Ketahui Jenis Osteoporosis, Gejala, dan Pencegahannya

Ketahui jenis osteoporosis, gejala, dan pencegahannya

Ketahui Jenis Osteoporosis, Gejala, dan Pencegahannya

ditinjau oleh dr. Carlinda Nekawaty

Penyakit osteoporosis adalah berkurangnya kepadatan tulang, sehingga menyebabkan tulang keropos dan mudah patah. Penyakit ini bisa dialami oleh siapa saja, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Ada tiga jenis osteoporosis yang perlu diketahui. Ketahui lebih lanjut mengenai jenis-jenis osteoporosis dan penyebabnya.

Pada tahap awal, osteoporosis tidak menimbulkan gejala yang signifikan, sehingga kerap tidak disadari oleh penderitanya hingga mengalami patah tulang. Lalu, apa saja jenis, gejala, dan penyebab osteoporosis? Berikut informasi selengkapnya.

Jenis Osteoporosis

Osteoporosis terdiri dari dua jenis, yaitu osteoporosis primer dan osteoporosis sekunder. Berikut penjelasannya:

  1. Osteoporosis Primer

Osteoporosis primer terdiri dari dua jenis, yaitu osteoporosis idiopatik yang umumnya dialami oleh lansia dan osteoporosis juvenile yang dialami oleh anak-anak.

Hingga saat ini, penyebab osteoporosis idiopatik belum bisa dipastikan. Namun, usia atau penuaan adalah faktor yang kerap dikaitkan dengan osteoporosis idiopatik. Osteoporosis idiopatik dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

  • Osteoporosis tipe 1, yaitu osteoporosis yang umum dialami oleh perempuan yang kadar estrogennya berkurang akibat menopause.
  • Osteoporosis tipe 2 atau osteoporosis senilis, yaitu pengeroposan tulang akibat proses penuaan.

Sedangkan osteoporosis juvenile adalah jenis osteoporosis yang umum dialami oleh bayi dan anak-anak berusia antara 1-13 tahun. Hingga saat ini, penyebabnya belum bisa dipastikan. Namun, jenis ini jarang ditemukan.

2. Osteoporosis Sekunder

Osteoporosis sekunder adalah jenis osteoporosis yang disebabkan oleh faktor selain usia atau penuaan, yaitu penyakit tertentu atau konsumsi obat-obatan tertentu. Ada beragam faktor yang menyebabkan osteoporosis sekunder, yaitu:

  • Gangguan endokrin, misalnya sindrom Cushing, diabetes mellitus, hipertiroidisme, akromegali, dan hipogonadisme.
  • Penyakit genetik, misalnya fibrosis kistik, hiperkalsiuria, sindrom Ehlers-Danlos, dan sindrom Marfan.
  • Sindrom malabsorpsi atau kekurangan gizi, misalnya penyakit hati kronis, anoreksia nervosa, alkoholisme, serta kekurangan kalsium, protein, dan magnesium.
  • Penyakit peradangan, misalnya rheumatoid arthritis, penyakit Crohn, penyakit lupus, dan spondilitis ankilosa.
  • Gangguan hematologi, misalnya hemofilia, hemokromatosis, limfoma, leukemia, dan thalassemia.
  • Konsumsi obat-obatan tertentu, misalnya antipsikotik, antikonvulsan, penghambat pompa proton, dan furosemide.

Gejala Osteoporosis

Tulang perlu memperbarui dirinya terus-menerus agar tetap sehat dan kuat. Namun, penuaan menghambat kemampuan proses tersebut, sehingga tulang melemah dan mudah rapuh. Kondisi ini ditandai dengan beragam gejala, yaitu:

1. Tulang mudah patah

Pengeroposan tulang menyebabkan tulang mudah patah karena hal-hal ringan, misalnya terpeleset atau terjatuh. Tulang belakang dan tulang pinggul adalah area tulang yang kerap mengalami patah tulang.

2. Postur tubuh membungkuk

Ketika seseorang mengalami patah tulang di tulang belakang, bisa menyebabkan postur tubuh membungkuk secara perlahan. Meski demikian, gejala ini kerap tidak disadari oleh penderitanya, sehingga diketahui oleh penderitanya ketika sudah parah. Untuk mencegah hal ini, lakukan pemeriksaan tulang ke dokter secara rutin untuk mencegah kondisi memburuk.

3. Penyusutan tinggi badan

Gejala osteoporosis yang perlu diwaspadai berikutnya adalah penyusutan tinggi badan. Ketika tulang melemah dan mudah patah akibat pengeroposan tulang, tinggi badan akan berkurang secara perlahan. Penyusutan tinggi badan akibat osteoporosis ditandai dengan tinggi badan menyusut hingga lebih dari 3 sentimeter (cm). Kondisi ini perlu segera ditangani agar tidak memburuk dan menimbulkan komplikasi serius.

4. Sakit punggung tanpa alasan yang jelas

Sakit punggung tanpa alasan yang jelas juga kerap dialami oleh orang yang mengalami pengeroposan tulang. Sakit punggung yang disebabkan oleh osteoporosis umumnya muncul secara tiba-tiba dan disertai dengan nyeri luar biasa, sehingga menyebabkan penderitanya sulit bergerak. 

5. Gusi menyusut

Dikutip dari NIH Osteoporosis and Related Bone Disease National Resource Center, osteoporosis dikaitkan dengan kesehatan gigi dan gusi yang tidak terjaga dengan baik. Hal ini dikarenakan gusi dan gigi disangga oleh tulang rahang. Ketika seseorang mengalami pengeroposan tulang, kepadatan tulang rahang juga akan berkurang, sehingga garis gusi menyusut. Jika Anda mengalami kondisi ini, konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.

6. Kekuatan genggaman melemah

Pengeroposan tulang juga bisa menyebabkan melemahnya kekuatan genggaman. Dikutip dari penelitian yang dipublikasikan di jurnal Orthopaedic Surgery, pengeroposan pada tulang rangka menyebabkan kekuatan genggaman berkurang. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa menyebabkan seseorang sulit menjaga keseimbangan tubuhnya, sehingga meningkatkan risiko terjatuh dan patah tulang.

7. Kuku lemah dan rapuh

Kuku dan tulang sama-sama terbuat dari mineral. Oleh karena itu, ketika tubuh tidak mendapatkan asupan kalsium yang cukup atau tubuh tidak bisa menyerap kalsium secara optimal, kuku akan melemah dan menjadi rapuh.

Cara Mencegah Osteoporosis 

Pencegahan osteoporosis penting dilakukan sejak dini agar kesehatan dan kekuatan tulang terjaga di masa depan. Berikut beragam cara mencegah osteporosis yang bisa diterapkan:

1. Rutin berolahraga 

Berolahraga secara teratur bermanfaat untuk melatih otot dan tulang agar tetap sehat dan kuat. Salah satu jenis olahraga untuk memperkuat otot dan tulang yang bisa Anda lakukan adalah latihan angkat beban selama 30 menit sebanyak 3 kali seminggu.

2. Mencukupi kebutuhan vitamin D dan kalsium

Vitamin D dan kalsium adalah nutrisi yang berperan penting untuk meningkatkan kesehatan dan kekuatan tulang. Oleh karena itu, untuk mencukupi kebutuhan vitamin D dan kalsium harian, Anda dianjurkan untuk mengonsumsi makanan kaya vitamin D dan kalsium, misalnya kuning telur, hati sapi, keju, susu, yoghurt, kubis, bayam, kedelai, serta ikan berlemak, seperti salmon, mackerel, dan tuna.

3. Membatasi konsumsi minuman beralkohol 

Kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol dapat meningkatkan risiko osteoporosis. Oleh karena itu, batasi konsumsi minuman beralkohol untuk menjaga kesehatan dan kekuatan tulang di masa depan. Para ahli merekomendasikan batas konsumsi alkohol pada pria sebanyak 2 gelas per hari dan perempuan dewasa sebanyak 1 gelas per hari. Satu gelas minuman beralkohol setara dengan 350 ml bir atau 125 ml anggur.

4. Tidak merokok

Selain mengonsumsi minuman beralkohol, kebiasaan merokok adalah faktor risiko osteoporosis yang perlu dihindari sejak dini oleh laki-laki maupun perempuan. Selain itu, sebagian besar perempuan yang merokok berisiko mengalami kadar estrogen yang rendah dan menopause lebih awal, sehingga meningkatkan risiko osteoporosis.

Itulah penjelasan mengenai jenis, gejala, dan pencegahan osteoporosis yang perlu diketahui. Jika Anda memiliki faktor risiko osteoporosis atau mengalami gejala-gejala osteoporosis yang disebutkan sebelumnya, lakukan pemeriksaan kesehatan tulang ke dokter secara rutin untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Dengan begitu, dokter bisa memberikan penanganan yang sesuai kondisi Anda, sehingga risiko komplikasi serius bisa dicegah.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout