Ketahui Cara Mengecek DBD pada Anak, Penanganan, dan Pencegahannya

cara mengecek dbd pada anak

Ketahui Cara Mengecek DBD pada Anak, Penanganan, dan Pencegahannya

ditinjau oleh dr. Carlinda Nekawaty

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. DBD dikenal memiliki reputasi yang menyeramkan, karena menjadi salah satu penyebab kematian anak yang tinggi di Asia, termasuk Indonesia. Namun, DBD pada anak memiliki tingkat keparahan yang berbeda-beda, misalnya anak dengan DBD yang ringan, bisa dirawat di rumah. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui gejala dan cara mengecek DBD pada anak agar bisa ditangani dengan tepat. Simak informasi selengkapnya mengenai gejala dan cara mengecek DBD pada anak di artikel ini.

Gejala DBD pada Anak

Gejala DBD umumnya muncul sekitar 4-10 hari setelah digigit nyamuk penyebab DBD dan berlangsung selama 2-7 hari. Gejala utama DBD pada anak adalah demam tinggi hingga mencapai 40 derajat Celsius. Selain itu, ada beberapa gejala yang mungkin muncul selama fase demam DBD, yaitu:

  • Nyeri pada otot, tulang, dan sendi
  • Sakit kepala yang parah
  • Nyeri di belakang mata
  • Mual dan muntah
  • Pembengkakan pada kelenjar
  • Ruam atau bintik-bintik merah hampir di seluruh tubuh

Demam pada anak bisa turun selama 1 hari hingga di bawah 38 derajat Celsius, namun bisa naik lagi. Ketika demamnya turun, anak memasuki masa kritis, karena berisiko mengalami DBD yang berat.

DBD yang berat bisa ditandai dengan gejala yang semakin parah dan berakibat fatal, seperti kebocoran pembuluh darah, penumpukan cairan pada rongga perut atau paru-paru, atau perdarahan parah.

Berikut gejala-gejala DBD berat yang perlu diwaspadai:

  • Sesak napas
  • Gusi berdarah
  • Sakit perut yang parah
  • Tangan dan kaki terasa basah dan dingin
  • Mual dan muntah terus-menerus
  • Gelisah dan kelelahan

Jika Anak mengalami salah satu gejala DBD berat di atas, segera bawa ke dokter untuk diberikan penanganan medis, sehingga risiko komplikasi bisa dicegah.

Cara Mengecek DBD pada Anak

Setelah konsultasi dan pemeriksaan fisik, dokter umumnya akan menyarankan beberapa pemeriksaan berikut untuk mengecek DBD pada anak:

  1. Tes Darah Lengkap

Tes ini bertujuan untuk memeriksa perubahan jumlah trombosit, leukosit, dan hematokrit dalam darah. Jika jumlah trombosit menurun dan jumlah hematokrit meningkat, bisa menandakan anak terinfeksi DBD.

Secara umum, kadar trombosit akan menurun hingga di bawah 150 ribu/mikroliter dan kadar leukosit akan menurun hingga di bawah 5.000/mikroliter. Sedangkan kadar hematokrit akan meningkat hingga 5-10%.

2. Tes Dengue NS1

Tes Dengue NS1 dilakukan untuk mendeteksi antigen virus dengue dalam darah. Agar efektif, tes ini sebaiknya dilakukan pada hari pertama hingga kelima setelah demam muncul. Jika hasilnya positif, maka anak terinfeksi DBD.

Jika hasilnya negatif, namun anak tetap mengalami gejala demam berdarah, lanjutkan dengan Tes Anti-Dengue IgG/IgM untuk memastikan DBD pada anak.

3. Tes Anti-Dengue IgG/IgM

Tes Anti-Dengue IgG/IgM dilakukan untuk memastikan DBD pada anak jika hasil tes sebelumnya negatif. Tes ini bertujuan untuk mendeteksi antibodi yang muncul sebagai respons terhadap infeksi virus dengue. Jika hasilnya positif, maka anak mengalami infeksi DBD akut dan harus segera diberikan penanganan medis yang maksimal.

Penanganan DBD pada Anak yang Tepat

Setelah konsultasi dan pemeriksaan oleh dokter, jika dokter menyatakan bahwa DBD yang dialami anak ringan, maka anak mungkin dapat dirawat di rumah. Untuk mengobati gejala DBD yang ringan pada anak, seperti demam, berikan anak parasetamol untuk mengurangi demam dan nyeri yang muncul.

Namun, hindari memberikan obat pereda rasa sakit, seperti ibuprofen dan aspirin tanpa petunjuk dokter, karena bisa memengaruhi kadar trombosit dalam darah dan meningkatkan risiko perdarahan.

Selain itu, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mendukung penanganan DBD pada anak di rumah, seperti:

  • Pastikan anak mendapat istirahat yang cukup
  • Kompres pada dada, dahi, ketiak, dan selangkangan anak
  • Memastikan kebutuhan cairan tubuh anak terpenuhi untuk mencegah dehidrasi, baik dalam bentuk makanan atau minuman
  • Berikan makanan sehat dan bergizi untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh anak selama proses pemulihan, sehingga lebih cepat sembuh

Selama perawatan di rumah, orang tua harus memantau perkembangan gejala yang dialami oleh anak. Jika anak mengalami dehidrasi, karena muntah terus-menerus atau kehilangan nafsu makan, segera bawa ke dokter untuk diberikan penanganan medis. Selama menjalani perawatan medis di rumah sakit, anak akan mendapatkan cairan melalui infus.

Pastikan orang tua tetap memperhatikan kondisi anak, meski demam anak sudah turun dan ia sudah terlihat sembuh. Jika anak mengalami salah satu dari gejala DBD serius yang sudah disebutkan sebelumnya, segara bawa ke IGD.

Pencegahan DBD pada Anak

Dikutip dari WHO, vaksinasi adalah upaya pencegahan dan pengendalian DBD yang efektif. Namun, vaksin DBD belum masuk ke dalam program imunisasi nasional yang disediakan di Puskesmas dan hanya bisa didapatkan di klinik atau rumah sakit tertentu. Pemberian vaksin BDB paling efektif jika diberikan pada anak usia 9-16 tahun sebanyak 3 kali, dengan jarak pemberian vaksin selama 6 bulan.

Selain itu, menghindari gigitan nyamuk yang membawa virus dengue bisa menjadi cara mencegah DBD pada anak yang efektif. Berikut beberapa cara mencegah gigitan nyamuk penyebab DBD yang bisa diterapkan di rumah:

  • Pastikan anak memakai baju dan celana tertutup, serta kaus kaki ketika ke luar rumah.
  • Pasang kawat antinyamuk pada pintu atau jendela.
  • Pasang kelambu untuk menutupi tempat tidur anak.
  • Keringkan genangan air di rumah.
  • Kuras wadah-wadah berisi air, seperti vas bunga dan bak mandi, untuk menghilangkan jentik-jentik nyamuk.
  • Gunakan obat nyamuk yang mengandung DEET atau minyak lemon eucalyptus sesuai petunjuk.
  • Batasi waktu anak untuk ke luar rumah, terutama di pagi dan sore hari.
  • Menimbun sampah bekas tidak terpakai, seperti ember dan kaleng, untuk mencegah nyamuk berkembang biak.
  • Rutin melakukan fogging.
  • Pastikan tidak ada tumpukan baju kotor di rumah.
  • Mengoleskan obat nyamuk di seluruh tubuh sebelum tidur di malam hari.

Lakukan cara-cara mencegah DBD di atas agar anak terhindar dari gigitan nyamuk penyebab DBD. Jika Anda bingung atau ada pertanyaan terkait cara mengecek atau mencegah DBD pada anak, konsultasikan ke dokter untuk saran dan rekomendasi yang tepat.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout