Ketahui Bahaya Hipotermia dan Hipertermia 

Ketahui Bahaya Hipotermia dan Hipertermia 

ditinjau oleh dr. Carlinda Nekawaty

Suhu tubuh tergantung pada kemampuan tubuh untuk mengatur keseimbangan antara panas yang diterima dan panas yang dikeluarkan dari tubuh. Agar kesehatan terjaga, penting untuk menjaga suhu tubuh tetap normal. Suhu tubuh yang rendah (hipotermia) atau suhu tubuh yang tinggi (hipertermia) berisiko mengganggu fungsi berbagai organ. 

Suhu tubuh yang normal menentukan kondisi kesehatan seseorang. Namun, ada beragam faktor yang memicu perubahan suhu tubuh, misalnya suhu lingkungan, aktivitas fisik berlebihan, dan kondisi dehidrasi. Jika dibiarkan, gangguan-gangguan tersebut dapat menimbulkan hipotermia atau hipertermia. Lalu, apa saja bahaya hipotermia dan hipertermia? Berikut informasi selengkapnya.

Dampak Hipotermia dan Hipertermia untuk Kesehatan Tubuh

Hipotermia dan hipertermia adalah kondisi yang tidak boleh dianggap enteng, karena bisa mengganggu fungsi organ tubuh dan menimbulkan komplikasi yang serius. Berikut penjelasannya:

1. Hipotermia.

Suhu tubuh rendah atau hipotermia adalah kondisi ketika suhu tubuh di bawah 35 derajat Celsius. Hipotermia adalah kondisi darurat yang berisiko menghambat pernapasan, aliran darah, dan fungsi organ penting, seperti jantung dan otak. Jika tidak ditangani dengan tepat, hipotermia berisiko kematian. Hipotermia bisa disebabkan oleh paparan suhu atau cuaca yang terlalu dingin. Hipotermia pada orang dewasa ditandai dengan gejala-gejala, misalnya sesak napas, menggigil, pusing, dan bicara tidak jelas. Penderita bahkan bisa hilang kesadaran atau koma. Sedangkan, hipotermia pada bayi ditandai dengan gejala berupa rewel, lemas, pucat, kulit dingin, dan tidak mau menyusu. Untuk mengatasi hipotermia, penderita perlu mengenakan pakaian yang tebal dan hangat, serta menjauhi area dingin dan mendekat ke sumber panas, seperti perapian. Jika Anda atau anggota keluarga mengalami gejala-gejala hipotermia yang disebutkan sebelumnya, segera lakukan langkah penanganan awal tersebut dan berkunjung ke dokter untuk pengobatan dan perawatan yang tepat.

2. Hipertermia.

Hipertermia adalah kondisi ketika suhu tubuh di atas 40 derajat Celsius. Kondisi ini disebabkan oleh ketidakmampuan sistem pendingin tubuh untuk menghadapi suhu yang terlalu panas, sehingga suhu tubuh meningkat secara tidak terkendali. Hipertermia ditandai dengan gejala-gejala, seperti kelelahan, sulit berkeringat, lemas, mual, muntah, kulit kemerahan, tekanan darah rendah, gangguan penglihatan, perubahan denyut jantung, pusing, dan kebingungan. Hipertermia tidak sama dengan demam. Demam adalah kenaikan suhu tubuh yang dikendalikan oleh sistem pengaturan suhu tubuh untuk melawan infeksi, sedangkan hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh yang tidak bisa dikendalikan oleh sistem pengaturan suhu tubuh. Demam umumnya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, sedangkan hipertermia umumnya tidak berkaitan dengan infeksi. Jika tidak segera ditangani, hipertermia berisiko menyebabkan kerusakan organ penting secara permanen, misalnya otak. Oleh karena itu, jika Anda atau anggota keluarga mengalami gejala-gejala hipertermia yang disebutkan sebelumnya, segera ke dokter untuk dipastikan penyebabnya dan diberikan penanganan yang tepat.

Selain denyut nadi dan tekanan darah, suhu tubuh adalah indikasi dari kondisi kesehatan seseorang. Oleh karena itu, penting untuk memantau suhu tubuh secara berkala dengan termometer di rumah untuk menilai kondisi kesehatan, terutama jika kondisi Anda tidak fit. Jika Anda mengalami suhu tubuh yang rendah atau tinggi dan disertai dengan gejala-gejala di atas, segera ke dokter untuk didiagnosis penyebabnya dan diberikan penanganan yang sesuai dengan kondisi Anda. Dengan begitu, risiko komplikasi yang serius bisa dikurangi. 

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout