Ketahui Fakta Tentang Bakteri Penyebab Penyakit Sifilis dan Penanganannya

bakteri penyebab penyakit sifilis

Ketahui Fakta Tentang Bakteri Penyebab Penyakit Sifilis dan Penanganannya

Sifilis atau dikenal dengan istilah raja singa adalah penyakit menular seksual (PMS) yang ditularkan oleh bakteri Treponema Pallidum. Kondisi ini ditandai dengan beberapa gejala, misalnya luka kecil yang tidak terasa sakit di alat kelamin atau mulut. Ketahui lebih lanjut mengenai fakta seputar bakteri penyebab penyakit sifilis.

Penyebab umum sifilis adalah infeksi bakteri Treponema pallidum yang disebarkan dengan cepat. Jika tidak segera ditangani, sifilis memicu komplikasi yang serius, yaitu kerusakan otak, jantung, dan organ penting lainnya. Simak informasi selengkapnya mengenai bakteri penyebab penyakit sifilis, komplikasi, penanganan, dan pencegahannya di artikel ini.

Treponema Pallidum, Bakteri Penyebab Penyakit Sifilis yang Perlu Diwaspadai

Cara penularan sifilis yang umum dialami adalah kontak langsung dengan luka pengidapnya saat berhubungan seksual. Setelah terinfeksi, bakteri masuk ke tubuh dan ditandai dengan luka kecil di kulit. Sifilis juga berisiko ditularkan ketika berciuman dengan pengidapnya dan dari ibu hamil pengidap sifilis ke bayinya. Meski demikian, sifilis tidak ditularkan akibat penggunaan toilet, peralatan makan, pakaian, kolam renang, dan bak mandi. Jika ditangani dengan tepat, sifilis umumnya tidak akan kambuh. Namun, orang yang pernah mengidap sifilis rentan terinfeksi kembali ketika kontak langsung dengan luka pengidap sifilis.

Risiko Komplikasi Sifilis

Sifilis yang tidak segera diobati berisiko merusak organ-organ penting di tubuh. Berikut beragam risiko komplikasi sifilis jika tidak ditangani dengan tepat:

  • Gangguan neurologis, misalnya demensia, meningitis, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, inkontinensia urine, dan disfungsi seksual pada pria
  • Benjolan yang terbentuk di hati, tulang, kulit, atau organ lainnya. Untuk menghilangkan benjolan, bisa diberikan antibiotik.
  • Pembengkakan di arteri utama tubuh dan pembuluh darah, bahkan merusak katup jantung.
  • Meningkatkan risiko bayi lahir mati atau keguguran.
  • Berisiko tinggi terkena HIV. 

Penanganan Sifilis

Sifilis bisa diobati dengan pemberian suntikan antibiotik penisilin dan dosisnya disesuaikan dengan tingkat keparahan pengidap. Penanganan ini juga bisa dilakukan pada ibu hamil pengidap sifilis dan bayinya. Jika pengidap sifilis alergi penisilin, konsultasikan ke dokter terkait obat penggantinya. Selama menjalani perawatan, pengidap sifilis tidak diperbolehkan untuk berhubungan seksual hingga sembuh. Untuk mencegah penularan, sebaiknya diskusikan dengan pasangan mengenai kondisi yang dialami, sehingga pasangan bisa melakukan tes sifilis dan ditangani dengan tepat. Setelah menjalani perawatan, dokter akan meminta pasien untuk tes darah secara berkala yang bertujuan untuk memastikan sifilis sudah sembuh sepenuhnya.

Pencegahan Sifilis

Hingga saat ini, belum ada vaksinasi untuk mencegah penularan sifilis. Namun, Anda bisa menerapkan perilaku seksual yang aman. Berikut beragam cara yang perlu dilakukan agar terhindar dari sifilis:

  • Setia pada pasangan. Berganti pasangan seksual meningkatkan risiko sifilis dan penyakit menular seksual lainnya.
  • Pilih kondom lateks ketika berhubungan seksual untuk mencegah risiko penularan sifilis.
  • Menghindari penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan alkohol. Penggunaan obat-obatan terlarang dan alkohol meningkatkan risiko perilaku seksual yang tidak aman.
  • Tidak berhubungan seksual dalam periode tertentu.
  • Jika Anda memiliki riwayat penyakit seksual menular, sebaiknya diskusikan dengan pasangan. Dengan begitu, langkah-langkah pencegahan bisa dilakukan dan risiko penularan dikurangi.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout