutrisi. Peningkatan kadar estrogen akan mencegah sekresi FSH yang menghambat perkembangan telur selama siklus menstruasi. Ketika kadar estrogen meningkat, terjadilah ovulasi yang memicu pecahnya folikel dan mengeluarkan telur ke tuba falopi. Folikel yang pecah (corpus luteum) akan menghasilkan progesteron agar lapisan rahim siap untuk telur yang dibuahi. Jika dibuahi, estrogen dan progesteron akan dikeluarkan agar keutuhan lapisan rahim terjaga. Namun, jika telur tidak dibuahi, corpus luteum akan menghentikan produksi progesteron, sehingga kadar estrogen menurun. Ketika kadar hormon progesteron dan estrogen menurun, lapisan rahim luruh dan terjadilah menstruasi.

Selanjutnya, siklus menstruasi dimulai ketika kadar FSH meningkat dan kadar estrogen berkurang. Saat perimenopause, sensitivitas telur terhadap FSH berkurang, sehingga tidak berkembang. Telur yang tidak berkembang dengan optimal, memicu produksi estrogen berkurang, sehingga kadarnya tidak cukup untuk menstimulasi lonjakan LH yang dibutuhkan untuk ovulasi. Kondisi ini disebut dengan siklus anovulasi atau siklus tanpa ovulasi. Ketika folikel tidak pecah, corpus luteum tidak mampu menghasilkan progesteron. Kadar progesteron dan estrogen yang rendah memicu ketidakteraturan atau keparahan menstruasi.

Tips Menjalani Menstruasi dengan Lancar

Menstruasi kerap disertai dengan nyeri yang memicu ketidaknyamanan dan mengganggu aktivitas. Untuk mengurangi keluhan saat menstruasi, berikut beragam cara yang perlu diterapkan:

  • Penggunaan bantalan pemanas, untuk merilekskan otot-otot dan mengurangi kram.
  • Berolahraga. Latihan peregangan bisa dilakukan untuk mengurangi kram, misalnya berenang, yoga, dan jalan santai.
  • Minum air putih, untuk mengurangi kembung dan bengkak di tubuh.
  • Kompres hangat. Cara ini bermanfaat untuk mengendurkan otot dan mengurangi nyeri haid. Caranya, isi air hangat ke dalam botol atau bantal pemanas, lalu tempelkan ke perut.
  • Pijat. Pijatan lembut di area perut bermanfaat untuk merelaksasi otot-otot panggul dan mengurangi kram.
  • Minyak esensial, misalnya lavender, cengkeh, dan kayu manis, efektif mengurangi kram akibat menstruasi.
  • Mengubah pola makan. Tingkatkan asupan makanan yang kaya akan asam lemak omega-3, misalnya kacang-kacangan, biji-bijian, sayuran, dan buah-buahan, agar tubuh tetap sehat. Anda juga perlu mengonsumsi banyak cairan untuk mencegah dehidrasi yang memicu kram otot, misalnya air putih, teh herbal, atau kaldu dari sup.

Jika cara-cara di atas tidak efektif mengurangi nyeri akibat menstruasi, konsultasikan ke dokter untuk perawatan dan pengobatan yang tepat.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout